Nama ku Arinda, yupss Arinda gak ada embel-embel nama belakang lagi. Di usiaku yang menginjak 27 tahun aku sudah bisa berpuas diri dengan segala pencapaianku. Mulai dari karir yang sangat cemerlang serta beberapa usaha kecil yang mulai aku rintis. Hari-hariku penuh dengan yang namanya pekerjaan tapi aku tipe orang yang pantang mengeluh bagiku semua pekerjaan yang aku miliki harus aku syukuri karena aku yakin banyak banget di luar sana yang benar-benar membutuhkan pekerjaan.
Kalian pasti penasaran apa pekerjaanku sebenanarnya dan usaha yang sedang aku rintis. Well, aku ada direktur keuangan di sebuah perusahaan yang lumayan terkenal di kotaku benar-benar jabatan yang membuatku di segani di kantor walau umurku masih tergolong muda untuk di posisiku saat ini. Aku juga memiliki usaha kafe yang sering di jadikan tempat nongkrong bagi anak-anak muda.
Jadi sekarang kalian tau gimana sibuknya jadi aku, hal inilah yang membuatku tetap sendiri walau usiaku sudah matang untuk memiliki rumah tangga, walaupun sahabat-sahabatku sudah menasehatiku untuk berkencan tapi hal itu selalu ku tolak secara halus secara aku tidak pernah nyaman berada di dekat pria kecuali sahabat-sahabatku. Tapi bukan berarti aku tidak normal aku masih normal hanya saja sangat susah mendapatkan pria idealku bahkan sahabatku pun mengiyakannya bagaiaman bisa aku mendapatkan seorang pria cedas, mapan, good looking, tidak merokok,peminum,dan masih perjaka di jaman serba modern ini dan sex bukan lagi hal yang tabu untuk di lakukan. Tapi aku tak perduli jika aku benar-benar tidak menemukan pria seperti itu mungkin aku akan menjadi perawan seumur hidupku tak masalah buatku karena setauku aku mampu membiayai semua kebutuhanku serta krdua orang tuaku.
Berbicara tentang kedua orang tuaku aku jadi mengingat keluargaku aku lumayan merindukan mereka sudah lama aku tak bertemu dengan kedua orang tuanku serta kaka dan adiku.
Sejak bekerja di kantorku saat ini aku memang memutuskan untuk tinggal di apartemen sendirian selain karena memang lebih dekat dari kantorku aku menyukai suasana yang tenang. Karena aku selalu membutuhkan ketenangan di saat aku sedih maupun sedang stres. Tak ada yang tau tentang kesedihan serta rasa kecewa yang ku pendam bertahun-bertahun ini karena aku selalu menutupinya aku tak ingin berbagi kesedihanku dengan orang lain cukup aku yang merasakannya bagaimana aku kecewa dan sedih kepada seseorang yang seharusnya ku jadikan contoh dan yang akan aku sayangi. Aku ingat betul saat-saat dimana aku sering merasa sedih karena sosok itu selalu mengecewakanku dengan segala kebahagiaan yang di berikan kepadaku serta ke dua saudaraku yang ternyata hanya untuk menutupi segala kebohongannya. Sosok itu adalah ayahku. Seorang ayah yang seharusnya menjadi pahlawan bagi putrinya tapi, tidak bagiku karena dimataku seorang ayah hanya sosok orang yang harus aku hormati karena telah menghadirkanku di muka bumi ini serta membiayaiku ketika aku masih belum memiliki pekerjaan.
Aku memang terkesan anak yang tidak tau berterima kasih serta durhaka inilah diriku yang sebenarnya kejadian dimana ayahku berselingkuhbdengan wanita lain sementara saat itu pereekonomian keluargaku yang sedang tidak stabil menjadika ibuku benar-benar harus bekerja keras untuk membiayai sekolah adikku serta kuliahku yang tak bisa di bilang murah. Bahkan dengan teganya ayahku tetap beruhubungan dengan wanita hina itu. Saat itu aku yang kuliah di luar daerah benar-benar tidak tau hingga akhirnya kakak perempuaku yang berkata jujur kepadaku. Aku benar-benar down saat itu. Tapi aku berusaha setegar mungkin karena aku tau ayahku dari dulu memang suka bermain wanita di belakang ibuku. Dia tak pernah kasar terhadap ibuku tapi itulah kekurangannya tapi aku tak pernah habis pikir bagaimana bisa ayah berhubungan serius dengan seorang wanita bahkan hingga bertahun-tahun apakah ayahku tidak menyayangi ibuku? Pertanyaan itu selalu mengantuiku hingga beberapa bulan berlalu tetapi keadaan keluargaku masih malah bertbah buruk dari usaha yang ayah yang akhirnya di tutup karena bangkrut, rumah yang saat itu hampir di segel bank karena kedua orang tuaku tak mampu membayar tagihan bulanannya. Selama masa sulit itu banyak air mataku yang tumpah hapir setiap hari ku habiskan di kos untuk menangis aku benar-benar ingin pulangbke rumah tapi aku yakin hal itu akan lebih mempersulit ibuku karena aku tau dialah yang membiayi semua biaya sekolahku sementara ayahku dia tidak bisa......
Drrrtt drrrty
Getar hpku mengagetkanku dari lamunan panjangku.
"Hallo yaa maa?" Ujar ku setelah menerima telfon. Yuppp ibuku yang menelfonku saat ini entah apa yang ingin ia katakan.
.......
"Iyaa maa maafkan aku, besok aku janji bakalan kerumah" jawabku lagi
......
"Baiklah maa aku akan kesana sekaligus menginap. Iya maa aku tau. Oh ya mama tak perlu repot-repot memasak untuku okee" ujarku seraya mengakhiri pembicaraanku.Ini akan menjadi weekend yang panjang ujarku dalam hati.
______________
JIKA ADA ORANG YANG PENASARAN DENGAN CERITA INI MAKA SAYA AKAN LANGSUNG MENG UP DATE PART SELANJUTNYA *-*
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS INDEPENDENT
RomanceARINDA "Aku tak menolir yang namanya perselingkuhan, mungkin bagimu ini permintaan yang biasa tapi bagiku ini adalah sesuatu yang penting yang harus kamu ketahui sebelum benar-benar ingin menikahiku" ujar arinda tegas sambil menatap lurus pada seora...