PROLOG
"Idiiih..., anak cewek, kok, jorok. Nggak pake sepatu dan becek-becekan. Nanti gatal-gatal, lho!"
Itu adalah kalimat pertama yang aku ingat ketika dengan seenaknya Egi meledekku. Gara-gara aku menenteng sepatu pas aku pulang sekolah. Karena hujan hari itu lumayan lebat dan semua yang aku pakai basah kuyup. Termasuk semua isi tasku.
"Rese banget, sih! Kenal juga nggak, udah ngejek orang sembarangan!" Batinku kesal.
Tapi, entah kenapa kalimat itu selalu aku ingat dan tidak bisa aku lupakan. Padahal itu hanya kalimat sederhana yang tidak berarti apa-apa. Mungkin mulai hari itu. Ya, hari dimana hujan mengguyurku dan membasahi seragamku, sepatuku, buku-bukuku, dan semua benda yang aku bawa pada saat itu, aku mulai berharap kalau aku akan mendapati kejadian serupa dengan Egi. Tapi, sampai saatnya aku lulus Sekolah Dasar, aku tidak pernah mendapatinya lagi.
Diam-diam dan tanpa aku sadari, aku merindukannya.
(Ditulis : Maret, 14 2013 - 10:49 am)
YOU ARE READING
Prolog (Me, Between Spring and Summer)
RandomProlog dari draft novel pertamaku. (Me, Between Spring and Summer)