Me

33 0 0
                                    

Seorang gadis muda sedang duduk termenung di kamarnya . Mary namanya . Pikirannya penuh akan urusan-urusan di sekolahnya . Perhatiannya teralihkan saat seorang mengetuk pintu kamarnya .

Mary POV
"Sayang , ada Luke dibawah"
Mommy ternyata , menganggu saja. Aku membuka pintu dan mendapati ibuku lengkap dengan baju kebunnya .
"Iya mom , mom bisa kembali berkebun soal Luke pasti akan kutemui"
Tanpa berkata apapun hanya dengan tersenyum ibuku turun kebawah dan bisa kudengar 'pembicaraan singkat' antara mom dan Luke . Setelah itu tidak,mom pasti sudah kembali ke kebun .

Ngomong-ngomong Luke adalah sahabat kecilku . Aku bersahabat dengannya dari umur 8 tahun hingga sekarang ini umur kita yang sama-sama 16 tahun . Ada cerita lucu antara aku dan Luke , dulu kami selalu saja bertengkar hingga dad selalu memantau kami saat bersekolah . Tapi hanya karena aku yang saat itu terjatuh dari sepeda dan kebetulan Luke yang menolongku , kami bisa saja baikan bahkan menjadi sahabat hingga sekarang . Mengingatnya hingga membuatku lupa jika Luke sedang menungguku di bawah . Aku turun dan tentu saja melihat Luke yang sedang asyik melihat-lihat album masa kecilku . Tunggu , aku bilang apa ? Oh tidak .

"Berikan itu , dasar tidak sopan ! Huhh ..!" Kataku mengambil album itu dari tangan Luke .
"Hey , ayolah Mary aku belum puas melihat wajah imutmu itu" apa-apaan dia .
"Aku kenal kau kan dari kecil cuman album masa kecilmu yang lucu itu kau jadi galak seperti ini , haha"
Tambahnya dibarengi dengan tawanya itu . Melihatnya tertawa saja aku sudah bahagia jadi tidak apalah lagipula benar katanya hanya sebuah album .
"Sudahlah lupakan saja"

"Em aku ada sesuatu untukmu!" Kata Luke antusias , bisa kulihat selembar kertas berwarna cream yang disembunyikan dibalik badannya .
"Sudahlah Luke keluarkan saja kertas itu!" Aku ketus sekali hari ini , apalah aku memang sedang tidak mood.

"Kau ini ! Baiklah ini untukmu" sekarang Luke yang ketus wajah juga sebarnya . Luke menyerahkan kertas itu kepadaku . Saat kubaca aku langsung melempar senyum pada Luke , ini adalah formulir pendaftaran audisi ballet di sekolah dan umum .

"Thank you so much , it's a my dream!"
"Ya ya your welcome , for my best friend"
"Ya tapi bukannya formulir ini terakhir di ambil oleh Emma" ya formulir terakhir memang diambil oleh Emma . Gadis sombong yang membenciku dan parahnya ia menyukai sahabatku , Luke .

"Kau seperti tidak mengenalku saja , aku sengaja meminta formulir ini kepada panitia yang kebetulan aku mengenalnya maka dari itu aku mempersembahkan ini sebagai ',sesuatu' untukmu"
Luke memang sahabat yang baik . Aku memang mendambakan audisi ini , tapi setelah aku mendapatkan formulir terakhir , Emma Barnes datang dan mengambil formulirku dan saat itu juga aku ribut dengannya . Saat Mrs.Barnes , salah seorang guru kami datang , Emma dengan lantangnya bilang jika aku ingin merebut formulirnya , tentu saja Mrs.Barnes percaya dengan Emma toh saat itu Emma yang memegang formulir itu . Tapi ya sudahlah , intinya aku senang mendapatkan formukir ini walau hanya formulir . Tanpa aba-aba aku langsung memeluk Luke . Sebuah suara mengagetkanku dan sontak aku melepaskan pelukanku .
"Oh ... oh ... ada apa ini" dad yang mengagetkanku , memang kenapa ? Salah memeluk sahabat sendiri ?" Huhhh

-1 minggu berikutnya -
Hari ini aku akan audisi ballet di sekolah dan aku sangat antusia dalam hal ini . Aku sudah latihan selama 1 minggu ini dan hasilnya sangat memuaskannku , kepercayaan diriku semakin bertambah taktala menunjukkan tarian balletku kepada bibi dan pamanku dan mereka takjud dengan tarianku itu . Audisi akan dimulai pukul 10.00 a.m . Dan
seperti biasa , aku menunggu bus sekolah datang bersama Luke . Kami terdiam cukup lama karena sedar tadi aku mengoceh Luke hanya merespon pembicaraanku dengan sepelenya . Ya sudah aku diam saja . Tumben sekali hari ini bus datang lama , aku menengok ke arah biasanya bus datang tapi tidak masih sama . Jalanan itu kosong tiada kendaraan . Mataku tertuju pada sebuah mobil berwarna merah terang yang sudah kuketahui siapa didalamnya , Emma Barnes,Jessica Wells dan Joya Amber . Sudah kuduga pasti ia akan berhenti di hadapanku dan Luke , bukan untuk mengejekku . Yeah , karena ada Luke tentunya . Dan benar saja ia .

"Hay Luke" sapa Emma sambil membuka kaca mobilnya .
"Hay" jawab Luke , bisa kulihat ketidaksukaan Luke pada gadis itu dari cara bicaranya yang dingin dan datar begitu .
"Oh , hay Mary cantik" heh , dasar cari muka . Di depan orang-orang tertentu saja ia seperti itu , aku tersenyum ketus padanya .
"Emma bukankah kau tadi bicara pada kami jika kau ingin menawari Luke tumpangan!?" Pasti yang dibicarakan Joya berasal dari suruhan Emma .
"Ya jika ia mau" tambah Emma mengiyakan .
"Tapi kami sedang menunggu bus datang , maaf" Luke menolak dengan sopannya .
"Luke , kau tidak tahu ya ? Hari ini bus tidak datang , bus hanya melayani pada saat pulang saja untuk hari ini"
"Dari mana kau tahu?" Sahutku merasa dia berbohong .
"Intinya dia tahu , tidak usah bersikap seperti itu bisa tidak sih Mary" kali ini Jessica yang berbicara.
"Jadi , bagaimana tawaranku Luke?" Tanya Emma lagi .
Luke menoleh kerahku dan aku tentunya menggeleng . Kemudian Luke berbisik .
"Sepertinya kita harus mengalah dalam urusan ini" oh , haruskah . Akhirnya setelah kupikir-pikir ya memang benar kami yang kalah . "Baiklah" kataku .

Saat aku hendak memasuki mobil , Emma menoleh kerahku dengan tatapan bingung .
"Apa yang kau lakukan Mary" aku juga bingung memang apa yang kulakukan .
"What ?"
"Emma hanya menawari Luke saja Mary , bukan dengan kau hanya Luke mengerti !" Joya yang menjawab . Tak lama setelah itu Luke keluar dari mobil dan sedikit memarahi Emma .
"Apa maksud kalian ? Aku selalu bersama Mary , jika dia tidak aku juga tidak!" Kata-kata Luke membuatku bangga menjadi sahabatnya . Luke memegang tanganku dan menoleh ke arahku . Emma keluar dari mobil diikuti Joya dan Jessica .
"Kenapa kau bilang seperti itu ?"
"Kenapa ? Kau ingin mengajakku naik mobilmu tapi dengan meninggalkan Mary ! Kau pikir aku sahabat seperti apa ? Ha?"
"Luke aku tidak bermaksud . Kalau begitu aku minta maaf , ok maafkan aku" Emma memohon pada Luke . Luke tak begeming .
"I'm so sorry Luke , ini hanya sekedar masalah sepele!" Belum Luke menjawab tiba-tiba ada telefon untuknya .

'Apa ?'
'Baiklah , aku akan memberitahunya'
'Ok'

"Mary!!" Ada apa Luke .
"Yes why ?" Aku bertanya
"Audisimu sudah dimulai pukul 7 tadi dan giliranmu sebentar lagi tinggal menunggu beberapa peserta terakhir!" Aku tersentak dan langsung cemas dengan apa yang baru dikatakan Luke .
"What ?? Bagaimana kau tahu?"
"Jason" Ya Tuhan , masalah apa ini kenapa harus seperti ini .
"Dan , Emma bukankah kau ikut audisi juga?" Luke bertanya pada Emma
"Ya , ada apa?"
"Kenapa dari awal kau tidak memberi tahuku jika audisi sudah dimulai" tanyaku pada Emma dengan lantangnya .
"Hey , kenapa kau membentakku , itu kan salahmu sendiri tidak memperhatikan perubannya!"
"Sudahlah Mary sebaiknya kita ke tempat audisimu maksduku kita ke studio ballet milik ms.Alone karena tempatnya juga di ubah!" Tuhan , tempat itu cukup jauh jaraknya dari sini . Aku benar-benar frustasi .

Saat aku dan Luke mau pergi tiba-tiba Emma memegang tangan Luke dan seketika Luke menoleh .
"Kau mau kemana Luke ?" Emma apa yang ingin kau bicarakan lagi .
"Emma tolong lepaskan , aku harus cepat-cepat mengantar Mary!" Bukannya melepaskan pegangannya Mary malah meracau .
"Aku akan bilang kepada dad maksudku Mr.Daniell Barnes untuk menggugurkanmu dalam daftar murid yang mendapatkan kesempatan kedua" apa maksdunya ? Kesempatan kedua apa ? Oh , aku baru ingat Luke pernah gagal bersama Jason dan Ryan dalam satu kelompok persentase dan ia memohon-mohon untuk meminta kesempatan untuk persentase kedua . Mereka berhasil itu oun dengan catatan Luke mau menemani Emma di acara party milik teman Emma . Dan mengatakan jika Emma adalah pacarnya , andai saja mr.Daniell itu bukan daddynya .
"Emma !" Bentak Luke
"Aku bisa saja melakukannya Luke!"
"Tolong , kau bisa melakukan apa saja asalkan jangan ini" Luke memohon
"Tidak , ingat Luke ini bukan hanya untukmu tapi juga untuk Jason dan Ryan !"
"Baiklah , maaf Mary!" Apa ? Luke ? Padahal ia bisa saja mendapatkan persentasi dari mrs.Paula ataupun Mr.Barry . Bukan hanya Mr.Daniell saja bahkan ia yang bilang padaku sendiri . Dan tanpa mengatakan apapun Ema menyuruh Luje masuk mobil dan mereka berempat , Luke,Emma,Jessica,Joya pergi mengendarai mobil itu .

Di sinilah aku sendirian tak rahu arah , aku berlari dan berlari menuju tempat audisi itu dan tangisanku tak bisa kubendung lagi . Aku berlari dengan menangis . Andai saja ada Luke ia pasti bisa mengakali semuanya tidak sepertiku . Aku terus berlari , aku terlihat rapuh dan .. dan .. Ya Tuhan aku lupa cd musik ballet yang sudah kubuat tentu saja masih dirumah . Kostum dan semuanya ... kenapa aku tidak memikirkannya ? Dan sekarang aku sudah sampai tujuan .

Aku yang tidak tahu harus bagaimana pasrah , menangisi keadaan , sendirian dan sia-sia usahaku selama 1 minggu ini .

Mary CooperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang