Short Story-Real Story
(One Part)Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata. Ada penambahan dan pengurangan di beberapa bagian jalan ceritanya.
***
Jika mengagumi adalah caraku dari jauh untuk mencintaimu, maka akan ku lakukan meski 4 tahun ini kau tidak akan pernah mengerti apa yang ku rasakan.
Diam.
Ya diam adalah kata yang tepat untuk merangkai semua rasa ini. Ku harap suatu saat kau bisa melihatku. Melihatku meski hanya sebatas yang tidak ku inginkan.
Seperti hari-hari biasanya, ku teguk segelas Susu yang sudah disiapkan oleh Mama. Setelah membantu Mama menyelesaikan segala hal yang ada di Rumah, ku nyalakan Mobil kesayanganku untuk pergi ke Kampus. Aku adalah seorang Mahasiswi semester Tujuh di sebuah Perguruan tinggi di Kota Bandung. Namaku Nayka Adila Putri. Hampir semua temanku memanggilku dengan nama Nayka. Tapi tidak untuk Mama. Mama lebih menyukai memanggilku dengan panggilan Putri. Mungkin baginya aku seorang Putri Kerajaan yang cantik jelita.
Perjalananku pagi ini sangat menyenangkan. Kalian tahu kenapa karena kemarin baru saja Dosen Wali ku mengatakan jika IP ku menjadi IP tertinggi kedua di kelas. Tentu saja itu hal yang cukup menggembirakan. Jalanku pun menjadi lebih ringan ketika memasuki pelataran kampus. Namun, tidak begitu lama seseorang menepukku dari belakang dan ternyata dia Hendri. Hendri adalah teman sekelasku yang sering digosipkan olehku. Memang dari awal semester aku suka menggodanya. Bahkan saat Ospek pun kami sering bercanda. Aku tahu dia cukup tampan dan banyak Perempuan di kampus yang menyukainya dan berdekatan dengannya. Senyumnya yang sangat menawan itu mungkin membuat para Gadis di Kampus banyak yang menyukainya bahkan mengaguminya. Sama sepertiku yang mengagumi sosoknya ini. Dia adalah lelaki yang periang dan usianya diatasku. Mungkin untuk memanggilnya dengan sebutan 'Kakak' tidak akan mungkin ku lakukan. Mengapa? karena dengan Wajahnya yang imut itu dia lebih pantas menjadi adikku.
"Hei."
"Hen, kamu ngagetin aja."
"Gak lah. Kamu yang dari tadi melamun saja."
Kami masuk ke dalam Kelas seperti biasa. Ia duduk agak jauh dariku, sedangkan aku pasti berkumpul dengan ketiga teman dekatku.
"Sudah dari tadi ?" tanyaku pada Aima. Diantara aku, Aima, Inaya, dan Sheila. Aima lah yang sering masuk diantara kami berempat.
"Iya." jawabnya santai.
Semester tujuh ini adalah semester yang mendekati ujung akhir kami para Mahasiswa tingkat akhir berada di Kampus. Aku merasa banyak hal yang sudah aku lewatkan di Kampus ini. termasuk ketika ia masuk dan dengan kebiasaannya duduk paling belakang agar bisa bersandar dengan Tembok. Mataku yang sedari tadi tak bisa lepas melihat gerak-geriknya ini.
Jemmy.
Nama yang selalu menghiasiku selama tiga setengah tahun ini dan ini sangat melelahkan.
"Ehh." Aima menyenggolku kembali.
"Mbak, ih apa'an sih." Aima cengar-cengir sendiri karena aku tertangkap basah sedang melihat Jemmy.
"Apa sih yang kamu tunggu Nay? Tiga setengah tahun diam? kalau kamu memang suka bilang aja tapi pakai cara yang istimewa. Ingat kamu cewek Nay? jangan merendahkan dirimu." lagi dan lagi Aima menasehatiku. Usianya yang terpaut tiga tahun diatasku membuatku cukup terbantu ketika banyak masalah dengan siapapun.
"Tapi Mbak, sulit tahu gak?"
Dengusku kesal. Aima sering memberitahuku jika cara menunjukkan kesukaan cewek ke Cowok tuh kurang lebih dengan memberikan perhatian, memberi sinyal-sinyal mendekatinya dan memberikan dia sesuatu mungkin seperti Cupcake atau coklat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Take My hand ( Cerpen-Complete )
Short StoryWarning: 18+ hanya untuk 18 tahun ke atas! Short Story-Real Story *** Jika mengagumi adalah caraku dari jauh untuk mencintaimu, maka akan ku lakukan meski 4 tahun ini kau tidak akan pernah mengerti apa yang ku rasakan. Diam. Ya diam adalah kata yang...