Before You Loss Bag (Ending)

2.4K 50 0
                                    


***
Alvin menatap gadis yang duduk di hadapannya. Gadis yang sangat cantik. Auranya pun begitu membuat Alvin terpesona sesaat.

"Lo ada apa nyuruh gue ketemu lo" Alvin tersadar. Ia menatap gadis di hadapannya penuh rasa penasaran. Entah Alvin sama sekali tidak mampu menebaknya.

"Shilla"

Shilla menatap pria di hadapannya heran.. Pemuda ini menemuinya tadi setelah ia meninggalkan kantor Rio, dan laki-laki itu mengatakan ada suatu hal penting yang menyangkut dirinya dengan rio juga masa lalu Rio yang jujur ingin ssekali ia tahu. Dan akhirnya tibalah mereka disini. Saling berhadapan dan terpisah jarak hanya dengan sebuah meja.

"Alvin. Gue gak ada waktu banyak apa yang ingin lo katakan"

"Shilla gue tau lo adalah gadis yang baik. Dan gue yakin lo tau pasti apa yang seharusnya lo lakukan setelah gue mengungkapkan apa yang gak lo tahu selama ini"

Shilla memandang Alvin. Ia memiringkan kepalanya dan menatap lekat Alvin

"Apa yang gak gue tau?"

"Masa lalu Mario dan Alyssa"

Shilla mengernyitkan dahinya. Apa maksud pemuda di hadapannya. Mario Stevano dia kekasihnya, lalu Ify Alyssa.

Deg..

Jantung Shilla serasa berhenti seketika. Ify dan Alyssa seakan dua kata itu membentuk suatu reaksi yang sangat menyakitkan di hatinya. Shilla menatap Alvin mencoba memastikan apa yang coba ia terka dalam hatinya

"Ify Alyssa?" Tanya Shilla. Alvin menatap Shilla ia tahu wanita di hadapannya saat ini sedang bergetar. Sesungguhnya pemuda itu berat mengatakan semua ini. Ia tahu gadis di hadapannya sangatlah baik namun ini semua demi Ify.

"Gue tau lo kenal siapa dia. Selain karyawan di perusahaan kekasih lo dia adalah masa lalu Rio yang telah tergantikan oleh kehadiran lo" Kata Alvin sambil menatap Shilla yang langsung terdiam dengan tatapan kosong.

"Lo gak boong sama gue. Lo bukan niat buat hancurin hubungan gue sama Rio. Lo.." Shilla menghentikan bicaranya menatap Alvin yang membalas menatapnya. Shilla menyadari bahwa dirinya amatlah kacau. Ify dan Alyssa. Ify Alyssa. Mario.. Haling. Shilla menggeleng sambil menatap Alvin

"Jelasin" Ucap Shilla dingin sambil menatap Alvin kosong. Alvin tersenyum miring membalas tatapan kosong Shilla.

"Ada satu hal yang gak lo sadari bahwa di dekat lo seorang gadis yang selama empat tahun menderita semakin lo buat menderita. Gadis polos, gadis yang teramat baik dan gadis MALANG" Ujar Alvin dengan menekan kata terakhirnya yang berhasil membuat Shilla mendengus.

"Lo cantik Shilla, lo punya segalanya. Bahkan hati lo sangatlah lembut. Lo gak pernah menyadari apa yang sesungguhnya ada di hati lo. Lo gak pernah mencintai Rio. Lo hanya iba, lo hanya kasian dan rasa bersalah lo yang buat lo ingin jauh mengenal Rio namun hati lo hanya menempatkan rio di luar dinding hati saja lo gak pernah mengijinkannya masuk lebih dalam. Itu lah hati lo yang sebenarnya"

Alvin menarik nafasnya lalu kembali menatap Shilla, ia meraih tangan Shilla yang ada di atas meja dan mengusapnya lembut. Tatapan dan senyuman Alvin pun melembut. Shilla melirik tangannya lalu mendongakkan kepalanya hingga tatapan mereka bertemu. Shilla kembali menunduk

"Lalu bagaimana kalau gue gak bisa mengikhlaskan Rio"

Alvin tersenyum lalu mengendikkan bahu. Melihat reaksi Alvin, Shilla pun mengernyitkan dahinya.

"Seperti yang gue bilang hati lo itu sangatlah lembut. Jadi lo akan tau apa yang harus lo lakukan. Yang jelas lo tidak harus memikirkan hati lo sendiri. Karena ini menyangkut banyak hati." Alvin bangkit dari duduknya. Lalu ia berbalik akan beranjak namun langkahnya terhenti saat Shilla memanggilnya.

"Vin. Would you help me" Alvin mengangkat alisnya lalu menatap Shilla yang memasang raut memohon. Perlahan kepala Alvin bergerak ke atas ke bawah dengan senyum yang masih terpampang indah di wajah Chinese pemuda itu. Melihat itu Shilla membalas senyum Alvin tipis sangat tipis. Setelah itu mereka beriringan beranjak dari cafe tersebut

Waktu yang akan menjawab permainan apa lagi yang akan di main kan oleh sang takdir. Akan kah malaikat bersosok pemuda itu berhasil membaikan takdir yang dulu teramat kejam itu. Kita lihatlah nanti.

***
Ify menatap Alvin tak percaya. Pemuda itu gila begitu pikirnya. Sementara Alvin yang di tatap Ify hanya tersenyum tenang. Alvin mendekati Ify. Pemuda itu duduk di samping gadis itu.

"Lo percaya kan sama gue?" Tanya Alvin sambil melirik Ify yang bersedekap dada sambil mengembungkan pipinya dengan bibir mengerucut. Alvin terkikik geli melihat gadis sahabatnya ini. Alvin mengacak rambut Ify membuat gadis itu mendengus

"Tapi Vin ini pasti akan menyakiti mbak Shilla dan tentunya gue. Lo gak mikir itu hah. Gue.."

"Hushh. Percaya sama gue ya. Semua akan baik-baik saja. Bahkan semua akan kembali lagi ke lo. Oke bisa kan percaya sama gue" Ify memalingkan wajah dan mendengus tak lama ia pun mengangguk.

***
Rio menatap Shilla yang terdiam sedari tadi di sofa ruangannya. Terlihat di mata pemuda itu gadisnya nampak memainkan ujung cardigan gadis itu membuat Rio mengernyit bingung. Ada apa dengan gadisnya? Begitu tanyanya dalam hati. Rio pun bangkit dari duduknya. Lalu bersimpuh di hadapan Shilla. Satu tangannya meraih tangan Shilla dan mengusapnya, satu lagi mengacak lembut rambut Shilla.

Shilla menundukkan kepalanya dalam. Shilla bingung apa yang harus ia lakukan. Memang ia menyadari apa yang di katakan pemuda itu benar adanya. Ia sama sekali tidak merasakan apapun pada pemuda di hadapannya. Sayang? Mungkin benar. Namun bukan sayang dalam arti sesungguhnya. Mungkin hanya sayang seorang adik pada kakak pemudanya. Ya sebatas itu.

"Yo" Panggil Shilla membuat Rio menatapnya. "Aku mau tau apa yang kamu rasakan saat bersama Ify" Rio terpaku. Shilla tersenyum namun hanya menarik satu sudut bibirnya saja.

Rio menatap Shilla. Pemuda itu menangkup pipi Shilla. Menatap Shilla dalam dengan sorotan tajam membuat Shilla gusar.

"Apa maksudmu"

"Ify dia adalah orang yang kamu cintai di masa lalumu bahkan saat ini"

***
Ify merutuki jantungnya yang terus memompanya tanpa henti dan membuat akalnya sulit terkendali. Oh my heart please your be calm for me (?). Batin Ify. Ia kembali melirik sosok pemuda yang duduk di hadapannya.

"Iy.. iya pak ada apa pak Rio memanggil saya" Pemuda itu, Rio menatap gadis di depannya.

'Temukan apa yang hatimu cari'

Rio mencoba menatap mata Ify. Mencoba mencari sesuatu di sana. Sedangkan Ify kembali merutuk, namun bukan merutuki jantungnya lagi namun sikap pemuda di depannya yang terus menatapnya.

"Ify.." Ify mendongakkan kepalanya. Apa yang dia dengar tadi. Pemuda itu memanggilnya. Bukan.. bukan dari siapa yang menyebut namanya. Coba kalian dengar pemuda itu memanggil namanya dengan nada yang teramat berbeda. Sangat halus dan seakan menariknya kembali ke pemudanya yang dulu.

"Siapa lo?" Tanya Rio halus namun penuh ketegasan di sana. Ify menunduk. Di matanya telah membumbung air yang siap tergenang sekali ia berkedip.

"Jawab gue. Kenapa lo diam. Siapa lo. Dan apa gue" Ify meneguk ludahnya. Ia berdiri dari duduknya dan mencoba menatap pemuda yang menjadi atasannya.

"Maaf pak. Saya tidak mengerti apa yang anda katakan. Maaf pak kerjaan saya menumpuk. Kalau begitu saya permisi" Belum saja Ify melangkahkan kaki keluar tiba-tiba tubuhnya di tarik dan kini ify merakan ada yang mendekapnya. Ify mencoba melepas pelukan tersebut namun yang ada pelukan itu semakin mengerat.

"Pak tolong lepas saya. Nanti ada karyawan yang masuk terlebih mbak Shilla pasti akan salah sangka. Dan saya tidak.."

Cupp

Ify terpaku saat ia merasakan sentuhan lembut di puncak kepalanya. Dan tubuhnya hampir ambruk saat ia mendengar kalimat yang sangat halus di telinganya.

"Maaf" Ify langsung melepas paksa tubuhnya dari pelukan Rio. Lalu ia berbalik dan pergi dari ruangan itu, namun langkahnya langsung terhenti saat di pintu seorang gadis berdiri dengan senyum yang terlihat sangat tulus.

"Fy kamu mau kemana?"
Melihat Shilla berdiri di hadapannya sontak membuat Ify gusar. Ify mengekor mata melirik Shilla. Terlihat Shilla melangkah maju dan tanpa sadar Ify melangkah mundur. Hingga..

Bughh

Ify merasakan tubuhnya menabrak sesuatu. Dan ia merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Ify menatap pinggangnya lalu mendongak menghadap pemilik tangan yang melingkar di pinggangnya. Rio.

"Fy. Makasih ya atas ketulusan hati lo. Gue kembalikan Rio ke lo"

"Mbak.."

"Gue dan rio gak pernah saling mencintai. Gue dengan rasa bersalah gue dan Rio bersama bayang-bayang lo yang dia lupakan. Dan kami baru menyadari sekarang." Ify terpaku.

"Fy maafkan gue. Ijinkan gue untuk kembali dan bantu gue untuk mengingat lo seutuhnya"

Ify berbalik menghadap Rio. Ia kembali menatap wajah itu, ia berani membalas tatapan itu kembali. Seketika isaknya pecah membuat Rio langsung menarik gadis itu di dekapnya.

"Lo jahat Yo.. lo jahat.. Lo tahu seberapa tersiksanya gue. Gue nunggu lo selama empat tahun yo. Gue percaya lo kembali. Gue percaya lo akan nepati janji lo. Saat lo ninggalin gue secara tiba-tiba apa lo tau seberapa tersiksanya gue Rio. Gue bertahan. Gue percaya lo kembali. Tapi.. Tapi.."

Cupp

Ify kembali terpaku untuk kesekian kalinya saat tiba-tiba Rio membungkam bibirnya dengan lembut. Pinggangnya yang di dekap Rio makin di pererat. Ify merasakan nyaman dengan apa yang di lakukan Rio untuknya. Ingatannya berpuutar pada masa lampau saat pemuda itu melakukan hal yang sama untuk pertama kalinya

"Enghh" Rio melepas bibirnya. Pemuda itu menatap gadis di hadapannya. Rio yakin pada hatinya. Apa yang kini ia rasakan berbeda dengan apa yang selama ini ia rasakan pada Shilla. Ia yakin memang gadis di hadapannya ini memang gadis yang sangat ia cintai.

Rio menghapus air mata Ify. Lalu mengusap pipi lembut gadis yang ia yakini sangat ia cintai. Jarinya menyentuh bibir Ify. Ia mengusap bibir itu lembut. Sungguh pemuda ini merasakan sesuatu yang berujung. Kerinduan dan penantian.

"Aku yakin hanya aku yang merasakan bibir ini dan hanya milik kamu ini satu-satunya yang bisa aku miliki" Ify menunduk menyembunyikan pipinya yang memerah. Rio langsung menarik kembali Ifynya ke pelukannya.
Tanpa mereka sadari dua pasang mata menatap mereka. Sepasang adam hawa yang telah mengembalikan fungsi hati milik dua insan yang memadu rindu di dalam sana. Sang adam menatap hawa yang tersenyum penuh kelembutan di sampingnya.

"Gue tau lo adalah gadis yang baik dan teramat baik bahkan lo begitu tulus. Gue gak pernah ragu dengan apa yang gue yakini Shilla" Shilla menatap Alvin yang juga menatapnya. Lalu ia tersenyum sinis kea rah pemuda itu.

"Lo yakin dengan apa yang lo nilai. Ckck lo sungguh malang Alvin. Lo teramat malang.."

Jlebb Awww

"Shillaaaaa" Alvin langsung mengejar Shilla dengan tertatih akibat injakan yang ia dapat dari gadis itu. Awas lo kalo dapet gue bakal bales lo gadis iblisss.. Gumam Alvin dalam hati namun sebuah senyuman masih terlukis rapi di wajahnya.

Rio dan Ify yang mendengar teriakan Alvin melepas pelukannya. Lalu rio mendekatkan wajahnya ke Ify.

"Kayaknya kita harus membalas kebaikan mereka deh" ify melotot lalu langsung menyikut pinggang Rio.

"Hahaha. I Love You"

Ify tersenyum lalu mendekatkan wajahnya.

Cupp

"I love you too" Ify langsung berlari setelah mencium pipi rio dan membalas ungkapan cinta pemudanya.

Hahh sungguh kisah rumit yang melelahkan. Penantian yang berawal penderitaan yang teramat panjang dan berakhir dengan sebuah tawa penuh cinta yang teramat merindukan. Terkadang takdir teramat kejam. Namun lihatlah sebuah drama yang sang waktu pertotonkan. Takdir teramat baik dengan ujian kejam dari sebuah kisah yang berataskan takdir. Mungkin kalian tidak akan mengerti karena ini sungguh sulit, namun coba kalian rasakan. Teka-teki abstrak yang akan kalian susun nanti akan memberi jawabannya.

End..

Huaaa akhirnya lunas nih utang. Huhh sudah yaa kelar. Masalah cerbung istirahat dulu oke. Jangan ada yang protes tapi tetep like sama komen oke. Makasi. sekian byeee

Before You Loss Mini CerbungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang