April Spring

32 0 0
                                    

Diatas ini adalah gambar untuk April Spring :)

Warning ! : bnyak typo bertebaran, alur kecepatan, dll.

Enjoy :

***

'Cekreekk...'

April menatap potret dirinya di Iphone kesayangannya. Rencanannya, ia akan mengirim pesan foto lewat E-mail kepada sepupunya di Jakarta.

Ia mengetik pesan singkat beserta fotonya bahwa ia telah sampai di Paris dengan keadaan selamat.

"Dinginnya..." ujar April sambil merapatkan mantel berbulunya.

Ini adalah awal September, awal musim gugur di Paris. Jadi wajar saja jika udara di Paris menjadi kurang lebih 15 derajat Celsius.

April memang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk liburan pelepas stresnya ini.

Ia menggerutu mengingat kejadian tempo hari. Ya, kejadian saat ia harus dipecat untuk kesekian kalinya dari sebuah perusahaan tekstil tempatnya bekerja.

Jelas saja ia jengkel. Masa hanya karena sering terlambat, ia langsung di PHK.

April menarik kopernya menuju sebuah taksi. Saat akan masuk kedalam taksi tersebut, tiba-tiba saja seorang pria menyerobot masuk kedalam taksinya.

"Excuse me, Sir. Taksi ini aku yang memanggil." Kata April dengan sopan.

"Jalan, pak. Saya akan bayar berapa pun asal bapak segera meninggalkan bandara ini." Kata pria itu. Ia bahkan mengacuhkan April.

"Hei ! Taksi ini milikku. Aku duluan yang memanggilnya !" Kata April geram.

"Aku tidak peduli, aku akan bayar 2x lipat dari apa yang kau bayar." Jawab pemuda itu sambil menyodorkan beberapa lembar dollar kepada sang supir taksi.

Begitu melihat jumlah nominal yang diberikan sang pria, sang supir taksi pun segera menjalankan taxinya.

"Hei ! Berhenti kau ! Dasar tukang tikung ! Brengsek !" Berbagai umpatan diteriaki April. Ia tak peduli meski dilihat oleh orang-orang di Bandara.

Sambil mnyentakan kakinya, ia segera menarik kopernya menuju ke arah taksi yang baru.

**

"Ya, aku sekarang sudah berada di dalam kamar. Dan tanpa kurang satu apapun."

"Oh dear. Kamu nggak tahu gimana khawatirnya aku."

"Please, stop it ! Aku bukan anak kecil, Na Aku bisa mengatasi masalahku."

April memutar kedua matanya. Berbicara dengan sepupunya Nadia , memang paling banyak menguras tenaga.

Ia memang sangat dekat dengan sepupunya itu. Mereka berdua sama-sama merantau di Jakarta. Nadia adalah seorang model, ia juga yang telah memberikan kupon liburan ke Paris kepada April.

"Oh, dear. Enjoy your holliday. Jangan lupakan oleh-olehku ya. Oh dan jangan lupa, kau harus memotret pria tampan yang kau temui untukku."

"Apa kau gila ?! Aku akan dikira penguntit. Lagipula aku tak suka berdekatan dengan pria. Mereka menatapku dengan pandangan menjijikan."

"Baby girl, mereka menatapmu seperti itu karena kau sangat cantik dan seksi. Lagipula, kau sudah berjanji kan akan mengganti kupon liburan gratisku."

"Dan jangan bilang kau ingin aku bertingkah seperti penguntit jalang yang menguntit pria tampan disini, hanya untuk sebuah foto ?"

"Tentu saja, Darl. Lalu untuk apa aku memberimu kupon cuma-cuma, tentu aku ingin melihat dirimu yang anti lelaki berusaha berburu fotonya."

The Four Season of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang