Chapter 18 : Epilogue

8.3K 408 31
                                    

Jace's POV

Agustus telah tiba. Tak terasa liburan musim panasku akan segera selesai dalam hitungan satu hari, yaitu besok. Dan besok juga, adalah hari dimana aku akan memulai hidup baru, sebagai murid kelas 2 SMA, dan anak sah dari Alpha Emmet Tequilla Maddison. Entah mengapa, aku serasa tidak ingin meninggalkan nama 'White' dariku. Namun aku merasa namaku lebih sexy ketika menggunakan nama marga ayahku, Maddison "Jace Louis Maddison". Sexy, right?

Nathan, yang tadi ikut latihan werewolf bersama kami, sudah pulang duluan. Entah mengapa, anak itu suka menghilang duluan dengan cepat. Sementara itu, aku masih sangat bersemangat berlatih dengan tim resmiku. Joe, Kristen, aku dan ayahku. Aku masih berdiri dengan memasang posisi kuda-kuda, sementara ayahku diseberang sana, masih menatapku dengan posisi defensive siap untuk bertahan.

"Hit me now!!!" Kata ayahku berseru menepuk tangannya kepadaku. Aku berlari dengan cepat, ia memperkuat posisinya, ketika aku melayangkan sebuah pukulan, Joe dan Kristen bersorak tak percaya, Emmet langsung membuat sebuah blokade dengan kedua tangan besarnya, aku merunduk.

"Ciaaa!!!" Serangku memukul perutnya yang tak terlindung, dug! Ayahku goyah, blokadenya gagal. Kusikut lenganku, dengan sedikit melompat kutendang dagunya dengan lutut kaki kananku. Ia terhempas ke udara setinggi 2 meter.

"Unbelievable!!" Kristen bersorak. Aku tersenyum.

Lalu aku melompat tinggi, kaki kiriku sudah sangat siap dengan kekuatan regenerasi yang kukeluarkan, kakiku kiriku melayang memberikan sebuah tendangan menyamping dengan aura berwarna biru keluar dari kakiku.

BAM!! Tendangan kakiku tepat menendang dadanya.

"Arggh!!" Teriak ayahku kecil, ia langsung terhempas lebih dari 10 meter didepanku. Ia melayang terhempas bagaikan daun yang terhempas angin, namun ia memutar tubuhnya diudara, dan ia kembali mendarat dengan sempurna ditanah, seperti melakukan spiderman's crawl.

"Wow!" You've just getting stronger, son!!" Kata ayahku. Joe dan Kristen bertepuk tangan.

"O'oo... Alpha sorry, I gotta go home.. My daddy needs me now!" Kata Joe, ia bangkit dari tanah dimana ia tadi duduk.

"I'm going too... Thanks for today Alpha!" Kata Kristen, ia bangkit dan langsung pergi ke hutan dalam rupa serigalanya. Semua orang pergi, namun kami berdua masih latihan. Kali ini, aku mengembangkan kemampuan menyerang dengan tendanganku. Alpha Em, maksudku, ayahku, berkata bahwa kekuatan kaki lincah adalah kunci kekuatan werewolf akrobatik.

"Wanna try again?" Ayahku masih menawari. Aku mencoba melesit lagi seperti cheetah, namun... uggh, aku malah terperosok kedepan, dadaku terseret ditanah, terasa begitu sakit karena setiap goresan yang timbul. Ayahku tertawa lepas.

"Nak.. nak.. Aku tahu semangatmu memang benar-benar kuat sekarang.. But you need to watch your stamina, too!" Kata ayahku, memberi tangan untukku bangkit. Kuterima tangan kanannya itu. Aku tersenyum ringan melihat sosoknya. Kukeluarkan penyembuhan cepat dari kedua telapak tanganku, dan kutempelkan tepat didadaku yang berdarah. Sebentar, keluar aura penyembuhanku yang bersinar berwarna biru, dengan rasa terbakar dan membeku dari luka yang mengering dan memulih.

"Hey.. Wanna see something that would make you happy?" Tanya Ayahku. Aku mengangguk.

"Follow me, kid! Haha!" Kata ayahku terdengar seperi seorang bajak laut. Aku berjalan mengikuti ia. Hey.. Dia membawaku ke sebuah rumah kaca. Terdapat Elder Lyla sedang merawat beberapa tanamannya. Wow... Tempat ini sangat indah. Seperti sebuah kebun indoor, dengan tanaman paling besar ditengah, sebuah kaktus raksasa dengan bunganya yang besar juga berwarna merah kekuningan. Ada beberapa tanaman labu, namun hanya 1 hal yang paling mencolok kulihat disini. Yaitu mawar putih yang hampir mendominasi setiap pot bunga.

No Flower Without Rain [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang