Bermain peran adalah hal yang paling ahli untuk dilakukan oleh seorang wanita yang dikenal sebagai Winter Kim. Seorang mata-mata pemerintahan yang menggali informasi dari organisasi kriminal kelas kakap, serta seorang pembunuh berdarah dingin yang menghabisi musuh tanpa belas kasih.
Bagi para rekannya Winter Kim bagaikan seorang yang sangat mereka segani sedangkan bagi musuh, Winter Kim adalah bahaya yang harus mereka hindari.
Semua hal yang dimiliki oleh Winter Kim terlihat begitu menggoda namun juga sangat beracun disaat bersamaan. Sama seperti wajah cantiknya yang menyerupai dewi tapi menyembunyikan topeng pembunuh yang tidak segan-segan mengkuliti musuhnya dengan sadis.
Dan sekarang dengan senyum menawannya Winter mengeluarkan sebuah belati tumpul dibalik dres merah seksi yang dikenakannya.
"K-kumohon.. j-jangan bunuh aku."
Pria tua itu memohon dengan tubuh bergetar, keringat dingin terus keluar mencucur membasahi tubuh gemuk itu yang tampak menjijikan.
Malam yang pria itu pikir akan menjadi malam yang begitu menggairahkan, dengan wanita muda berwajah cantik dan seksi itu yang menghangatkan ranjangnya, malah menjadi malam paling mengerikan didalam hidupnya, saat dirinya kini telah berubah menjadi tawanan yang disekap tanpa bisa melakukan apapun.
Winter masih tersenyum, mengayunkan malas belati di tangannya untuk membelai wajah pucat pasi itu yang ketakutan.
"Kau takut padaku?" Winter bertanya dengan nada mengejek, menekan belatinya hingga berhasil mengiris sedikit daging dari kulit wajah bajingan tua itu
Pria tua itu meringis kesakitan, tapi tidak berani berteriak dengan keras dan hanya dapat melototkan kedua matanya seolah-olah wanita cantik didepannya adalah iblis yang paling menggerikan.
Sungguh, dirinya benar-benar tidak menyangka jika wanita cantik yang menggoda itu adalah iblis berdarah dingin yang merupakan orang yang harus mereka hindari.
Winter Kim, satu nama yang terdengar begitu menakutkan bagi mereka yang bergelut didalam dunia gelap ini. Layaknya malaikat maut yang menutupi jati dirinya dengan berpura-pura menjadi aphorodite.
"K-kumohon.."
"A-aku berjan–akhhh—"
Teriakan keras menggema saat Winter menusuk dada pria itu dengan belati tumpul yang ia miliki. Satu tangan Winter dengan mudah memutar belati ditangannya membuat teriakan penuh kesakitan itu semakin menggema.
"Aku akan membiarkanmu hidup asalkan kau mengatakan dimana kau menyembunyikan berlian itu." Winter berbisik dengan suara rendah menarik kembali belatinya membuat darah segar itu sekali lagi mengotori tubuh dan pakaian kurang bahannya
Pria tua itu menggigit bibirnya dalam-dalam, menatap Winter dengan tatapan mencemooh, melupakan sejenak ketakutannya begitu wanita sialan itu membahas tentang berlian yang selama ini ia sembunyikan.
"Katakan, dimana kau menyembunyikan itu?"
"Kau pelacur! Jangan harap aku akan mengata–akhhh–"
Teriakan penuh kesakitan itu kembali menggema saat Winter dengan santai memotong jari kelingking pria tua itu.
Winter tersenyum tipis, bangkit dari duduknya untuk melihat bagaimana tikus itu yang masih berani melawannya. Kakinya yang kini dilapisi sepatu heels tinggi yang runcing dengan mudah menekan paha pria itu itu hingga menghancurkan dagingnya.
"Akhhh l-lepas.."
Belati ditangan Winter kembali bertemu dengan wajah yang depenuhi darah itu. Winter menyeringai menundukkan sedikit tubuhnya untuk melihat wajah ketakutan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clandestino
FanfictionDark Romance | Mature 21+ "Budak." "Ternyata kau lebih menyukai menjadi budak ku dibandingkan kekasihku huh?" Jeno menarik kasar surai merah Winter dengan seringai setan yang tampak menyeramkan di wajah tampannya. "Baiklah, sekarang akan aku tunjukk...