Mungkin aku boleh jujur...kemampuan menulisku masihh rendah banget. Jadi kalo ada abal"/typo gapapa ya hehehe :)
Semenjak angeline keluar dari ruangan itu,hati dia tidak tenang. Rasanya dia seperti diawasi padahal saat itu cuman ada sekretaris yang berada di balik meja kerjanya
Kenapa ini? Kenapa aku merasa ada yang salah? Ga tenang deh
Segera angeline melangkah ke lift dan menuju ruang kerjanya
***
BRAK
Suara pintu besar itu dibuka. Dan masuklah ibu-ibu yang di akhir 40annya dan masi keliatan cantik,ia segera melangkah mendekat ke meja yang berada di ujung ruangan dan disusul oleh sekretaris pemilik ruangan tersebut dengan tersenggat-senggat"Maaf pak saya tidak bisa menahannya. Maafkan saya pak" ujar sekretaris tersebut dengan muka yang sangat ketakutan.
Dengan mata tajam dan datarnya pemilik meja itu melihat ibu-ibu itu dan sekretarisnya yang masih menunduk
"Iya. Dan segera keluarlah,tinggalin kami" kata pemilik mata tajam tersebut.
Dengan segera sekretaris tersebut melangkah keluarDengan tenang ibu-ibu tersebut duduk di hadapan pemilik ruangan tersebut atau lebih dikenal dengan Marcus Alvaro.
"Apa yang membuat mu kesini? Tidak sembarang orang yang bisa ke sini. Kalau tidak berguna silahkan keluar karna masi banyak urusan yang harus saya lakukan" ujar marcus dengan datar dengan mata yang sangat tajam
"To the point saja ya pak marcus. Saya ingin meminjam uang sebesar 500 juta" ujar ibu-ibu tersebut dengan tenang
"Haha maaf saya tidak tertarik. Bahkan saya tidak tau nama anda. Tapi tetep saja saya tidak tertarik. Segerela keluar sebelum saya memanggil security" ujar marcus dengan tenang sambil ketawa melecehkan
"Kalau anda meminjamkannya saya akan mengembalikannya dengan segera" keukuh ibu itu tanpa takut ditatap oleh mata yang sangat bagus itu walaupun memiliki mata yang sangat tajam
"Gimana anda bisa mengembalikan uang tersebut? Jangan membodohi saya. Silahkan keluar" tanpa peduli marcus melanjutkan pekerjaannya yang tertunda
"Nama saya Malinde Zutdrasyo. Saya akan memberi anda apa saja jika anda meminjamkan uang tersebut" ujar malinde dengan muka yang memohon
Zutdrasyo? Kok kaya pernah dengar? Jangan-jangan....
"Saya juga tidak segan menjual anak saya kepada anda" lanjut malinde tanpa henti
"Jual anak kepada saya? Mengapa anda pikir saya mau dengan anak anda?" Ucap marcus dengan muka yang keras
"Mungkin anda bisa melihat dulu anak saya baru anda memutuskannya" ujar malinde sambil mengambil sebuah map yang berisi semua biodata anaknya
Dengan perlahan malinde menyerahkan biodata ke marcus
Dengan tenang marcus melihat isinya dan dia langsung terkejut. Walaupun orang-orang biasa tidak akan menyadarinya
Bukannya ini...
"Oke saya setuju. Saya akan memberikan anda uang tersebut tetapi walaupun nanti kedepannya anda berhasil melunasi uang tersebut. Anak anda tidak akan saya lepas" ujar marcus dengan tenang dan dengan muka yang seperti penuh dengan kemenangan
"Tidak apa-apa. Ambil saja. Toh dia cuman anak tiri saya" ujar malinde dengan tenang dan senang
"Saya akan membuat perjanjian itu dan sah secara hukum. Tolong tunggu sebentar" ujar marcus sambil memberi beberapa perintah kepada zicco agar membut perjanjian itu
Selang 5 menit,perjanjian itu telah selesai. Dan langsung di tandatangani oleh marcus dan malinde. Tetapi ada satu kolom yang harus ditanda tangani oleh anak malinde
"Tenang pak,saya akan langsung menyuruh anak saya mentandatangani nya" ujar malinde tenang senang
"Saya ingin perjanjian itu sudah anda berikan kepada saya besok. Jika besok anda melanggarnya. Maka saya tidak menganggap perjanjian itu ada" dengan tenang marcus menyenderkan punggungnya
"Saya berjanji" bergegaslah malinde keluar ruangan tersebut
Sekali milikku akan selalu menjadi milkku
Dengan senyum di bibirnya dia memikirkan anak malinde yang akan menjadi miliknya. Selamanya.Kok aku merasa makin lama makin aneh ya? Hehe;)
KAMU SEDANG MEMBACA
The CEO
Romance"didunia ini tidak ada yang gratis" kalimat itu selalu diingat angeline sampai mati. dunia ini tidak indah. tapi haruskah dia merana seperti ini?