28

23 6 0
                                    

.

.

.

.
"Akhirnya sudah sampai di Indonesia" Risa meregangkan otot-ototnya setelah turun dari pesawat sore ini

" Appa, Mas Riki mana? Ayo, ke mas Riki" Hyein menarik narch pakaian sang ayah sambil merengek, tak lama setelah itu

"Aaa! Hein terbang! Appa appa, tolong!" Hyein berteriak takut ketika merasakan tubuhnya melayang tanpa pegangan dari Ayah maupun Ibunya. Balita itu terus merengek, meminta tolong untuk diturunkan dengan suara compreng yang memekakkan telinga

Riki langsung menurunkan keponakannya lalu mengusap telinganya sendiri, dia berjongkok menyamakan tinggi dengan Hyein "Suara Hyein kok tambah cempreng?"

Hyein yang melihat Riki di dekatnya langsung bersorak ramai dan melompat kegirangan "Mas Riki! Hein kangen, ayo main-main!"

"Iya, ayo pulang dulu" Riki berdiri dan menggendong Hyein "ini mbak, mas, ada Juan"

Risa dan Mahesa dapat melihat Juan yang datang lalu menyelami tangan mereka satu persatu "Riki nakal disini mbak"

"Eh! Enggak kok sekarang" sahut Riki
Risa menatap Riki tajam "Emang nakal banget, maaf ya Juan, kamu repot gara-gara ngurusin Riki"

"Juan nggak ngurusin Riki selama ini, soalnya kita baru-" ucapan Juan belum diselesaikan

"Em, Ceritanya panjang. Ayo ke apart dulu. Juan nginep di apartemenku malam ini kan?" "Sela Riki yang diangguki oleh Juan, kemudian Riki melihat ke arah kakaknya

"Ada yang perlu Riki omongin mbak"

.

"Jadi?" Tanya Risa setelah mendengar cerita adiknya

"Jadi, Riki harus gimana?"

"Tetap pulang ke Jogja, Biarkan dia"

"Loh? terus Echa gimana?"

"Kamu man ngerawat anaknya orang?hamil diluar nikah lagi. Nanti masih ada masalah agama kalian yang beda. Ibu tau masalah ini?" pertanyaan itu digelengi pelan oleh Riki

"Juga keputusan Echa sendiri, kan? Pergi tampa pamit ke kamu. Dia nggak mau jadi beban buat kamu" Imbuh Risa "Jangan maksa, Kalo kalian memang nggak jodoh"

Riki menghela napas "Iya mbak. Maaf kalo selama ini Riki bohong sama mbak Risa"

Risa hanya mengangguk. lalu masuk kedalam kamar. Meninggalkan adiknya yang tengah merenung melihat pemandangan kota Jakarta malam ini, memikirkan keadaan gadisnya, yang mungkin akan meninggalkannya untuk selamanya

"De'e mek lewat nang njero uripmu nggak tinggal buat jadi jodohmu"

Riki menoleh menatap Juan yang baru saja berucap "Aku juga ngerti, tapi susah ngerelain dia pergi gitu"

"First love ya kan? Aku belum pernah liat kamu suka sama orang" Juan ikut melihat pemandangan kota di depan "Aku yakin nanti di sekolan kita dulu bakal banyak yang baru. Temen temen kita pasti pangling liat kamu glow up"

Riki terkekeh "Kok sampe pangling? aku juga ga glow up. Apanya yang mau dipanglingin?"

Juan hanya tersenyum tipis "Ada yang beda dari kamu, lihat minggu depan kalau kita balik" Ucapnya "tapi,"

Riki kembali menoleh kepada Juan, "Tapi apa?"

"Kamu, nggak jadi pindah ke Jakarta, kan? kamu bilang karena akan mencari Echa, kamu sampe pindah ke sini"

"Eng-gak kok, aku gak jadi pindah. Dan, akan belajar melupakan Echa"

"Karena, tak selalu cinta pertama menjadi yang selamanya"









BERSAMBUNG

Na.yya☘︎

[✔] Buku Tanpa Judul [OPEN PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang