Long weekend

90 6 0
                                    

Untuk pertama kalinya aku menginjakan kakiku di rumah kedua orang tuaku setelah hampir 5 bulan tak pernah mengunjungi mereka lagi. Tapi bukan berarti aku tidak merindukan ibuku aku selalu berusaha menelfon ibuku hanya saja jarang kembali ke rumah karena kesibukanku.

Aku memasuki rumah yang tak terlalu besar, tetapi memiliki banyak varian bunga yang menghiasi halaman depan rumah. Saat memakirkan mobilku mama menyambutku dengan senyum yang hangat dan memeluk ku erat. "Tega ya sama orang tua sendiri, masa udah lima bulan baru nengokin mama sama papa" ujar mama sedih tapi senyum tak hilang dari wajahnya yang mulai menuah. " maafin aku ya ma aku sibuk, oh ya ini aku bawain cake favorite mama sama papa" ujarku tersenyum sambil memberikan tentengan cake yang sengaja ku beli sebelum pulang ke rumah. Ketika memasuki ruang keluarga aku melihat sosok papa yang sibuk memperhatikan berita aku mencium tangan beliau sebagai tanda hormatku kepadanya tak ada sapaan hangat seperti ayah dan anak pada biasanya. Aku mengambil tempat duduk di samping mama dan menyandarkan kepalaku di bahu beliau. "Udah tua masih aja manja" cibir mama yang ku balas dengan ceberut. "Rin, kamu itu kapan sih stop mikirin kerja dan luangin waktu buat kencan mama kan juga pengen meluk cucu" ujar mama berusaha menasehatiku. "Mama ngomong apaan sih, kayak orang yang belum punya cucu aja deh padahal mamakan udah punya brian" ujarku mengelak. Aku tahu arah pembicaraan ini dan hal tersebut adalah hal yang paling aku hindarin karena aku belum memikirkannya. " ya beda dong sayang mama juga pengen punya cucu dari kamu, kamu kan udah mateng buat maried mbamu aja udah nikah waktu umurnya baru 23 kamu udah 26 belum ada rencana bahkan gandengan aja gak punya. Apa mama jodohin kamu aja yaa?" Ujar mama panjang lebar tanpa memperhatikan ekspresiku yang sudah sangat kaget akan ide gila mama, katakanlah aku anak durhaka karena mengatai mamaku sendiri tapi menurutku itu wajar saja karena ide mama juga gak kalah gilanya. Masih dalam keadaan shock aku mendengar suara papa "ma, jangan paksain dia, kalau udah waktunya pasti dia juga bakalan nyusul kakaknya" bagaikan angin segar perkataan papa menyelamatkanku dari mama. Akhirnya ku putuskan untuk lari ke kamarku di hingga waktu makan malam tiba agar aku tak akan di recoki lagi soal pernikahan sama mama.

Aku turun dari tangga dan mendapati hampir semua keluargaku ada di sana kecuali adik bungsuku yang saat ini masih kuliah di aussie. Aku mengambil tempat duduk di samping ponakan kecilku anak dari kakak pertamaku. Ponakan yang imutku langsung meminta untuk di peluk membuatku makin gemas terhadapnya. " aunty jahat!" Ujarnya cemberut sambil menyembunyikan wajahnya di dadaku membuatku bingung. "Loh auntykan selalu baik sama kamu" ujarku masih berusaha memahami pikiran anak kecil yang satu ini. " aunty gak pelnah jengukin aku agi, gak pelnah datang di lumah oma" setelah mendengarkan perkataannya aku langsung mengusap kepalanya sambil berkata "maafin aunty ya, sebagai permintaan maaf aunty bakalan ajak kamu ke mall dan bermain sepuasnya" mata ponakanku ini berbinar bahagia lalu memeluku erat sebagai tanda terima kasihnya. Aku membalas pelukannya anak ini memang sangat manja denganku bahkan ia tak masalah jika kakaku meninggalkannya berhari-hari asalkan ada aku yang merawatnya tapi itu dulu ketika aku masih kuliah, sekarang aku sudah sangat sibuk karena pekerjaanku saat ini.

