"Eomma, tenang saja. Aku akan membawa Sooji segera untuk bertemu kalian. Jinjjaro."
"...."
"Hmm, keuno."
Seorang pemuda baru saja mematikan sambungan di ponselnya saat tiba-tiba benda itu kembali berbunyi dan bergetar secara bersamaan, menandakan sebuah panggilan masuk di ponselnya.
"Yoboseyo?"
"...."
"Sudah keluar? Geure, aku akan kesana sekarang."
....
Bau menyengat khas rumah sakit langsung tercium begitu pemuda itu menginjakkan kakinya di sebuah bangunan besar yang didominasi warna putih. Rumah Sakit Haewon. Dengan tergesa, Ia berjalan di lorong rumah sakit hingga akhirnya berhenti di depan sebuah ruangan.
Tok.. tok.. tok..
"Silahkan masuk."
Pemuda itu menggerakkan kakinya, memasuki sebuah ruangan yang penuh berbagai macam alat untuk memeriksa pasien.
"Eoh, Myungsoo, duduklah," kata seorang pria dengan jas putih khas para dokter.
"Kenapa kau? Dimana Dokter Shin?" tanya Myungsoo mendapati pria di hadapannya bukanlah dokter yang memeriksanya sebelumnya, melainkan merupakan sunbae-nya saat sekolah dulu yang kebetulan merupakan dokter di rumah sakit ini.
"Ada salah satu pasien Dokter Shin yang tiba-tiba kritis jadi dia menyuruhku untuk membacakan hasilnya. Selain itu, ya... karena kau sudah mengenalku."
Myungsoo mengangguk mengerti. Ia pun menjatuhkan pantatnya ke atas kursi dengan bantalan berwarna biru. Matanya kini menatap pemuda di hadapannya. "Jadi, Dokter, bagaimana hasilnya?" tanyanya langsung ke topik utama.
"Eiy, panggil aku Hyung seperti biasa."
"Ne, Hyung."
Dokter bermarga Lee itu berdehem pelan. Tangannya bergerak membuka laci dan mengeluarkan sebuah amplop putih berlogo Rumah Sakit Haewon. Dibukanya perlahan amplop tersebut.
"Aku sebenarnya belum melihat isinya dan baru akan membacanya. Kebetulan sekali kau sudah sampai. Kau ingin membaca sendiri atau kubacakan?"
"Bacakan saja! Kau kan dokternya."
"Kim Myungsoo kau...."
....
Angin terlihat begitu bersemangat menerbangkan dedaunan kering yang lepas dari tangkainya. Menerbangkannya perlahan hingga akhirnya menyentuh permukaan tanah. Hawa dingin pun ikut terasa setiap angin berhembus sedikit lebih kencang. Hari yang cukup dingin semenjak musim gugur dimulai.
Kim myungsoo.
Pemuda itu terduduk di sebuah kursi kayu berwarna coklat dengan pinggiran besi hitam di tengah taman sebuah rumah sakit ternama di Kota Seoul, Rumah Sakit Haewon. Tangan kanannya mengepal begitu erat hingga membuat buku-buku jarinya memutih, sedangkan tangan kirinya tengah menggenggam sebuah amplop putih berlogokan rumah sakit tempat Ia berada sekarang.
Leukimia?
Benarkah Ia mengidap penyakit itu sekarang? Ia merasa sehat dan tidak mempunyai penyakit apapun. Pasti hasil pemeriksaan itu salah. Benar, pasti salah.
"Itu karena daya tahan tubuhmu yang kuat jadi kau tidak begitu mudah lelah, tidak seperti pasien leukimia yang lain. Lagipula ini hal yang baik karena penyakitmu terdeteksi lebih awal. Banyak diluar sana yang divonis setelah penyakitnya parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Gone | Myungsoo x Suzy
FanfictionDi depan sebuah bangunan berwarna putih, seorang gadis dengan sebuah payung yang tertutup di genggamannya terlihat tengah menunggu seseorang sambil mengamati rintikan air langit yang jatuh membasahi permukaan bumi, membuat sebuah aroma khas hujan me...