Kini siang hari, aku sedang duduk di bawah pohon sembari meminum air putih dingin, beristirahat sejenak.
"Woy lagi santai kawan" Ucap seseorang yang mengagetkan ku
"Astaga, lu kagetin aja anjir." Celetuk ku melihat Onil yang datang
"Lah jadi ojol lu?" Tanya Onil
"Yaa dari pada Gak ada kerjaan, Mending gue ngojol aja" jawab ku tersenyum.
"Oh ya bukannya lu udah balik ke Jakarta ya?" Tanya Ku kepada Onil.
"Git eee sebenernya ada yang mau ketemu lu"
"Siapa?" Tanya ku heran dan penasaran.
Onil menoleh ke arah kanan, aku pun menoleh ke belakang dan melihat Chika, Mami Shani dan bayi yang dia gendong, Aku melihat Onil dan kembali melihat mereka.
"Nil? Maksud lu apa?" Tanya ku kepada Onil lalu pergi begitu saja
"Git!" Onil coba mengehentikan ku.
"Kak!" Panggil Chika
"Git!" Panggil mami Shani juga
Di situ aku langsung pergi dengan speda motor ku, aku menarik gas motor itu dengan kencang.
Mobil yang mereka kendarai mengejar ku tanpa aku sadari, aku pulang ke rumah dan di saat aku hendak masuk ke dalam rumah Chika memeluk ku dari belakang.
"Kak hiks"
Suara tangisan Chika yang sudah lama aku tidak dengar,
"Plis, Jangan pergi. Jangan hindari kita" ucapnya
"Maksud kalian apa datang?" Tanya ku datar
"Kak maaf hiks"
"Aku udah lama pengen ketemu Kaka tapi aku nggak tau harus cari Kakak kemana" jawab Chika
"Kalian kan sudah bahagia di sana, kenapa harus mencari ku?" Tanya ku kepada mereka
"Kebahagian kita hancur setelah Freya menikah git" jawab mami Shani
Aku menoleh ke arah mami Shani, mami Shani menatap ku serius dan sembari menggendong anaknya.
"Freya?" Ucap ku di benak pikiran itu.
"Aku sudah tidak tahan dengan semuanya git, mulai besok aku akan kembali ke Jakarta untuk mengurus perceraian saya dengan papa mu" ucap mami Shani
"Aku akan tinggal dengan kakak apapun kondisinya" sambung Chika
"Ada apa sebenarnya?" Tanya ku kembali di benak ku.
Aku berbalik ke arah Chika yang masih menangis, aku memeluknya dan mengusap air matanya.
"Maafin kakak juga" ucap ku kepada Chika.
Aku berjalan ke arah mami Shani dan memeluknya juga,
"Maaf mi" ucap ku juga
"It's okay, you're not wrong"
"Git tau gak, itu anak lu" bisik Onil
"Hah?" Kaget ku langsung melihat ke arah mami Shani yang tersenyum.
"Dua anak cukup kan kak?" Tanya Chika
"Eee ee ay ayo masuk" ucap ku grogi dan membuka pintu.
Kita pun masuk dan Onil menarik tangan ku kembali keluar.
"Ada titipan surat dari kakak gue, dan gue harap lu Dateng ya" ucap Onil
"Maksudnya?" Tanya ku heran.
"Kakak gue mau nikah git, gue mohon lu maafin dia ya" jawab Onil
"Aku gak bisa janji kalau masalah datengnya Nil, Gue gak apa apa" jawab ku tersenyum.
"Ehhh lu yang bener? Muka lu pengen nangis itu" jawab Onil meledek
"Anjir gue gak nangis kocak, Bilangin ke kak Sisca, Semoga Lancar pernikahannya" ucap ku kepada Onil
"Iya, tapi beneran kan lu gak apa apa?" Tanya Onil
"Iya, Ehh sini gue bisikin"
Onil pun mendekati ku dan aku membisikkan sesuatu.
"Yang bener? Dua duanya?" Tanya Onil heran.
"Yaaa kalau bisa dua kenapa nggak anjir" jawab ku
"Gila! Jangan lah. Mending satu aja" saran Onil
"Lah kasian yang satunya kalau pilih satu" jawab ku
"Aelah seterah lu deh, yang penting sekarang lu perbaiki hubungan lu sama adik lu itu" suruh Onil
"Siap pak bos" jawab ku kepada Onil.
..............

KAMU SEDANG MEMBACA
Argita Stories [END]
General FictionIni adalah lanjutan cerita dari My story stepmom. Setelah tiba di kota tujuan yaitu kota Pahlawan, entah apa yang akan di lakukan Argita di sini? 100% fiksi