Minggu siang sesuai janjiku kepada ponakanku yang imut nan lucu aku mengajaknya ke mall sekaligus menemaninya bermain mobil-mobilan tetapi sebelum itu aku mengajaknya untuk makan terlebih dahulu karena kami berdua tiba di mall pada pukul setengah dua belas. Brian sangat bahagia memasuki sebuah restoran jepang yang menyediakan ayam saus teriyaki makanan favorit kami berdua. Aku memilih tempat duduk di sudut agar memudahkanku mengontrol gerak brian yang saat ini sedang aktif-aktifnya, aku yakin mba arini tidak mampu menyeimbangi brian apalagi saat ini dia sementara mengandung anak keduanya.
"Makannya pelan-pelan sayang" ujarku sambil membersihkan pipi tembem brian yang sudah terkena saus teriyaki. Aku tersenyum menatap brian yang makan dengan lahap sambil sesekali berceloteh riang, kadang-kadang perasaan ingin memiliki anak menyinggapiku ketika aku bersama brian tapi aku selalu menepisnya karena aku belum mau berkomitmen untuk saat ini. "Aunty gak mam?" Tanya brian yang membuyarkan lamunanku. Aku hanya tersenyum dan melanjutkan makanku kembali.

Setelah makan aku menemani ke pusat tempat bermain anak, brian bermain sepuasnya sementara aku hanya mengawasi tak jauh dari tempat bermain tiba-tiba brian berlari ke arahku dan berkata "aunty hausss" aku tersenyum sambil mengusap wajahnya yang penuh keringat lalu berkata " kamu duduk aja dulu, aunty beliin kamu minuman yah, jangan kemana-mana" aku meninggalkan brian yang sedang duduk sementara aku berjalan menuju ke tempat pembelian minuman paling dekat.
Sekembalinya dari membeli minuman senyuman di wajahku sirna di gantikan dengan wajah panik ku. Brian tak ada di temlat duduk terakhir kali ku meninggalkannya membuatku taku setengah mati. Kakiku gemetaran menyari keberadaan brian. Setahuku ia tak pernah seperti ini, makanya aku berani meninggalkannya sendirian tetapi apa yang terjadi saat ini membuatku menyesal aku menundukan kepalaku memikirkan apa yang akan aku lakukan agar brian bisa di temukan sebelum pulang ke rumah. Tiba-tiba saja seseorang menggoyang-menggoyangkan tanganku ketika aku mulai tersadar saat itu pula aku tersenyum dan langsung memeluk orang yang menyentuh tanganku. Brian tidak hilang satu kalimat yang kurapalkan dalam hatiku untuk meyakinkan diriku sendiri aku mencium seluruh wajahnya. Aku sangat khawatir dengannya aku takut jika dia hikang tentu saja aku akan di salahkan oleh kedua orang tuanya tetapi selain itu aku sangat menyayanginya aku tak akan mau jika harus kehilangannya "aunty kok nanis kenapa???" Aku tersenyjm mendengar pertanyaannya lalu mulai mengusap air mataku dan berkata " aunty pikir ian hilang, habis ian udah gak duduk di tempat yang tadi". "Maafin ian, tadi ian udah minum di kasiin sama uncle makanya ian ajak uncle main telus lupa deh sama aunty" ujarnya polos membuatku melongo dasar anak kecil, bagaimana mungkin dia melupakanku sementara aku hampir saja pingsan saat mencarinya karena panik. Lalu aku mendongakan kepalaku melihat sosok "uncle" yang membuat ponakanku ini lupa sama aunty cantiknya ini.
Aku menatap tajam kepada pria yang mengajak brian bermain tanpa seijinku terlebih dahulu sementara saat ini ia hanya tersenyum sok tulus padaku tanpa merasa bersalah sama sekali.

________
HAI AKU BARU UPDATE CZ AKU GAK TAU KALO UDAH ADA 12 ORG YG LIAT CERITAKU UNTUK ITU AKU MINTA KOMEN DAN VOTENYA YAA KALO KALIAN BERKENAN AGAR AKU BISA KEINGET BUAT LANJUTIN CERITANYA. HAPPY READING EVERYOOONE. HOPE U ENJOY IT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISS INDEPENDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang