Malam hari, Disebuah pabrik kosong yang angker, tak disangka Lisa menemukan semua perasaannya yang telah hilang. Rasa takutnya, rasa marahnya, rasa bencinya, dan rasa yang membuatnya menjadi monster, kini dirasakannya kembali.
"Kau mungkin bisa mengelabui semua orang, tapi tidak denganku. Takdir mempertemukan kita lagi. Aku mengingatmu.. Kau gadis yang waktu itu. Si bajingan kanibal ! Jadi itu namamu ? Lisa.." Ucap Alex seraya mengacungkan pisaunya.
Lisa menggaruk pipinya dengan tenang. Bukan pura-pura, tapi ia memang tidak mengerti sama sekali dengan ucapan anak pindahan itu.
"Bicaramu aneh.. Aku tidak mengerti. Ngomong-ngomong kenapa kau mengajakku kesini ? Kau bilang ingin membahas tugas kelompok, kan ? Tapi.. apa kau yakin ini tempat yang bagus untuk membicarakannya ?"
Bukan itu yang ingin Alex dengar. Harusnya bukan jawaban seperti itu. Alex menekuk kuat alisnya. kemudian ia menantangnya. Ia menantang Lisa dengan cara terbodoh di dunia. Alex mengiris telapak tangannya sendiri dengan pisau yang ia genggam agar Lisa bisa mengingat dengan jelas.
"Kau suka darah, kan ?" Tanya Alex sambil menunjukan lumuran darah ditangannya pada Lisa.
"Kuyakin kau meminumnya setiap hari. Dulu kau pernah meminum darah yang sama dari orang yang berbeda. Orang itu.. Telah kehilangan semangat hidupnya karena kau ! Kau telah merebut hal yang paling dicintainya..! Apa kau masih belum mengingatnya kanibal !!!"
Tapi sekali lagi, Lisa memberikan jawaban yang tak ia inginkan.
"Alex..! Kau berdarah.. Kenapa kau lakukan itu..! Singkirkan pisau ditanganmu ! Kenapa kau bawa-bawa pisau sih ! Tanganmu, cepat perban. Akh, tunggu. Aku punya sapu tangan di tasku.. Biar aku.."
Saat Lisa berusaha menyentuh tangan Alex, sebuah tendangan melayang tepat di dadanya. Tendangan kejam yang dilakukan pada seorang wanita yang hendak melakukan kebaikan.Tidak sakit, memang tidak sakit sama sekali, berkat penyakit CIPA Lisa. tapi tindakan alex tersebut telah membangunkan monster tidur. Rantai yang mengekang monster begitu lama, hancur dalam sekejap karena satu tendangan. Dalam keadaan terkapar, sorotan mata Lisa berubah seketika.
Alex mengacungkan pisaunya kembali "Kau benar-benar monster menjijikan ! Aku terkejut kau memiliki banyak teman di sekolah. Seandainya semua orang tahu kalau kau itu kanibal, kurasa tendangan seperti tadi akan datang dari sahabatmu sendiri nantinya. Kemudian mereka akan mengatakan hal yang sama denganku.."
Lisa membangkitkan tubuhnya kembali dan menatap mata Alex dalam-dalam.
"Teruskan saja, itu akan jadi kata-kata terakhirmu.. Aku tidak tahu kau siapa, tapi kuakui kau punya nyali yang besar. Peduli setan dengan pesan Ibu. Aku akan memakan wajahmu malam ini.." ancam Lisa sambil meregangkan jari-jarinya.
Alex meludah kebawah "Mati saja kau kanibal ! itu yang akan kau dengar esok hari.. Dari mulut semua orang"
Dan pertarungan pun dimulai. Malam ini akan jadi malam yang panjang bagi sang pemenang. Tragedi masa lalu mempertemukan Alex pada dendam lamanya. Lisa yang telah ditempa bertahun-tahun oleh tangan hangat ibunya, masih belum tahu kesalahannya pada Alex. Satu hal yang pasti, akan ada yang mati malam ini.
***
15 menit kemudian.
Seorang wanita berjalan takut mendekati sosok mengerikan yang tengah melakukan sesuatu di kegelapan. Ternyata bukan satu orang, tapi dua. Lebih tepatnya sepasang suami istri yang datang. Dengan mata terkejut, Mereka menyaksikan hal yang paling mengerikan baginya.
"Lisa..?" panggil Wanita itu dengan nada gemetar.
Saat Lisa mengangkat wajahnya dan melihat orang yang memanggilnya, tampak ada daging yang menggelayut diantara cengkraman giginya dan Itu adalah sebagian dari wajah alex.
***
Keesokan harinya beritanya menyebar. Bukan berita tentang fakta bahwa Lisa adalah kanibal, tapi berita tentang hilangnya Alex. Anak pindahan yang baru seminggu di sekolah. Keluarganya cemas setengah mati dengan menghilangnya Alex. Laporan polisinya sudah dibuat, yang kini mereka bisa lakukan hanyalah menunggu kepulangannya. Sebagian ada yang bilang penculikan, sebagian lagi bilang Alex mengalami Trafficking. Semuanya masih misteri. Hanya ada satu siswi yang mengetahui kebenarannya dan dia tengah makan sushi saat ini.
"Ya ampun.. Sushi lagi ?" Tanya Shafira heran pada teman sebangkunya itu.
Lisa tersenyum lembut dengan mulut masih mengunyah.
"Kau tidak memiliki darah orang jepang, Kau juga tidak pernah ke jepang, tapi kenapa kau bisa suka sushi ?" lanjut Shafira bingung sendiri.
"Itu karena.. Aku lebih suka daging yang masih mentah.. Hehe.. Kau mau ?" jelas Lisa dengan senyum manisnya.
Seperti tak pernah terjadi apa-apa. Pagi ini Lisa menjadi dirinya lagi.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanibalisa
RandomTidak ada rasa sakit, tidak ada emosi, tidak ada balas dendam. Penyakit CIPA (congenital indensitivity to pain with anhidrosis) membuat Lisa tak pernah marah pada apapun yang menimpanya. Mengontrol emosi adalah keahliannya. Banyak orang yang menilai...