Different Say Good Bye!

1.7K 89 16
                                    

Langit malam terlihat begitu gelap. Tiada bintang-bintang kecil yang kerlap-kerlip menyinari langit. Mereka seperti bersembunyi dibalik awan-awan gelap yang menyambarkan petir-petir kecil. Ya, malam ini mendung sedang menghiasi langit malam kota Jakarta. Malam yang gelap menjadi lebih kelabu tanpa kehadiran sang bintang yang menghiasi langit malam.

Dibawah lampu taman yang temaram, tampak dua orang sejoli sedang serius dengan pembicaraan mereka. Keduanya tampak saling beradu pandang, mereka menatap manik mata satu sama lain untuk waktu yang cukup lama.

"I love you. Aku benar-benar mencintaimu". Lelaki itu berucap dengan sangat lirih, hampir tidak mengeluarkan suara.

"Maaf. Aku tidak bisa". Gadis itu menggeleng cepat. Dia sudah tahu akan seperti ini arah pembicaraannya dengan lelaki bermarga William di depannya.

"Alasannya masih sama?". Tanya sang lelaki. Gadis dihadapannya mengangguk lemah. Lelaki itu menghembuskan napas kasar. Lagi-lagi dia harus ditolak oleh gadis itu dengan alasan yang sama.

Yah ini memang bukan pertama kalinya Crist Alexander William menyatakan perasannya pada Annisa Larissa Kato. Sudah terhitung 7 kali ini lelaki yang selalu di sapa Alex itu menyatakan cinta pada Rissa. Namun gadis keturunan Jepang itu selalu saja menolaknya. Hal ini sangat membuat Alex frustasi karena ia yakin bahwa Rissa juga mempunyai perasaan yang sama terhadapnya. Namun gadis itu selalu saja kukuh terhadap pendiriannya.

"Al, sadarlah. Kita ngga akan pernah bisa bersama". Alex tercekat, lidahnya kelu ketika dia kembali mendengar kata-kata itu, kata-kata yang hampir selalu di dengarnya saat menyatakan cinta pada Rissa.

"Kenapa?". Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Alex. Ya bodoh, karena hanya pertanyaan itu yang selalu meluncur dari bibir tipis Alex setiap kali Rissa berkata mereka tidak akan pernah bersama. Alex tahu persis jawaban apa yang akan diberikan Rissa untuknya.

"Karena kita berbeda". Kata itu meluncur mulus dari bibir Rissa, tepat seperti perkiraan Alex.

Rissa berucap sambil menundukkan kepalanya dalam. Dia sudah tidak tahan menatap sepasang manik mata coklat milik Alex lagi. Itu hanya akan membuatnya semakin jauh jatuh ke dalam tatapan lembutnya Alex.

Alex mendengus kasar. Dia ingin mengumpat, memaki tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa jika Rissa sudah mengungkit-ungkit tentang perbedaan. Meskipun rasanya Alex ingin marah dan meluapkan segala kekesalannya. Namun Alex tidak bisa melakukannya, ia tidak bisa menyalahkan siapapun atas perbedaannya dengan Rissa.

"So, what should I do? Apa yang harus aku lakukan terhadap perasaanku ini? Aku hampir gila karena perasaan ini!". Teriak Alex frustasi. Dia mengacak-acak rambutnya untuk meluapkan kekesalannya.

Rissa mendongakkan kepalanya. Matanya kembali bertemu dengan sepasang mata indah milik Alex.

"Temui gadis lain. Cintai gadis lain, Al". Tubuh Rissa bergetar. Bersusah payah dia mengucapkan kata itu. Sungguh dia tidak ingin kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun Rissa tidak punya pilihan lain jika dia ingin mengakhiri semuanya malam ini.

"Kau pikir aku tidak pernah mencobanya?". Alex menjawabnya dengan kesal. Dia tidak habis pikir dengan saran yang diberikan Rissa untuknya. Dengan mudahnya kata-kata itu keluar dari mulut Rissa padahal Rissa tahu sendiri bagaimana perjuangan Alex selama ini untuk melupakannya.

"Empat tahun kita kenal, empat tahun juga rasa ini tumbuh menggerogoti hati aku, Ris. Pertama kali kamu menolakku, aku memang ngga terima. Aku marah sama kamu, Ris. Tapi lama-kelamaan aku sadar. Alasan yang kamu gunakan terlalu kuat, membuatku ngga mungkin bisa memaksamu. Aku selalu berusaha melupakanmu. Aku mencoba mendekati Prilly, Lona dan gadis-gadis lain untuk mengalihkan perhatianku padamu. Aku bahkan berpacaran dengan Ariel untuk meredakan gosip yang menyebar di sekitar kita. Tapi aku bisa apa Ris, perasaan ini selalu kembali kepadamu. Aku ngga bisa memungkiri kalau aku selalu meridukanmu, aku ingin selalu ada bersamamu, Ris". Ucap Alex semakin lirih, bahkan seperti bisikan di setiap kalimatnya namun masih bisa di dengar oleh Rissa.

We are Different!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang