EP 19

599 55 1
                                    

Hong dan Lego sedang mendengarkan penjelasan dosen di depan. Hari ini mereka ada kuliah pagi. Hanya dua jam setelah itu mereka bebas.

"Nanti aku mau beli makanan dulu lalu antar ke kelas P'Will. Kau mau ikut?" tanya Lego.

"Enggak. Nut tak ingin apapun. Katanya aku disuruh langsung pulang aja setelah dari club sepak bola."

Lego mengangguk. Ia cukup senang dengan hubungan kakak dan sahabatnya. Mereka seperti pasangan yang sudah lama menjalin hubungan. Kadang bertengkar, kadang pelukan. Meski begitu keduanya saling peduli. Keduanya saling terbuka, kemanapun mereka selalu ijin pasangannya.

"Terasa enggak sih kau sama P'Nut sudah tiga bulan lebih loh. Rekor terlama hubunganmu!"

Hong hanya mengendikkan bahu. Jadi Lego tak meneruskan obrolan mereka. Setelah kelas mereka usai, keduanya berjalan terpisah. Lego akan ke kantin untuk membeli makanan. Sedangkan Hong akan mengunjungi kelas Tui.

Sore harinya setelah dari klub sepak bola, Hong kembali ke asrama lebih dulu. Tui masih ke gudang peralatan membantu mengembalikan bola dan alat lainnya.

Saat sampai di depan asrama, Hong melihat pasangan orang tua yang celingak-celinguk mengintip bagian dalam asrama. Karena kasihan, ia pun menghampiri mereka.

"Maaf, Paman dan Bibi mencari seseorang?" tanya Hong sopan.

Dua orang itu menoleh menatap pemuda manis yang menyapa mereka.

"Kami orang tua salah satu mahasiswa yang tinggal di asrama ini. Kami ingin mengunjunginya, tapi kami tak memberi kabar lebih dulu. Maksudnya mau memberi kejutan," ujar wanita paruh baya itu.

"Oh, begitu. Saya juga tinggal di asrama ini. Apa ingin saya panggilkan putra kalian agar datang ke sini?" tawar Hong dengan senyum ramah.

"Boleh," balas sang pria paruh baya. "Putra kami namanya Nut. Dia mahasiswa tahun ketiga."

Deg.

Hong terkejut tentu saja. Ia sungguh tak menyangka jika dua orang yang tak sengaja ia sapa adalah orang tua kekasihnya.

"Apa kau tak mengenalnya?" tanya sang bibi setelah melihat Hong terdiam cukup lama.

"Maaf, Bi. Saya cuma kaget saat tahu kalian orang tua Nut." Hong menunduk merasa tak enak.

"Kau mengenal putra kami?" tanya paman.

"Saya mengenalnya, Paman. Kebetulan kami satu lantai dan kamar kami berhadapan," jujur Hong.

"Wah, bukankah jadi lebih mudah!" seru bibi senang.

Hong menggaruk tengkuknya. "Maaf, Bi. Kalo sekarang saya tidak bisa memanggilkannya."

"Kenapa?"

"Nut masih ada kelas, Paman. Kemungkinan baru selesai satu jam lagi."

Kedua orang tua Nut menghela napas kecewa. Padahal mereka sudah menyempatkan diri untuk mengunjungi putra tunggal mereka, ternyata malah tak bisa ketemu.

Hong bisa menyadari raut kecewa calon mertuanya. Ia jadi ingat orang tuanya sendiri.

"Jika saya boleh memberi saran, bagaimana jika kalian menunggu Nut pulang. Nanti bisa sekalian makan malam bersama juga."

"Menunggu di sini?" tanya paman dengan mata memicing.

Sebelum Hong menjawab, ia melihat kedatangan dua sahabatnya. Ia pun melambai agar mereka mendekat.

Saat sampai di dekat Hong, Lego langsung melotot terkejut melihat paman dan bibinya.

"Paman, Bibi, kenapa kalian di sini?" Lego langsung saja memeluk orang tua Nut bergantian.

Ex Playboy (BL) ✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang