Author's POV
Hari yang melelahkan bagi gadis yang berumur 21 tahun. Terik matahari membuatnya lelah setengah mati.
Gadis bernama Elizabeth Margareth William call her 'eliz' baru saja tiba dirumah dan langsung merebahkan diri di sofa."Huuhhh... Neraka bocor kali ya, panas banget dah" ucapnya sambil mengelap keringat dipelipisnya
"Papaaaa..... Mamaaaaa...." panggil Eliz saat mengetahui rumahnya sangat sepi, bahkan pembantunya tidak ada, hanya ada tukang kebun dihalaman rumahnya tadi. Keluarga Eliz hanya terdiri dari 'Papa, Mama, dan Eliz sendiri' Yaa... dia anak tunggal
"Ihh... Pada kemana sihh semuanya!" Ujarnya kesal.
"Dehidrasi nih" ucapnya dan melangkah menuju kulkas di dapur.
Saat didepan kulkas dia melihat ada kertas yang menempel dikulkas
'Sayang, mama sama papa pergi ke Indonesia selama seminggu untuk melihat keadaan nenekmu yang sedang sakit, pembantu sedang cuti, mungkin lusa sudah kembali bekerja, jaga diri baik-baik nak'
"Huuhh,, ternyata ke Indonesia tohh" Eliz merupakan keturunan Inggris dan Indonesia, Papanya asli Inggris, dan Mamanya asli Indonesia, ia dan sekeluarganya menetap di London. Jadi, wajahnya memang sedikit terkesan orang Indonesia dan ia sudah biasa ditinggal orangtuanya sendiri.
Tanpa ba bi bu Eliz langsung menyambar air dingin didalam lemari esnya.
Satu kata cukup untuknya segarrr.....Ia beranjak pergi kekamarnya dilantai atas tidak lupa mengambil tasnya yang tadi diletakannya di sofa. Sampai dikamar, Eliz langsung mandi dan beranjak tidur.
***
Eliz's POV
Kampus
Huuhhh,, rasanya aku ingin bermalas-malasan dirumah. Tapi, apa daya kalau kampus tidak bisa kutinggalkan.
"Hey, liz" Ahh... Revan. Revan adalah teman terbaikku, tapi menurut teman sekampusku, Revan menaruh hati padaku, tapi aku berpikir tidak. Yaa.. tidak mungkin
"Ahh Reva, ngagetin aja sihh" gerutuku kesal sambil mengerucutkan bibirku yang sexy ini, uweeee....
"Cemberut aja sii pagi-pagi gini"
"Auu ahh, orang lagi badmood malah ditambah bikin orang badmood" gerutuku
"Hehe... Maap yakk" ucapnya sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya
"Gini dehh, supaya kamu gak badmood gitu, selesai mata pelajaran berakhir, kita ke cafe deh, terserah cafe mana aja" tawar Revan"Beneran??" Tanya Eliz meyakinkan ucapan Revan dengan mata yang berbinar.
"Iya.. emang mau kemana nih?"
"Hmm.... McDonalds yaaa?? Soalnya Papa sama Mama lagi gak ada dirumah"
"Kemana?"
"Indonesia"
"Berapa lama?"
"Seminggu"
"Kamu dirumah sama siapa?"
"Ihhh... kok nyebelin sihh!! Ditanyain mulu udah kayak buronan" gerutuku kesal
"Hehehe... sorry, tapi jawab dulu pertanyaan aku yang terakhir"
"Huuhhh... aku dirumah sama tukang kebun yang merangkap sebagai satpam!" Jawabku kesal
"Pembantu?" Tanyanya 'lagi
"NO!!! Itu jawaban terakhir!!" Jawabku kesal sambil melipat kedu tanganku didada
"Ck, iyadeh... yaudah yuk ke kelas" ucap Revan yang tanpa persetujuanku dia sudah merangkul bahuku. Oh ya, aku dan Revan satu kelas semenjak ospek.
Wait? Kok jantung Revan berdebarnya cepat banget ya? Jangan-jangan Revan punya penyakit jantung lagi?!! Oh Elizabeth jangan berpikir negatif batin Eliz
***
This is my first book on wattpad!! I hope you enjoyed with my story.
Sorry, karena typo(s) :)
Mulmed >>>>>Elizabeth Margareth William
Chapt ini pernah aku upadate di akun 'isdmei'. Cuman dibalik doang nama akunnya :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire, Human, and Werewolf
FantasyKisah seorang Gadis yang hidupnya berubah 180° semenjak hari dimana status 'single' menjadi 'bersuami'. "Manusia apa diaa???? aneh sekali"