Jasper tengah menyusun karya hasil dari tangannya itu dengan hati-hati, ia tersenyum melihat bagaimana kerajinan yang ia buat begitu menarik dan epik. Seperti pot bunga, mug, asbak, miniatur dengan berbagai motif dan warna. Ia mengelap tangannya pada apron yang ia kenakan, tak lama handphone nya berdering menunjukan sebuah pesan baru. Ia tersenyum kepada dua karyawannya yang memperhatikannya.
"Hari ini aku percayakan toko pada kalian berdua, aku akan pergi berbelanja untuk perlengkapan pottery." Jasper melepas apron yang ia kenakan kemudian menggantungnya.
"You cant count on us Jass, u know that!" ucap Sena dengan ceria. Sena dan Jena adalah dua saudara kembar yang bekerja untuk Jassy selama satu tahun ini.
Jasper tersenyum dan kemudian mengangguk lantas pergi meninggalkan toko, LA lumayan panas hari ini.
Jasper menyusuri trotoar untuk menyebrang, jalan lumayan senggang karena ini bukan jalan utama. Ia tersenyum sembari menyapa para pedadang lain yang berjualan di pinggir trotoar, mereka semua mengenal Jasper karena kepribadian Jasper yang ceria dan hangat membuat mereka menyukainya.
"Morning Jassy, wanna have some orange?" sapa salah satu pedagang disana, Mr. Thumnus pedagang jeruk yang sudah berumur.
"Morning Mr. Thumnus, mybe i can have one of them" Jasper memperlihatkan deretan gigi rapinya pada pak tua itu.
Jassy berjalan sembari mengambil satu jeruk, kemudian melambai pada pak thumnus.
"Morning Jass!" sapa Tony si penjual koran
"Ey morning bro, apa ada berita terbaru?" tanya Jass berhenti sebentar pada booth Tony.
"Naur, berita akhir-akhir ini tidak ada yang menarik" Tony mencebikan bibirnya.
Jass sedikit tertawa, kemudian berlalu meninggalan Tony setelah menepuk bahu Tony. Di sepanjang jalan nyaris semuanya menyapa Jasper, tak jarang Jasper akan berhenti sebentar untuk membantu pedagang yang sedang ramai atau barang yang terjatuh.
Saat sampai di perempatan ia berhenti sebentar untuk menengok kanan dan kiri memastikan apa ada kendaraan yang akan lewat, ia tersenyum dan melangkah saat dirasa jalanan tidak ada kendaran.
Namun tak berselang lama ia bisa mendengar suara mobil yang melaju lumayan kencang ke arahnya. Saat ia menengok ia mendapati mobil bentley berwarna hitam yang melaju ke arahnya.
Jasper melebarkan matanya saat dirasa ia susah untuk bergerak menghindar, Jasper merasa tubuhnya kaku. Namun takdir masih berpihak padanya, mobil mewah tersebut hanya menyerempet Jassper yang membuat nya sedikit terpental. Ia terjatuh di pinggir trotoar sembari memegangi kakinya ya ia rasa terkilir.
Jasper meringis, "Awhh"
Mobil bentley hitam itu nampak berhenti di tengah jalan kemudian mundur untuk menyetarakan dengan Jasper. Tak lama keluarlah seorang pria tinggi yang keluar dari dalam mobil itu, ia segera menghampiri Jassper yang masih terduduk.
Jassper menengadah ke atas guna melihat orang yang sudah menabraknya, pandangan kedua orang itu bertemu. Waktu seolah terhenti, keempat iris itu bertabrakan, angin membuat suasana semakin konkrit. Angin membuat rambut pria itu dan Jasper berterbangan. Jika dilihat lebih dekat, pria itu sangat terpesona dengan wajah Jasper. Ia tak berkedip.
"Astaga, maafkan aku."
Pria itu tak lama tersadar dan menolong Jasper untuk berdiri, ia membawa Jasper ke tepi yang dimana ada sebuah bangku disana dan kemudian ia mendudukan Jasper. Pria itu berjongkok dan melihat kaki Jasper yang sedikit membiru.
"Maafkan aku, kau terluka. Sepertinya terkilir, aku sedikit buru-buru. Maaf" pria itu memegang kedua tangan Jasper, ia berbicara dengan raut penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK BLOOD[SUNGJAKE]
Teen Fiction[Boyslove] A love story about Salvatore and Jasper.. Cinta mereka tulus, tetapi mereka menghadapi rintangan dari prasangka sosial, dan ketakutan akan kehilangan. Dalam setiap momen bersama, mereka belajar bahwa cinta sejati membutuhkan kebera...