Sejujurnya aku sendiri masih ragu untuk pergi. Kau tahu, aku pergi untuk menjemput cinta sejatimu.
Seseorang yang entah sudah berapa lama mencari rumahnya, yaitu kau. Yang sudah susah payah berkelana demi menemukan syarat untuk mendapatkan cintamu yang kau pikir takkan ia dapatkan.
Aku tak akan egois. Aku tahu, cintamu memang nyata untukku. Namun bukan cinta yang seperti itu yang ada untukku.
Cintaku bukannya bertepuk sebelah tangan, namun berbeda. Kau yang selalu minta untuk tidak kutinggalkan agar tak lagi merasakan betapa perihnya hidup dalam kegelapan. Hanya bisa mendengar suara orang - orang dan menghirup aroma mereka tanpa bisa melihatnya.
Sedang aku, cintaku ada untukmu entah karena dan untuk apa. Hingga aku sedia menjadi matamu, menjadi penunjuk arahmu, menjadi sandaran peraduanmu, bahkan sedia untuk melepasmu