Seorang laki-laki bernama Bryan datang pada Denta tanpa menyapa dan mengatakan namanya terlebih dahulu kepada Denta. Dengan bingungnya Denta hanya menatap wajahnya dan mendengarkan apa yang sedang ingin Bryan katakan. "Permisi mas apakah mas sudah lama berjualan di mall ini?" Kata Bryan. Denta pun hanya mengangguk kan kepala, namun Bryan seketika meninggalkannya.Denta tak tau apa yang sedang terjadi dia hanya berjualan di sana dan melayani konsumennya yang selalu ramai di datangi pengunjung disetiap harinya. Lokasinya yang strategis dan di dalam mall yang sering di datangi para pembeli, dia tampak lelah sekali jika harus memikirkan Bryan yang tidak ia kenali. Hingga para pelanggannya harus memanggilnya berulang kali.
Suatu hari setelah beberapa bulan, dia kedatangan seorang anak yang kemungkinan terpisah dari ibunya. "Hai nak, mau beli apa ya?" Katanya. Anak tersebut hanya diam saja lalu mengatakan -Lely- Denta pun bingung siapa itu Lely, ataukah itu nama orangtuanya. Tanpa banyak kata ia bawa anak itu kedapur dan menyuruhnya menunggu. Ditemani sejumlah kopi dan cupcake anak tersebut sedikit mulai tidak kaku kembali dan memakan cupcake perlahan.
Setelah pekerjaannya selesai ia pun mengajak anak tersebut lagi kepada satpam di informasi terdekat. Disana sudah ada seorang ibu yang sedang menangis histeris. Denta sudah tau kemungkinan besar itu adalah ibunya. Anak yang tadinya ada dalam dekapan Denta berlari kearah ibunya "Mama Lely" Sambil tersenyum. Ibunya pun menangis bahagia dan berterima kasih pda Denta. Denta pun senang dan meninggalkannya.
Bertahun-tahun ia lewati dengan tekunnya mengelola kedai kopinya tersebut. Hingga tuapun dia melayani pelanggannya dengan ramah dan terkadang bergantian dengan seorang pegawainya. Pegawainya tersebut ia dapati dari seorang tetangganya yang membutuhkan pekerjaan. Tetangganya yang juga berumur tak jauh dari Denta. Sehingga mereka saling membantu. Umurnya kali ini sudah mencapai 52 tahun yang artinya sudah cukup tua.
Tiba-tiba datanglah Bryan dengan seorang wanita, Bryan juga berumur setua denta namun sedikit lebih muda. Denta yang sudah kabur penglihatannya hanya memikirkan kalau Bryan adalah pelanggan. "Bapak masih ingatkah pada saya? saya Bryan pak yang dulu datang mungkin memang sebentar" Kata Bryan. Denta hanya diam saja dan menoleh ke arah wanita disamping Bryan. "Maaf, siapakah dia yang disampingmu? Saya seperti sudah tak asing lagi dengannya".
Seorang wanita yang berada disamping Bryan adalah anak angkatnya yang bernama Sofi. "Hallo bapak maaf ya pak saya mengganggu, saya adalah anak yang hilang waktu dulu. Apakah bapak ingat? Setelah bapak mengambil saya dan memberi makan lalu mengembalikan saya pada ibu saya. Saya sangat berterima kasih sekali, dari itu semua saya mulai belajar mandiri. Akibat melihat bapak yang bekerja keras hingga tua hanya dengan kedai kopi ini yang dikelola bapak sendiri waktu itu." Kata Sofi dengan bahagianya.
Denta hanya tersenyum melihatnya dan Bryan dia hanya tampak diam saja melihat keduanya. "Bapak apakah bapak hanya bekerja berdua saja disini? Mungkin bisa sofi membantu bapak disini" Kata Bryan karena melihat keduanya yang semakin terlihat akrab tersebut. Tentu saja Denta menerimanya dengan senang hati namun dia tampak ragu karena perempuan secantik Sofi apakah mau, batinnya.
"Apakah boleh ayah? Kalau begitu dengan senang hati. Saya akan merawat kedai kopi ini" kata Sofi. Sudah sepantasnya Sofi membantu Denta karena Denta yang telah membantu Sofi diwaktu kecil dulu karena terpisah oleh ibunya dan mendatangi kedai ini. Denta juga mengajarkan banyak hal selain harus diam dan melamun yaitu berusaha dan tekun bekerja.
Setelah beberapa hari, Sofi bekerja disana Sofi dia bekerja dengan baik tapi terkadang dia juga merasa lelah. Denta memahami Sofi karena Sofi sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Hingga sampai saatnya Sofi jatuh sakit, dia tetap bekerja walaupun sakit dia tidak ingin mengecawakan Denta karena ia rasa itu adalah hutang budinya.
Di hari yang sama, ada anak kecil yang datang ke kedai itu. Dia tidak menangis, padahal dia sedang sendiri disana. Dia pikir itu adalah hal yang menyenangkan, mungkin seperti playground yang ia bayangkan. Kemudian Sofi mendekatinya, "Hey adik, siapa namamu? Kenapa kamu sendirian disini?" Tanyanya. Si anak itu menjawab "Cofee, cofee, enak!". Sofi memang tidak paham dengan perkataan anak tersebut namun dia melakukan apa yang ia dapati dari Denta di masa lalu.
"Kakak, aku Khairan" Teriaknya pada Sofi. Ya tentu saja semua tercengang mendengarnya. Sofi pun berhenti bekerja dan dilanjutkan oleh Denta bersama temannya. Dia mengajak Khairan jalan-jalan keliling mall dan sedikit menceritakan hal-hal yang pernah Sofi alami di kedai kopi tersebut. Khairan juga terkadang merespon dengan senyuman dan tawanya. Senang melihatnya bahagia, tanpa memikirkan orang tuanya. Hingga terbelesit dalam pikiran Sofi -Kenapa bisa anak sekecil ini datang ke kedai kopiku?-
Sofi bertanya dan mencoba merayu Khairan untuk berbicara dan menceritakan ceritanya. "Aku suka kopi, papaku selalu mengajariku bahasa inggir dari kopi itu coffee karena aku sering minum kopi papa!" Ceritanya.
YOU ARE READING
Caffee Cafe
Short StoryMenceritakan seorang penjual kopi dengan anak yang hilang di masa kecilnya. Kemudian membalas budinya di saat dia sudah dewasa dan bertemu dengan seorang anak yang sangat menyukai kopi.