1.

7 1 0
                                    

Nanase Kiyo, seorang HRD di sebuah perusahaan ternama sedang mengecek beberapa dokumen tentang perekrutan pegawai baru gelombang terkini di kantornya. Dia sangat sibuk, saking sibuknya dia bahkan lupa waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Ponselnya mendadak bergetar, ketika dilihat, itu adalah panggilan masuk dari sahabatnya, Nakagawa Asa. Tanpa pikir panjang, Kiyo mengangkat panggilan masuk itu.

"Hmm, kenapa?" tanya Kiyo, tapi dengan mata yang masih lengket ke beberapa dokumen didepan matanya.

(LO SADAR GA SI INI UDAH JAM BERAPA????) tanya Asa dengan nada meninggi dari balik ponsel.

Hal itu membuat Kiyo sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya, "iya tau. Masih jam 7 malam kan?"

(JAM 7 MALAM GIGI LO! LIAT JAM SEKARANG!)

Kiyo langsung menoleh ke jam dinding yang ada di ruangannya, dia terkejut ternyata sekarang sudah jam 9 malam.

(SEE? Kebiasaan kerja lupa waktu. Gue sama yang lain udah dibawah, di lobby kantor lo. Lo udahan kerja sekarang atau gue jemput paksa sama yang lain keatas)

Telepon di tutup sepihak.

Kiyo menghela nafas, akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri kedelapan sahabatnya yang sudah menunggu dibawah. Daripada dijemput paksa, lebih baik menurut.

Ketika sudah sampai di lobby, sudah ada Nasha, Asa, Hyoma, Tabito, Eita, Reo, Seishiro, dan Hiori. Sahabat sejati Kiyo sejak masa SMP. Terhitung mereka sudah menjadi teman selama 16 tahun.

"Nah, udah dateng, yuk?" Reo langsung berdiri begitu saja. Hal itu membuat Seishiro yang sedang bersandar di punggungnya hampir jatuh.

"Bisa kasih aba-aba dulu ga kalo mau berdiri?"

Reo menoleh kearah Seishiro, "dih? Sapa suruh nyender di punggung gue?"

"Eh eh udah udah, ayok kita pergi makan. Perut gue udah bunyi, ayo ayo kita pergi," kata Tabito sambil merangkul Seishiro lalu berjalan keluar dari gedung kantor Kiyo.

Ketika sudah sampai di tempat parkir, Hyoma membawa mobilnya sendiri karena selesai diperbaiki di bengkel, sementara yang lainnya memilih untuk naik mobil SUV milik Reo. Namun kali ini Tabito yang menyetir.

Di mobil, Eita bernyanyi dengan suaranya yang tidak seberapa itu. Reo yang berada disampingnya itu ingin sekali menyumpal mulut Eita menggunakan tisu. Namun secara kebetulan tisu di mobilnya sedang habis.

"Dimanakaaahhh...akan kucari pengganti dirimu....entah dimana....oh dimana...." Eita terus bernyanyi seakan-akan didalam mobil itu tidak hanya ada dirinya saja.

"Duh itu mulutnya bisa diem dulu gak seh?" tanya Asa dari bangku belakang.

Eita tidak peduli dengan ucapan Asa. Tabito yang sedang menyetir dengan cepat mematikan radio agar Eita berhenti bernyanyi.

"LHAAAAAAAA kok dimatiin? Gue masih belom selesai????" protes Eita.

"Suara lo jelek. Bakat terpendam mending dipendem aja," balas Tabito.

Nasha yang duduk disamping Tabito hanya bisa menahan tawa. Sementara itu Reo tertawa terbahak-bahak, diikuti oleh Hiori dari kursi paling belakang.

Eita memasang muka melas, "monyet."

Tabito menahan tawa. Walaupun dia tahu sahabatnya itu sedang dalam masa-masa galau karena baru saja menyudahi hubungan yang sudah terjalin selama empat tahun. Tapi tetap saja, bakat terpendam, mending dipendam saja. Untuk Eita.

Sesampainya ditempat makan, mereka pun turun. Hyoma juga sudah sampai dan memarkirkan mobilnya disamping mobil Reo.

Mereka bersembilan pun masuk kedalam restoran dan melihat kondisi restoran sudah sepi. Karena si pemilik restoran, Shidou Ryusei, menambah jam buka untuk teman-teman masa sekolahnya yang ingin makan disana.

24/7 BUDDIESWhere stories live. Discover now