MLT : Saingan

1.3K 49 6
                                    

"Tante..hosh..hosh..hah..hah.. Rayan capek."

"Pompa terus Rayan...hah..hah..hah..hosh."

"Yaudah, gantian tante aja yang pompa, Rayan capek."

"Yey! Kamu 'kan cowok, masak tante juga yang pompa."

Rayan mengelap keringatnya, memandang tantenya dengan tampang memelas

"Please, tante Jania yang paling cantik. Rayan capek...hah..hah..hah.."

Jania menegakkan badannya, berjalan menghampiri Rayan.

Pletak, jitak Jania di kepala Rayan

"Kamu itu, tante yang nyari pompa, tante juga yang mompa. Dikira jalan dari sini sampai ujung jalan raya deket apa! Lain kali kalau mau jemput tante jangan pake motor vespa bututmu ini. Nyusahin aja!" gerutu Jania tapi tak urung memompa ban Vespa yang kempes.

"Yan, kayaknya ini fix bocor deh, bukan kempes."

Rayan bangkit dari acara tepar di jalannya. Menghampiri Jania. Mengecek apa benar ban vespa merah kesayangannya itu bocor.

"Wah iya, bocor tante. Hehe." cengir Rayar menatap Jania.

Jania langsung mencubit pipi Rayan dengan gemas.

"Kurang ajar kamu, Ray. Tante dikerjain."

"Peace, tante, Rayan nggak tau kalau bannya bocor. Biasanya cuma kempes. Pas jemput tante aja Bannya langsung bocor. Hehe."

Jania kembali mencubit pipi Rayan. Kali ini kedua pipi Rayan menjadi sasaran.

"Oh, jadi kamu mau bilang tante ini penyebabnya, gitu? Tante yang gendut, hm?"

"Aduh..duh..duh..tante sakit, pipi Rayan melar nanti."

Jania melepaskan pipi Rayan yang langsung di elus dengan sayang oleh si empunya.

"Kamu itu nyebelin! Udah, loakin aja vespa kamu. Nanti tante mintain sama papah kamu motor sport." kata Jania sambil men-deal nomer taksi langganannya.

"Tante mah gitu, Roger 'kan motor kesayangan Rayan. Sejarahnya banyak nih tante."

Jania memutar kedua bola matanya bosan.

"Roger aja yang di pikirin, sekali-kali kenalin dong temen cewek kamu ke tante."

Rayan tersenyum lebar sambil merangkul Jania.

"Tante, kenalin, ini calon istri Rayan." katanya cengengesan.

Jania celingak-celinguk. Menatap Rayan horor.

"Mana? Setan? Gila kamu, Ray!"

Rayan semakin cengengesan menatap Jania.

"Bukan tante, kenalin ini calon istri Rayan, calon ibu buat anak-anak Rayan." tunjuk Rayan ke arah Jania.

Mata Jania melotot penuh peringatan.

"Tante serius!" kata Jania galak

"Rayan juga serius." kata Rayan sambil mengangkat bahunya acuh

Sebelum Jania membuka suaranya ke Rayan. Jania dan Rayan menoleh ke belakang karena ada yang memanggil Jania.

"Eh, Sakti. Kapan balik?" tanya Jania menghampiri pria yang baru turun dari motor sport putihnya. Meninggalkan Rayan dengan dahi yang mengerut bingung.

"Kemarin, kamu di sini ngapain?" tanya Sakti setelah membuka helm full-face miliknya. Menampilkan sosok wajah pria dewasa. Dengan rahang tegas, alis hitam, hidung mancung, juga bibir tipis.

"Baru pulang dari kantor, di jemput ponakan. Tapi bannya bocor di sini." cerita Jania.

Mata Rayan melotot ke arah Jania.

Ponakan? Jadi, selama ini Rayan cuma seorang ponakan di mata Jania?

Jleb! Nyessss... Banget.

Sakti mengangguk, melirik Rayan yang bersandar cool di samping motor Vespa merahnya—tidak mau kalah dengan pria bermotor sport putih itu.

Anak muda yang memiliki wajah baby-face, dengan alis hitam-kereng-tebal, hidungnya mancung, juga bibirnya sedikit penuh.

"Mau aku anterin?" tawar Sakti ke Jania.

Jania langsung mengangguk semangat.

"Boleh, boleh. Boleh banget malahan."

"Terus aku gimana, nte?!" protes Rayan tak terima.

Enak aja, pergi sama dia pulang sama orang lain.

"Udah, kamu di sini aja, temenin Roger. Bentar lagi taksinya nyampe." kata Jania sambil menaiki motor sport milik Sakti.

"Nggak bisa gitu, dong!" seru Rayan sambil menghampiri Jania. Memegang lengan Jania dengan tampang bersungut-sungut kesal.

"Ya terus mau kamu apa, Ray?"

"Kita, ceng-three."

Rayan tidak rela jika dada Jania menempel di punggung lelaki yang bernama Sakti itu. Mengingat jok belakang motor sport itu sedikit jemping ke atas.

Rayan saja belum pernah, masak orang lain mendahului?

'kan nggak adil!

Rayan bisa mempertimbangkan tawaran Jania yang akan membicarakan tentang motor sport ke papahnya.

"Heh?!" kaget Jania

"Ngaco kamu, Ray!"

"Tapi, Rayan nggak mau ditinggal sendiri tante. Nanti kalau Rayan di culik gimana?" melas Rayan menatap Jania dengan puppy-eyesnya

"Mana ada yang mau nyulik anak segede bagong kayak kamu!" cibir Jania.

"Ada!" sahut Rayan

"Siapa?" tanya Jania

"Tante girang."

kemudian hening 



-=- 




"Makasih ya, Sakti udah mau nganterin aku sama anak satu ini. Mana dempet-dempetan lagi." kata Jania yang baru turun dari motor Sakti.

Sakti terkekeh "Iya, sama-sama. Ponakan kamu lucu."

"Emang gue badut!" cibir Rayan yang turun setelah Jania dengan wajah merengut. Runtuh sudah bayangan Jania yang menempel di punggungnya, justru Jania malah memegangi pundaknya dengan kedua tangan lentik itu.

"Wadawww....itu cubitan pedes banget, tante!" sungut Rayan menatap Jania yang cengengesan menatap Sakti.

"Ya udah, aku pulang dulu. Bye." kata Sakti kembali memakai helmnya

"Bagus, sekalian jangan nampak lagi ya, bang. Sekali lagi muncul dapet piring melayang." ujar Rayan yang mendapat plototan maut Jania.

Rayan memeletkan lidahnya setelah Sakti melesat meninggalkan rumah Jania. Menyebabkan Jania menempeleng--ingat, menempeleng, bukan menjitak--Rayan. Lalu berlalu memasuki kediamannya.

Rayan mengelus kepalanya sayang, tante Jania memang terkadang lebih sadis dari ibu tiri. Mulai sekarang, Rayan harus 24 jam memantau Jania karena Rayan mengendus persaingan ketat antara dirinya juga lelaki yang bernama Sakti.

Semangat cintanya berkobar membara. Rayan harus bin wajib mendapatkan tante kesayangannya itu! Iya, harus!

Tidak ada yang boleh memiliki Jania kecuali dirinya, termaksud Sakti sekalipun!



-=-



Dududududu.... Yang onoh beloman kelar maen lagak update new story jahahahahaha. Tak apalah, mencoba multitasking sedikit. Jahahahahaha.

Cerita baru dengan genre yang masih di komedi-romance. HANYA DIPUBLIKASIKAN DI WATTPAD.

Cerita murni dari pikiran Di sendiri, maaf apabila ada kesamaan dkk... itu diluar kuasa si penulis.

Update : 05.Nov.2016

Sanis, Meta-Diana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely TanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang