Part 2, Indah

69 5 2
                                    

Aku mengelap air mataku dengan tissue kering yang diberikan oleh seorang suster yang setia menemaniku sejak tadi. Karna di ruangan kini hanya ada aku dan suster cantik ini saja.
"Sudah dek"
"Hiks aku kenapa sus hiks"
Suster itu merengkuh ku ke pelukannya, aku pun otomatis membalas pelukkannya.
Hangat. Nyaman. Aku menangis tak karuan di dalam pelukkan suster ini.
"Kenapa? Kenapaa suss cuma aku yang hidup? Kenapa gak sekalian aja sus? Aku cacat sus"
Aku sedikit memaki diri sendiri dan tetap memeluk suster cantiknya. Entah sudah banyak tangisan air mataku yang basah di baju susternya.
"Kamu harus bersyukur vio sama tuhan, kamu diberikan kesempatan kedua"
Ucapnya sambil melepaskan pelukkan hangat kami.
Aku menatap lesu dia seolah olah berkata 'jangan bahas ini lagi plis aku mohon'
Suster itu sedikit tersenyum dan untungnya mengerti apa maksudku
"Vio kamu gamau liat matamu sekarang?"
Aku mengelap air mataku dan sedikit menganggukan kepalaku kini.
Aku berdiri lemah dengan infusan yang masih terkait di dinding tanganku.
"vio!!! Jangann!"
Aku terkejut dan menoleh ke arahnya
"Ada apa sus?"
"Kamu masih lemah!! Balik ke kasur"
Aku menurutinya. Dan ku kembali duduk di kasur menarik selimut menutupi pahaku. Tapi ku masih duduk menghadapnya.
"Pake cermin aku"
Suster itu mengeluarkan cermin kecil bentuknya bulat dari sakunya dan menyerahkan padaku.
Dengan bulu kuduk yang berdiri.. Aku tegang menatap mata baruku, dan ku buka perlahan.
"Wah indah."
Aku menatap mataku yang kini sekarang menjadi warna coklat terang, karna sebelumnya mataku sepenuhnya berwarna hitam.
Susternya pun tersenyum ke padaku dan turut senang mendengarnya.
"Bagus kalo gitu." Ucapnya tersenyum
"Sus hm nanti pas aku keluar dari rumahsakit, aku tinggal sama siapa di sini?" Sontak suster itu terdiam dan sepertinya senyum kebingungan menatapku. Menyimpan sejuta alasan dibenaknya mungkin?
Aku masih diam menunggu jawaban darinya dan sepertinya ku betah memandang mata baruku saat ini.
Suster itu mengembuskan nafasnya dan sudah ingin berkata panjang lebar.
Aku senantiasa menunggu nya menjawab pertanyaanku.
Padahal pertanyaanku ini tergolong mudah.
Namun mengasah pikiran untuk menjawabnya.
To be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang