CHAPTER 73

520 89 4
                                    

***


Pagi hari.

Terlihat beberapa orang yang tengah menatap sendu pada gundukan tanah yang kini terdapat beberapa taburan bunga.

Diantara orang orang itu, ada gita yang berdiri dibawah pohon yang tak jauh dari sana. Ia hanya menatap pada feny, christy dan cindy yang kini tengah menangis dan ibu mereka yang tampak menenangkan putri putrinya yang kini menangis sedih.

Entah kenapa gita merasa kasihan pada mereka, padahal seharusnya ia juga merasakan sakit seperti yang mereka rasakan. Tapi gita tak merasakan itu, ia hanya merasa kasihan pada tiga gadis kecil yang umurnya tak jauh beda darinya.

Gita menatap pada awan yang terbentang luas diatas sana, semilir angin terasa menerpa wajahnya dan rasa nyaman ia rasakan.

Tiba tiba setetes air mata keluar dari sudut matanya dan mengalir membasahi pipinya. Gita pun memejamkan matanya dan merasakan sejuknya udara yang menerpa tubuhnya.

Dan saat gita membuka matanya, suasana pemakaman sudah sepi dan hanya ada dia sendiri dan awan hitam yang menandakan hujan akan turun.

Entah sejak kapan orang orang pergi dari pemakaman, tapi yang jelas saat ini hanya ada dia seorang disana.

Gita pun menatap pada gundukan tanah itu dan tiba tiba kakinya tergerak untuk mendekat. Kini gita sudah berdiri didepan makam gerald dan tepat saat itu juga hujan turun dengan deras.

Tiba tiba gita kembali mengingat saat pertama kali ia bertemu dengan gerald dan saat itu juga air matanya mengalir namun tersamarkan dengan tetesan air hujan.

Beberapa saat menangis, gita pun kembali mengangkat wajahnya dan menatap langit dengan mata yang terpejam. Tiba tiba saja sebuah payung menghalangi air hujan yang mengguyur tubuhnya.

Ia pun membuka matanya dan menatap pada seseorang yang kini tangan berdiri disampingnya sambil memegang sebuah payung untuk menutupi tubuh mereka dari guyuran air hujan.

"Kau benar benar ibunya." Gumam gita pelan.

"Kenapa?" Tanya orang itu.

"Caramu sama seperti saat aku pertama kali bertemu denganya." Ujar gita mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan gerald.

Wanita tua itu tampak tertawa mendendengar ungkapan dari gita barusan.

"Kau juga benar benar anaknya, caramu menyembunyikan luka dan tampak tegar dihadapan semua orang.. itu sama persis denganya." Ujar wanita tua itu.

"Jika kau ingin menagis, menangis lah.. aku akan menunggumu disini dan mengantarmu pulang jika kau sudah merasa lebih lega." Lanjutnya tulus.

"Tidak perlu repot repot mengantarku, aku bisa pulang sendiri." Ucap gita menolak dengan sopan.

"Maaf, tapi aku tidak menerima penolakan." Tegas wanita tua itu.

"Baiklah terserah kau saja, tapi boleh kah aku minta satu hal?" Tanya gita pada wanita tua itu.

Wanita tua itu tampak menatap gita dengan pandangan heran.

"Apa itu?" Heran wanita tua itu.

"Bisakah kau menunggu dibawah pohon itu?" Ucap gita. "Dan biarkan aku menikmati guyuran air hujan saat ini." Lanjutnya.

Wanita tua itu hanya mengangguk dan berjalan menuju pohon tempat gita berdiri tadi dan kembali menatap pada gadis kecil yang kini ada didepanya itu.

***

Kalian Rumahku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang