A/N : disini aku mau responnya banyak yaaa, pleaase. First story reme rame soalnya, hehe.. kalo responnya banyak nextnya cepet(semoga...).
Happy reading^^
Suara music yang begitu keras terngiang hingga membuat telinga mendengung. Bau alkohol dan asap rokok yang menjadi satu adalah ciri khas tempat ini. Seorang gadis dengan muka depresinya duduk di salah satu kursi bar yang ramai dengan orang orang.
"Woy! Mana lagi vodka buat gueee?! Gue mau minum, bego!!"bentak perempuan itu pada seorang waiter laki laki.
"Maaf mbak, mbak udah minum dua botol."ucap waiter itu.
"Tapi gue mau minum!! Bego banget sih!"
"Baik mba, sebentar."ucap sang waiter mengalah. Setelah sang waiter memberikan satu botol vodka lagi seorang laki laki bertubuh tinggi datang menghampiri.
"Grace? Astaga! Lo nyari mati? Lo udah minum berapa botol?!"
"Eeh, ada William."ucap perempuan yang di panggil Grace itu dengan suara parau dengan kondisi mabuk.
"Apa sih maksud lo masih terus ke sini? Kalo gue gak di paksa ke sini mungkin gue gak akan nemuin lo!"geram laki laki yang bernama William.
"Lo tuh gak ngerti apa apa tentang hidup gue! Pacar gue pergi ninggalin gue! Lo gak ngeri basta**!!"
"Bullshit, gue sahabat lo Grace! Ikut gue!!"geram tertahan dari William tidak membuat Grace menurut.
"Gracia Gladys Hamida! Listen to me! Follow me, now!"dan kali ini Gracia mengikuti sahabatnya William pergi ke apartement milik ayah William yang cukup dekat dengan club tersebut.
Gracia Gladys Hamida. Gadis cantik yang tidak kurang kasih sayang mau pun harta. Gadis cantik bermata hijau terang dan berambut coklat gelap ini memiliki 1000 pesona yang membuat seuruth laki laki terpikat dengan kecantikannya. Gigi putih dengan behel yang berwarna pink transparan ini membuatnya semakin cantik. Yaa, dia memakai behel karna kakaknya yang memberi saran agar dia terlihat lebih manis. Dia ingin menjadi wanita paling cantik, tapi itu semua terhalang karna sifat dan karakternya. Dan hanya William lah yang paling sayang pada sahabat kecilnya itu.
Saat sudah di sebuah apartemen yang cukup luas dengan satu ruang tamu, satu set dapur yang lengkap dengan alat alatnya, tiga kamar yang di lengkapi kamar mandi di dalamnya. William menidurkan Gracia yang tertidur.
"Williaamm..uhhuk..uhukk.."desah Gracia dengan terbatuk batuk dan sedang terpengaruh minuman beralkohol ini.
"Apa?"tanya William agak kesal.
"Will..uhhuk!"kali ini Gracia mulai menyerang William dan William langsung mengelak dan kembali mendorong baru Gracia untuk di rebahkan. William pergi ke dapur untuk mengambil air hangat untuk Gracia.
Saat William kembali ke kamar Gracia sudah tidak ada di tempat tidur. William melihat sekelilingnya, terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Dia meletakkan air hangat di nakas dekat kasur dan William menyiapkan kaos milik kakaknya, celana training milik bundanya yang tertinggal dan tanpa harus menyebutkan mungkin kalian tau apa yang di gunakan wanita-itu milik kakaknya-.
Laki laki itu sudah menunggu hampir tiga jam di depan tv slim yang ada di ruang tv. Hingga dia hampir tertidur, tapi pergerakan di sampingnya. Seseorang itu menghela nafas berat. William merangkul bahu orang itu dan membuatnya hangat.
"Cuci mulut sana, sikat gigi, pake aer garem biar baunya ilang."ucap William sarkastik dan melepas rangkulannya.
"Haaaahh.."Gracia sengaja menghempaskan napasnya di depan wajah William dan langsung kabur ke dalam kamarnya dan menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Pain
RandomKetika merasakan cinta di pinggir jurang kematian... content 13+