Damon dan Evie berdiri di rerumputan di ujung gunung, tempat yang terasa begitu terpisah dari dunia. Angin malam berhembus lembut, membawa hawa dingin yang menusuk kulit, namun kehangatan dari kedekatan mereka membuat segala rasa dingin itu seakan tak ada. Mereka berdiri berdampingan, satu sama lain saling merasakan kehadiran yang tak bisa dijelaskan. Mereka menatap langit yang luas, seolah mencari jawaban pada setiap bintang yang bersinar di atas mereka.
Suasana malam itu begitu tenang, namun di dalam hati mereka, segala macam pertanyaan dan perasaan yang tak terungkapkan mengalir begitu deras. Damon membuka diri lebih banyak dari sebelumnya, mengungkapkan sisi dirinya yang belum pernah ia tunjukkan pada orang lain.
“Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya,” kata Damon pelan, suaranya serak. “Aku selalu berjuang untuk sesuatu yang lebih besar, tapi ternyata... ternyata aku lupa apa arti kebahagiaan yang sebenarnya. Aku selalu berpikir kalau aku bisa mengendalikan semuanya, aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Tapi denganmu, Evie, aku merasa... aku merasa kehilangan kendali.”
Evie menatapnya dengan penuh perhatian. Meskipun hatinya dipenuhi kebingungannya sendiri, ada sesuatu dalam kata-kata Damon yang menyentuhnya. Sebuah perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, perasaan yang datang dengan cepat dan mengguncang jiwanya. Sesuatu yang lebih dari sekadar rasa kasihan atau simpati.
“Aku... aku juga merasa terjebak, Damon,” Evie menjawab, suaranya bergetar. “Dunia ini... dunia yang kita jalani sekarang terasa begitu asing. Semua yang aku tahu tentang hidupku, tentang diriku, semuanya mulai kabur. Tapi setiap kali aku bersama kamu, aku merasa seperti ada yang mengerti aku, bahkan tanpa aku perlu menjelaskan.”
Damon menatapnya dalam-dalam, seolah mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Evie. Ada sesuatu yang mengikat mereka berdua lebih dalam, lebih dari sekadar kedekatan atau kepercayaan. Ini adalah rasa yang tak terucapkan, tetapi bisa mereka rasakan bersama.
Waktu berlalu begitu cepat, lebih cepat dari yang mereka duga. Malam yang seharusnya terasa panjang ini semakin mendekati akhir. Ketika Evie melihat jam di tangannya, ia terkejut. Jam sudah menunjukkan pukul 05.00, dan ia tahu, tak lama lagi matahari akan terbit. Damon harus kembali ke dunianya, dan mereka tidak akan bisa bersama seperti ini lagi untuk sementara waktu.
Damon menatap Evie dengan tatapan yang penuh makna. “Aku harus kembali ke tempatku. Waktu kita hampir habis,” katanya dengan suara rendah.
Evie mengangguk, meski hatinya terasa berat. Ia tahu, meskipun perasaan ini begitu kuat, mereka tidak bisa menahan waktu yang terus berjalan.
Damon mengulurkan tangannya untuk membantu Evie berdiri tegak. Dengan kekuatan luar biasa yang dimilikinya, ia mengangkat Evie dengan lembut, meskipun begitu pasti, seolah-olah dia adalah satu-satunya hal yang penting di dunia ini. Tanpa sepengetahuan Evie, sebuah senyuman kecil muncul di wajah Damon, meskipun itu hanya bayangan yang cepat lenyap. Dalam sekejap, tubuh mereka melayang, terbang melintasi angkasa yang gelap. Angin malam yang dingin berdesir di sekitar mereka, namun Evie tidak merasakan ketakutan. Sebaliknya, dia merasakan kedamaian yang luar biasa, seolah dunia berhenti berputar sejenak, dan hanya ada mereka berdua yang melayang di atas kota yang tenang.
Mereka terbang melewati gedung-gedung tinggi, lampu-lampu kota yang berkelap-kelip seperti bintang di bumi. Suasana malam yang hening terasa begitu mendalam, seolah-olah kota ini hanya milik mereka berdua. Tidak ada suara lain selain hembusan angin dan detak jantung Evie yang semakin cepat, berdegup seirama dengan ritme perjalanan mereka.
Evie menatap sekeliling, merasakan kedekatan dengan Damon yang begitu kuat, meskipun mereka tidak saling berbicara. Rasanya seperti mereka melampaui semua batasan yang ada di dunia ini, terlepas dari apa yang seharusnya mungkin atau tidak mungkin. Langit di atas mereka masih gelap, namun ada sentuhan lembut cahaya yang mulai merembes di ufuk timur, memberi kesan bahwa dunia perlahan-lahan terbangun. Bintang-bintang mulai memudar, namun tak ada yang bisa mengalihkan perhatian Evie dari Damon yang ada di sampingnya.
Semakin lama, mereka terbang lebih rendah, menuruni ketinggian untuk mendekati kawasan apartemen Evie. Gedung-gedung tinggi di bawah mereka mulai tampak lebih jelas, dengan cahaya jalanan yang temaram menggaris kota. Ada kedamaian dalam perjalanan ini, meskipun Evie bisa merasakan ketegangan yang ada di udara, antara mereka berdua, meski tak satu kata pun terucap.
Mereka akhirnya mendarat dengan perlahan di area sekitar apartemen Evie, namun Damon tidak langsung melepaskannya. Ia menahan sejenak, menatap Evie dengan tatapan yang penuh makna. Ada sesuatu yang belum bisa diungkapkan, namun keduanya merasakannya. Cahaya-cahaya dari lampu jalan mulai menyinari jalanan, namun belum cukup untuk mengusir kegelapan penuh yang masih menyelimuti mereka. Seperti ada janji yang tak terucapkan di antara mereka, sebuah perasaan yang terpendam jauh di dalam hati, meski tidak ada kata-kata yang keluar.
Damon menurunkan Evie dengan hati-hati, seolah-olah dia tidak ingin merusak momen itu. Mereka berdiri begitu dekat, hanya beberapa inci memisahkan tubuh mereka. Setiap detik yang berlalu terasa lebih panjang dari biasanya, dan Evie merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Begitu dekat, tetapi tak ada satu kata pun yang mampu keluar dari mulut mereka.
Cahaya subuh menjelang pagi yang lembut mulai menyusup dari horizon, namun belum cukup untuk menggantikan gelapnya malam. Lampu jalan berpendar dengan indahnya, menciptakan bayangan yang menari-nari di sekitar mereka. Damon masih berdiri di sana, tak bergerak, seolah menunggu sesuatu. Evie merasakan kebingungannya mulai memuncak, ada perasaan yang aneh dalam dirinya. Seolah-olah ada ketegangan yang meningkat di udara, dan dia tahu bahwa sesuatu akan terjadi. Sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, namun entah kenapa, dia merasa siap.
continue..

KAMU SEDANG MEMBACA
The VAMPIRE [HIAT]
Vampire- Di balik gemerlapnya Lavender City yang modern dan sibuk, tersembunyi sebuah rahasia kelam yang tak banyak diketahui oleh penduduknya. Sebuah kota yang hidup dengan ritme cepat dan penuh warna, namun di dalamnya, ada kekuatan purba yang mengintai...