My Bad Boy

55.4K 1.9K 25
                                    

Ini cuma cerita selingan aja.

sorry for typo(s), no edit.

enjoy... ^^

***

Langkah kakiku kupercepat saat melihat dirinya sudah menunggu di atas kap mobilnya. Aku tidak percaya kalau dia benar-benar akan menjemputku seperti apa yang dia janjikan semalam. Ini adalah pertama kalinya selama tiga tahun hubungan kami.

Aneh?

Tidak biasa?

Itulah kami. Bahkan disaat dia masih dalam usaha merebut hatiku, dia tidak pernah melakukan hal ini. Aku hanya terlalu buta sehingga menerimanya dulu. Namun tak pernah ada penyesalan untuk itu.

"Hai, sayang. Udah lama nunggunya?" sapaku.

Dia melirik jam tangannya. "Dua puluh menit empat puluh tiga detik. Ayo." Dia langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa mengetahui ekspresiku yang kaget. Niat betul dia sampai menghitung sudah berapa lama menungguku. Tapi malah membuatku semakin jatuh cinta padanya.

"Kita mau kemana?" tanyaku sambil memasangkan sabuk pengaman.

"Kamu mau apa?"

Eh? Tumben sekali dia menanyakan apa yang aku inginkan. Biasanya juga berbuat semaunya saja. Apa dia telah melakukan kesalahan lagi?

"Hm..." Jari telunjukku mengetuk-ngetuk dagu, memikirkan apa yang menarik untuk dilakukan sekarang, atau mungkin untuk sekedar disantap sebagai makan malam. Apalagi tadi pekerjaan sungguh menyita pikiranku. Tiba-tiba saja bosku mendadak jadi galak dan arogan. Lagi patah hati, mungkin?

"Bagaimana kalau... kamu memenangkan boneka untukku di timezone, setelah itu makan spageti dan menyaksikan kembang api di taman? Aku dengar malam ini mereka memainkan kembang api yang luar biasa."

Dia menatap tidak percaya ke arahku. Bahkan melupakan jalanan yang ramai di depannya selama beberapa detik. "Kenapa banyak sekali?"

"Eros, awas!" Aku berteriak saat mobil di depan kami berhenti ditambah mobil dari arah berlawanan yang balik arah tepat di sebelah kami. Aku sudah menutup kedua mata, tidak ingin menyaksikan apa yang akan terjadi.

Tik tok tik tok.

Sudah hampir sepuluh detik, tidak terjadi apa-apa. Aku memutuskan untuk membuka mata, dan kami tidak apa-apa. Perjalanan ini aman. Dia bahkan terlihat sangat santai di posisinya.

"Apa yang kamu takutkan? Selama kamu denganku, maka semuanya akan aman. Bagaimana dengan rencana tadi? Apa tidak bisa dikurangi? Itu banyak sekali?"

Oh, aku teringat pembahasan kami sebelumnya. Aku menggelengkan kepala. "Tidak. Aku mau itu semua. Bukankah ini akhir pekan? Waktunya untuk berduaan saja dengan pacar."

Sudut bibirnya terangkat. "Baiklah, baiklah."

Eh? Dia setuju? Aku mulai curiga kalau dia benar-benar sudah melakukan kesalahan. Meminta maafku dengan cara seperti ini. Dan sepertinya ini kesalahan besar karena dia menanyakan keinginanku. Biasanya hanya akan mencoba sok romantis sendiri sebelum akhirnya mengeluarkan kata yang terdiri dari empat huruf itu. Maaf.

"Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan? Katakan saja sekarang. Jangan merusak momen indahnya nanti." Aku menyuarakan kecurigaanku juga.

Dia terkekeh. Hanya satu detik karena kemudian ekspresinya berubah datar lagi. "Tidak ada," katanya dan menggelengkan kepala.

"Aku sudah tau gelagat kamu Eros, sayang. Katakan saja." Aku merayunya. Bukan hal yang buruk bukan hanya untuk membuat dia mengakui kesalahannya?

"Ponselmu hilang."

My Bad Boy (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang