Part 1 - Kelam

100 4 0
                                    

Ku buka perban mataku perlahan dan kembali menyipitkan mataku, aku lihat beberapa suster dan dokter yang menatap ku dengan senyuman. Dan ada satu suster yang menepuk pelan pundakku dengan senyum kemenangan atau senyuman bangga.
Aku bertanya ada apa ini? Batinku seraya berkata.
"Vio, kamu sekarang bisa melihat lagi"
Ucap salah satu suster yang menepuk pundakku pulan tersebut.
Dengan bingungnya aku menatapnya dengan jelas
"Maksudnya?"
Suster tersebut memandang ke arah dokter seolah olah meminta izin untuk menceritakan aslinya.
***
Aku menangisi kejadian yang menimpa keluargaku, aku sangat sedih. Mungkin mataku sudah membengkak kini. Aku tak henti henti nya menangis mengingat kecelakaan tersebut.
Kembali ke masa lalu.
Aku, kakakku Dion mama dan papaku sedang ingin bertamasya ke Pangandaran. Aku dengan tatapan takjub melihat berbagai gunung yang kulewati ketika berada di Nagreg tersebut.
"Viola alay nih baru liat gunung gunung udah lebay"
Aku melotot kepada kakakku
"Apaansih sirik aja lo kak"
"Hahahahha"
"Berisik lo"
"Dasar alay"
"Hiksss mamaaaaaa"
Mamaku menoleh dari cermin bedak yang dipegangnya saat itu
"Alay dah apa apa ngadu" kakakku mendengus kesal sambil kembali menatap jendela.
Sebenarnya aku hanya bisa menahan tawa jengkel menatapnya
"Aduh viola dion jangan berantem mulu, mama cape tau gak dengernya"
Mama kembali memakai  sponge bedak yang di pegangnya. Dan di cecap ke kedua pipinya.
"Issssss mama gabelain aku"
"Haahaha mampus lu dek"
"Apaalu kak"
Sebenarnya kami saling sayang sebagai kakak dan adik, namun kami menutupinya dengan perkelahian atau debat. Lucu bukan?
"Husssss diemm gabaik lagi perjalanan jauh berantem. Kalo di sunda hala halaeun.
Kata papahku sambil memandang kami berdebat dari kaca spion yang bertengger di langit langit mobil.
"Iya pah"
"Hmmmmmm"
Kakakku hanya berdehem saja mungkin dia sudah capai berdebat denganku dan mendengar ocehan kedua orangtuaku.
Namun...
BRUKKKKKKKKKKK
Mobilku tibatiba berbalik dengan hebat terpental sana sini dan jatuh lewat jurang. Kulihat mamaku sudah pingsan, papahku mencoba memegang kendali.. Dan.. Kakakku yang terus terusan memelukku seolah olah melindungiku. 
Aku pusing. Sangat pusing. Menatap luar kaca yang berbalik dan sudah tak karuan bentuknya. Kepalaku terbentur sana sini. Kaca mobil menusuk ke bola mataku.
Dan semuanya pun gelap. Aku terasa terhuyung ke sana kemari.
To be continued..

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang