0.5 (what's wrong?)

142 20 2
                                    

Orang tua Jay bercerai di bulan Desember, itu yang membuat kehidupan Jay berubah.

Hampir setiap harinya, dia tidak ada keberanian untuk pulang kerumah nya sendiri.

"MATILAH ANAK SIALAN!" Ayahnya yang terus memukuli nya tanpa alasan.

Jay hanya bisa diam, dan dalam tubuh nya ia tidak bisa melawan, kekuatan nya terlalu lemah.

Tidak ada satu pun yang tau tentang hal ini, orang sekitar nya menanggap bahwa Jay anak yang nakal dan tidak menurut kepada Ayah nya.

"Shh bangsat.." Jay berusaha bangun dari posisi tergeletak nya. Hampir seluruh tubuh ada hasil luka yang dihasilkan dari hantaman botol alcohol itu.

Ia masuk kedalam rumah dengan perlahan, keadaan rumah yang begitu berantakan ulah Ayahnya.

Jay duduk di kursi sofa dengan mengerang kesakitan, dia melamun untuk 1 menit lalu perlahan meneteskan air mata nya.

Kalo kayak gini, aku harus bersandar kemana? Bertanya dalam hati nya sendiri.

Mungkin 2 jam dia terbaring di sofa karena luka disepanjang tubuh nya sangat menyakitkan.

drttt suara panggilan itu membuat Jay terbangun dari tidur nya. Ternyata itu berasal sang kekasih nya, Heeseung.

"Halo kak kenapa?" Dia berbicara dahulu karena seolah tidak ada yang terjadi dan semua baik-baik saja.

"Aku didepan rumah." Balas Heeseung singkat yang membuat Jay panik, ia gelagapan tidak tau harus berbuat apa.

Beranjak dari sofa nya lalu mendekat ke arah jendela, sekilas mengintip Heeseung diluar saja, berharap dia tidak tau kekacauan ini.

krek disaat membuka pintu Heeseung sangat kaget dengan keadaan Jay sekarang.

Dia hanya terdiam kaget dan perlahan mengamati seluruh tubuh Jay itu, baju yang kusut dan muka yang penuh dengan luka.

"Jay..ada apa" tanya nya perlahan, dia langsung menanyakan apa yang terjadi.

Sambil mendekat kearah Jay dan dia meraih tangan kiri Jay lalu mengusapnya.

"Hey kenapa banyak banget luka?" tanya heeseung yang kebingungan melihat situasi ini.

Jay hanya bisa meringuk saat luka di pipi nya disentuh oleh Heeseung

"Ahh sakit Jay? Maaf" sungguh heeseung kebingungan dengan ini semua

Sementara itu dia juga khawatir akan keadaan Jay yang seperti ini khawatir panik dan bingung harus bagaimana

Akhirnya ia membawa Jay untuk duduk di sofa, tubuh ringan itu sangat lemah, seperti tidak ada tenaga lagi.

Jay hanya tetap diam, merasakan seluruh penderitaan dalam tubuh nya, dia meraih tangan Heeseung dengan lemah, seolah meminta perlindungan.

"Apa yang kamu butuhkan Jay, bilang ke aku.." campur aduk rasanya, melihat kekasih nya lemah seperti ini

"Ssakit kak" riuk Jay terbata-bata, hanya ingin sebuah perlindungan dari kekasihnya

"Ayo kerumah sakit aja" Heeseung meraih tangan, meletakkannya pada pundak nya itu dan membawa keluar dari tempat yang berantakan.

Sungguh Heeseung tidak berani untuk bertanya apapun tentang hal ini, biarkan Jay sembuh dulu baru dia menanyakan apa yang terjadi

"Sayangku apa yang kamu rasakan, katakan ke dokter ya" Ucap Heeseung sembari mengusap-usap jemari Jay

Penderitaan penuh luka yang dirasakan oleh nya, sungguh itu bukan berasal dari semua luka yang terlihat, tetapi berada di luka yang tidak terlihat

Jay terbangun namun tubuh nya tidak sanggup untuk terbangun, melihat sisi sekitar nya tidak ada siapapun.

Tiba-tiba Heeseung datang memasuki ruangan itu, Jay tergesa-gesa untuk bangun dari tidur nya

"Hey gausah bangun gapapa tetep kayak tadi aja" ucap Heeseung tergesa-gesa, habisnya Jay seperti kesakitan untuk bangun

Heeseung membuka bungkus makanan yang telah ia beli, kata dokter apapun alasan nya harus tetap makan

"Bangun pelan-pelan coba" Heeseung membantu Jay untuk bangun dari tidur nya, Jay terisak sedikit karena merasakan sakit

Pusing dan lemas menjadi satu, dirasakan pusing nya sangat parah. Jay meraih kaos Heeseung lalu menundukan kepala nya pada dada Heeseung.

"Sayang kenapa ada apa" ucap nya, meletakan bungkus makanan itu lalu dengan sigap membawa kekasih nya kepelukan

Heeseung terus menerus mengusap punggung belakang Jay tidak berhenti, menandakan semuanya akan baik-baik saja

"Apa yang kamu rasakan sekarang, katakan ke aku, sayang. Jangan diam saja" merasa sangat khawatir dengan ini semua, Heeseung melepaskan pelukannya dan melihat keseluruh keadaan Jay

Jay sedikit terisak menangis, dia menundukkan kepalanya menolak menatap ke lawan biacara nya, terlalu takut untuk menunjukkan.

"Ayolah kamu kenapa begini, Jay. Katakanlah sesuatu kepada ku apa yang kamu rasakan sekarang." Heeseung sangat bingung bagaimana menangani ini semua, dia hanya berharap Jay jujur dan ingin memberi tahu yang sebenernya kepadanya.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Soul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang