" Selamat dari pelecehan itu seperti hidup namun lumpuh dan bisu seumur hidup. "
-AncalaPanggilan nya terus menerus tidak terjawab oleh orang tuanya ancala itu namun Rachel berusaha mengirimkan pesan kepada orang tua Ancala.
Sementara Rachel berada di luar ICU dokter memeriksa keadaan gadis yang sedang terbaring di kasur rumah sakit itu, keadaan semakin membaik hanya tinggal tunggu ia sadar.
Selang beberapa jam kemudian Ancala perlahan membuka mata nya melihat ke sekelilingnya yang tampak kabur dimatanya. Ia melihat rachel yang sedang tertidur disebelah tangan kanannya.
Tanpa sadar ternyata ia membangunkan Rachel yang sedang tertidur. Rachel mengusap usap matanya melihat kearah Ancala yang sudah sadarkan diri saat itu.
" Cal... Kamu udah sadar? Gimana? Ada yang sakit?"
Gadis yang terbaring itu hanya menatap kosong ke arah pintu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun atau menengok kearahnya.
Berulang kali Rachel menanyakan hal yang sama namun tidak ada respon dari gadis itu. Ancala terus menerus dengan tatapan kosongnya seperti jiwanya telah lama direnggut sang pencipta. Hingga akhirnya pelupuk matanya sudah tak sanggup menahan tangis nya.
Dengan sigap gadis yang duduk di kursi itu langsung menyeka airmata nya lalu memeluknya hingga Ancala tak sanggup membendung air matanya lagi. Ia menangis di pelukan Rachel, seperti rasa sakitnya tersalurkan ia terus-menerus ada di posisi seperti itu.
" Maaf.. "
Hanya sepatah kata yang mampu Rachel keluarkan pada saat itu padanya karena rasa
bersalah nya ia terus-menerus merasakan sakit di dadanya rasa sesak nya tak bisa ia jelaskan.Setelah Ancala mulai tenang ia melepaskan pelukannya lalu membaringkannya di kasur rumah sakit itu walaupun Ancala berada dalam keadaan sadar matanya tidak menutup sama sakali, namun ia menurut pada Rachel.
" Takut.. aku takut... "
Airmata Rachel kembali membasahi pipinya saat mendengar Ancala dengan kata-kata nya yang singkat namun menyakitkan itu.
" Jangan takut aku ada di sini... Cepet sembuh... Nanti kita muncak ke Rinjani! " Ucapnya yang sedang berusaha menyembunyikan kesedihannya itu.
Perempuan itu kembali tidak merespon apa yang Rachel katakan, namun Rachel mengerti keadaan nya seperti apa jadi dia membiarkan nya.
Seorang suster yang memasuki ruangan tersebut lalu mengecek keadaan nya, sambil memberitahukan pesan dokter yang ingin menemui nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thalassophile.
Teen Fiction" sampai bertemu di gerhana berikutnya. " " di kehidupan lain? " Rachel yang selalu di tampar oleh realita di caci maki oleh keadaan, cinta nya yang tak kunjung berakhir dengan kebahagiaan, luka yang dulu ia rasakan hingga sekarang dan harapan nya...