Is It Love?

17 0 0
                                    

Liana's Pov

"Arght" erangku saat aku merasakan pusing dikepalaku. Aku melihat jam yang ku letakkan di meja samping tempat tidurku. Masih jam 4 pagi? Oh God yang benar saja, ini masih terlalu pagi untuk bangun pergi ke sekolah.

Aku hendak memejamkan mataku, namun kejadian itu terlintas kembali di kepala ku. Kemarin aku menemani kak Al di rumah sakit, aku mendekap tubuhku sendiri saat mengingat kemarin pria yang ku dambakan memeluk tubuhku.

Ingatan lain muncul di kepalaku, ketika Ia begitu khawatir kepada kak Meysha, bahkan tak sama sekali melihat ke arah ku saat dia berbicara kepadaku.

Dadaku kembali terasa sesak seperti tertimpa sesuatu yang sangat berat saat aku mengingat kembali sosoknya yang menggenggam erat tangan gadisnya, menciumnya dengan sangat lembut dan menatapnya seolah gadis itu adalah udara yang sangat ia butuhkan untuk hidup.

Aku meneteskan air mata, entah sudah berapa ribu tetesan air mata yang ku keluarkan untuk dia. Aku menyayanginya sejak hampir 2 tahun lalu, dan sekarang aku masih terus menangisinya walau dia sudah bersama orang lain.

"Kau harusnya tau diri Li..." kata ku lirih pada diriku sendiri, membuat dadaku kian tercekat bahkan rasanya seperti ruangan ini tidak lagi memiliki udara yang cukup untuk ku hirup.

"Kau tak lebih dari adik kelasnya, kau sangat bodoh Li..." kali ini kata-kata ku bahkan sangat pelan bahkan sangat sulit untuk ku dengar sendiri. Aku terus menangis bahkan hingga air mataku mengering sendiri dan aku kembali terlelap.

Aku kembali terbangun saat alarmku berbunyi, aku meraih ponsel yang ku letakkan di meja ada 2 pesan disana.

From : Kak Keanu

Hei, apa aku mengganggu tidur mu? Ku harap tidak bisakah kita bicara sepulang sekolah?

From : Kak Keanu

Kau belum bangun ya? Baiklah, temui aku di depan perpustakaan sepulang sekolah nanti ya. Tidur yang nyenyak kutu buku.

Kak Keanu adalah kapten basket di sekolah kami dan Dia adalah sahabat baik Al, dia satu-satunya orang dekat Al yang mengetahui bahwa aku menyukai Al. Sudah lama kami menjadi sangat dekat. bahkan kami sempat beberapa kali jalan dan makan malam bersama, dia selalu berkata aku harus melupakan Al. Entahlah, dia sama saja seperti Chery.

Aku terdiam sebentar sebelum akhirnya aku tersadar aku belum membalas pesannya.

To : Kak Keanu

Oke aku akan menemui mu. Dan berhentilah mengatakan aku kutu buku tuan player!

Player? Ku rasa dia lebih dari seorang player bayangkan saja dia berpacaran dengan 6 orang gadis di sekolah tanpa ketahuan sama sekali apalagi kata yang lebih pantas selain player? Oh baiklah, lupakan Keanu aku harus bergegas ke sekolah.

"Kau ingin daddy menjemput mu?" Tanya daddy saat aku hendak turun dari mobil. Ya daddy dan mommy terlalu khawatir untuk mengizinkan ku berkendara ke sekolah jadi setiap pagi daddy mengantarku dan aku akan pulang menggunakan MRT.

"Ku kabarkan nanti lewat pesan" aku membuka pintu dan keluar dari mobil.

Melambaikan tangan, dan membiarkan mobil daddy berlalu sebelum aku memasuki sekolah.

Aku berharap tidak melihat Al hari ini. Tidak, aku tidak membencinya karena dia mencium gadisnya. Aku malu karena dia pasti melihatku menahan tangis kemarin, aku berharap semoga dia tidak tau alasan ku menangis.

"Liana" suara itu memanggil ku, suara yang sangat ku kenal. Aku mengumpat dalam hati mulai mencaci maki dengan takdir yang menimpaku hari ini, baru saja aku berharap tidak melihatnya sekarang dia malah memanggil namaku dan berjalan mendekat ke arahku, dan bodohnya bukannya melarikan diri aku malah membalikkan badan ku dan tersenyum kepadanya.

"Y..yya?" Tanyaku gugup, aku menggenggam kuat tali tas selempang di tubuhku.

"Kau meninggalkan ini kemarin, apa kau tidak menyukainya?" Dia mengangkat kantung yang berisi snack dan minuman yang dia berikan padaku kemarin.

Bodoh kenapa aku meninggalkannya? Itu sangat berarti untuk ku

"A... aku.. aku menyukainya. Hanya saja aku lupa membawanya karena terburu buru" jawabku mencari alasan yang pas.

"Ku kira kau tak suka. Baiklah ini untuk mu" dia menyerahkan kan kantung itu padaku.

"Terimakasih. Baiklah aku akan pergi" aku mengambil kantung itu dan membalikkan badan hendak pergi dari hadapannya.

"Li, tunggu" dia berlari mengejarku dan berhenti tepat di depan ku.

Jantung sialan, mengapa dia berdetak begitu kencang, berhentilah sebelum Al mendengarnya!

"Kau..." dia terdiam. Ayolah jangan membuatku semakin gugup.

"Bagaimana aku mengatakannya? Kau... kemarin terlihat seperti ingin menangis, apa aku berbuat sesuatu yang menyakitimu?" Dia melanjutkan omongannya

Ya! Kau menyakitiku dengan mencium gadismu! Kau menyakiti ku dengan berada disampingnya! Kata-kata yang keluar dari hatiku itu terus bergemuruh di otak ku membuat nafas ku terasa sangat berat.

"Tidak, aku hanya terharu melihat kau begitu menyayangi Kak Meysha" otak dan hatiku mungkin sedang mencaci maki lidahku karena mengeluarkan kata yang sangat bertolak belakang dengan apa yang kurasakan.

"Syukurlah. Ku kira aku menyakitimu, aku terus memikirkan hal ini semalam hingga aku susah tidur" terdengar ada nada lega di dalam kata-katanya.

Jantungku pun kembali berdegup kencang mendengar kata kata yang keluar dari mulutnya. Apa tidak salah? Kak Al memikirkan ku semalaman? Hingga susah tidur? Semua kutukan ku tentang takdir hari ini seperti sirna karena kata-katanya.

Wajahku panas, oh tidak! Apa wajahku memerah? Jangan ku mohon jangan memerah didepannya!

"Hmm Li? Ku rasa aku akan ke kelas sekarang. Sampai jumpa lagi ya, ku harap kita bisa menjadi dekat" dia tersenyum dan berlalu dari hadapanku.

Senyumku mengembang seketika. Aku sangat bahagia sungguh aku sangat bahagia bahkan senyum itu seakan sangat sulit untuk ku hilangkan dari wajahku saat ini. Kau dengar? Dia ingin dekat dengan ku. Astaga dewi fortuna sedang disisi ku? Aku masih terus tersenyum bahkan sekarang aku meloncat loncat seperti orang bodoh.

Maaf part ini cuma dikit, saya janji akan mempublish part berikutnya. Terimakasih sangat banyak untuk yang sudah membaca :)
.
.
.
.
Foto diatas itu foto Meysha yaa

My Lil AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang