Bab 27 : Love and Regret

421 54 19
                                    

Bab 27 : Cinta dan Penyesalan

Warning: Angst❗Ost: Hymn to the sea

Ruangan ICU itu sunyi, hanya suara pelan monitor detak jantung yang  sesekali memecah keheningan. Lampu putih di langit-langit memancarkan cahaya dingin yang memantul pada lantai keramik steril.

Di atas ranjang, Ilay Riegrow terbaring, wajahnya pucat, tubuhnya diselimuti luka yang membuatnya tampak seperti sosok yang telah menyerah pada kehidupan. Tapi monitor jantung di sampingnya masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan, meski lemah.

Pintu ruangan itu berderit terbuka. Seorang pria berjas putih masuk, langkahnya tenang tapi penuh tujuan. Dari penampilannya, ia tampak seperti seorang dokter, lengkap dengan stetoskop yang melingkar di lehernya. Namun, ada sesuatu yang tidak biasa dalam cara ia memandang Ilay-tatapan itu penuh kebencian dan kemenangan tersembunyi.

Ia berhenti di sisi ranjang, menatap Ilay yang terbaring tak berdaya. "Tidak kusangka hari ini akan datang," gumamnya, suaranya hampir seperti desisan ular.

"Melihatmu seperti ini, Ilay Riegrow. Lelaki yang selama ini ditakuti, sekarang hanya sisa dari bayangan dirinya yang dulu."

Pria itu membuka kantong kecil di jasnya, mengeluarkan sebuah suntikan kecil berisi cairan bening. Tangannya gemetar, bukan karena ragu, tapi karena gairah membara untuk mengakhiri semuanya.

"Sejak dulu aku tidak pernah suka padamu, Rick. Kau menghancurkan banyak hal, termasuk hidupku. Hari ini, aku akan mengembalikan semuanya."

Dengan gerakan cepat, ia menyuntikkan cairan itu ke dalam infus. Cairan tersebut perlahan-lahan mengalir masuk, menyatu dengan darah Ilay. Pria itu tersenyum kecil, dingin dan penuh dendam.

"Selamat tinggal, Ilay Riegrow," bisiknya sebelum berbalik meninggalkan ruangan.

Namun, tepat saat ia memegang gagang pintu, sebuah suara pelan membuatnya berhenti. Bunyi lemah, hampir tak terdengar-gerakan kecil dari jari Ilay. Monitor jantung masih berbunyi, meski ritmenya mulai tidak stabil. Pria itu membeku sejenak, napasnya tercekat.

Ia perlahan menoleh, matanya terpaku pada tangan Ilay yang bergerak sedikit, jari-jarinya gemetar pelan, seolah berusaha menggenggam sesuatu. Wajah pria itu berubah pucat. Bagaimana mungkin? Racun itu seharusnya bekerja cepat, memutuskan semua sinyal dalam tubuhnya.

"Heh, dalam keadaan seperti ini, ternyata kau bisa bertahan juga..." gumamnya, terhibur. Ia segera membuka pintu dan pergi dengan langkah cepat, meninggalkan ruangan yang kini terasa lebih mencekam.

Tepat saat pintu tertutup, suara lirih terdengar dari bibir Ilay yang pucat.

"Taeui... Taeui..."

Nama itu keluar di antara napasnya yang tersengal, hampir seperti bisikan roh yang enggan menyerah. Monitor jantung berdetak semakin cepat, ritmenya tidak karuan. Tubuh Ilay yang lemah tampak bergetar samar, seolah sedang bertarung melawan maut yang mencoba menariknya pergi.

"Tae-" bisiknya sekali lagi, lebih lemah dari sebelumnya, sebelum matanya yang setengah terbuka kembali meredup dalam kegelapan.

---------------------------------------------------------

Jeong Taeui terbangun tiba-tiba, napasnya tersengal seolah-olah sesuatu telah memanggilnya dari dalam kegelapan. "Hah... Ilay!" gumamnya, keringat dingin membasahi pelipisnya. Ia meremas selimut dengan tangan gemetar, mencoba memahami perasaan aneh yang menyelimutinya.

Matanya melirik jam dinding di kamar rumah sakit. Pukul 4 pagi. Sunyi. Hanya suara alat medis dan napas teratur dua orang di ranjang sebelahnya -Shin dan Leewon, yang masih tertidur lelap. Mereka bertiga masuk rumah sakit bersamaan setelah insiden beberapa hari lalu, dan sejak itu, semuanya terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Run ! Run ! Run ! [ BL Crossover Rose And Champagne, CNA, Shutline, Passion]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang