Bab 1

53 11 0
                                    

All the lies she has seen

All the meaner side of me

They took away the profits dream

for a profit on the street

Now she's stronger than you know

A heart of steel starts to grow

"Ayaaaaah, Alsaaa pulaaaang?!" Teriak gadis berambut coklat yang dikuncir kuda itu.

Gadis itu masuk kedalam rumah yang cukup mewah.gadis itu berlari ke ujung rumah, dan berhenti di depan pintu kayu bercat coklat. Dia mengetuk,

Tok tok tok tok

"Ayah? Apa ayah ada didalam?" Teriak gadis itu sambil mengetuk pintu.

"Ayah?"

"Ah, ternyata ayah belum pulang ya dari kantor?" Ucap gadis itu lirih.gadis itu berjalan dengan menunduk lesu, dan akhirnya mengangkat kepalanya. Dan berkata,

"Sebaiknya aku pergi ke tebing itu saja! Dari pada dirumah, bosan menunggu ayah pulang" seolah tempat itu jadi moodboster nya, dia berlari dengan semangat seolah lupa dengan kekecewaannya yang tadi.gadis itu menaiki tangga, dan berhenti di depan pintu bercat biru. Dia membuka lebar pintu itu dan melangkah masuk.

Warna biru, ya, warna itu yang pertama kali gadis itu lihat. Memang, semua barang di ruangan itu di dominasi warna kesukaannya, biru.

Gadis itu membuang asal tas sekolahnya, lalu gadis itu menghempaskan tubuhnya dan terlentang di ranjang king size itu. Gadis itu memejamkan mata sejenak dan membukanya lagi. Gadis itu bangkit, dan melangkah ke lemari pakaian nya. Dia membuka lebar lebar lemari itu, dan setelah menemukan baju yang cocok dia berjalan kearah kamar mandi untuk ganti baju.

Setelah beberapa menit ia menganti pakaian, ia mengambil handphone dan dompet. Dan melangkah keluar rumah.

*****

"AKHIRNYA SETELAH SEMINGGU LAMANYA, AKU BISA KE TEMPAT INI LAGI, OOII" teriak gadis itu.

Fyi, gadis itu bernama Matalysa Adrina, dia dari keluarga adrin. Umurnya 16 tahun, dan masih duduk dibangku SMA. Dia anak tunggal, ibunya meninggal saat dia duduk dikelas dua SMP.

Gadis itu duduk bersandar di pohon besar yang tepat dibelakangnya, dan memenjamkan matanya.
Tanpa sadar setetes air mata jatuh dipipinya, dan berkata,

"Andai mama masih ada, pasti mama sekarang lagi disini temenin aku. Andai ayah ngga sibuk sama urusan kantornya, pasti sekarang kita, aku mama, bisa santai santai kaya tiga tahun lalu. Kenapa mama sama ayah ngga pernah tau hati aku sih? Aku capek hidup, capek buat nanggung semua dusta dan sandiwara ku menjadi cewek kuat. Ma! Yah! Kenapa kalian jahat sih?!" Teriak Alsa. Dia membuka matanya, tampak mata biru itu berwarna merah.

"Ma? Aku kangen mama! Kenapa mama pergi gitu aja dari kehidupan aku? Aku capek ma! Aku capek buat jadi gadis tegar dan selalu senyum dihadapan orang lain! Itu kan yang mama mau? Kenapa takdir aku kayak gini ma?! Kenapa Ma? Yang harus mama tau! Aku kangen sama mama! Alsa kangen mama!"Alsa terus berteriak seolah mama nya ada didepannya, melihatnya. Alsa menyeka air matanya kasar, dan berdiri.

hiks,hiks, hiks,hiks

Alsa terus mengangis tanpa suara, dan tak peduli kalo hari semakin sore.

"Biarkan angin yang menghapus air mataku, Biarkan matahari jadi cahaya penerangku, Biarkan langit jadi penghiburku, dan Biarkan tempat ini jadi saksi bisu hidupku"

********

1 Agustus 2015

Voment yak! Ini cerita pertamaku. Maaf kalo pendek. Makasih yang udah baca. Xoxo

Salam,

Intan.

[1] Superheroes [ pending ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang