MY LORD VAMPIRE #2

16.1K 394 14
                                    

Aku tidak berani bertemu Aldhen. Gara-gara kejadian di rumah kaca itu, aku selalu masuk ke kamar lebih awal. Aku juga tidak mencoba berkeliaran lagi, atau menuntut macam-macam. Aku hanya mengurung diri di kamar dan menyibukkan diri dengan membaca atau menonton DVD yang sudah disiapkan untukku. Walau bosan, aku harus terima. Daripada aku mengambil resiko bertemu Aldhen?

            Tiap kali teringat oleh kejadian itu, wajahku akan terasa panas dalam seketika. Dan bisa jadi aku akan langsung salah tingkah dan malah terus-terusan memandangi bibir Aldhen. Hiie, lebih baik aku mati bosan dari pada harus mempermalukan diri sendiri. Biar saja Aldhen berpikir bahwa aku ini pengecut, aku tak masalah karena sekarang aku memang menjadi pengecut.

            Demi Tuhan, itu kan bukan ciuman pertamaku! Tapi seolah-olah aku ini gadis ingusan yang baru dicium oleh pacar pertamanya saja. Dan aku sama sekali tidak bisa menolerir reaksiku akan kedekatan Aldhen. Tapi, memangnya pernah keinginanku berjalan sesuai harapan?

            Seperti malam itu. Usai makan malam di ruang makan yang besar seorang diri, hanya ditemani oleh pelayan-pelayan yang memenuhi kebutuhanku, aku langsung naik ke kamarku. Akan tetapi ketika melewati galeri yang letaknya berseberangan dengan perpustakaan, niatku ke kamar lenyap, berganti dengan rasa penasaran. Akhirnya aku mengganti haluan dan menuju ke galeri. Samar-samar aku ingat Etna pernah mengatakan padaku bahwa ada galeri lukisan di mansion ini. Dan sepertinya ruangan besar di seberang perpustakaan itulah yang dimaksud.

            Aku belum pernah menjejakkan kaki di sana, sebagian karena aku tak pernah tertarik pada lukisan dan sebangsanya, sebagian karena aku tak melihat pentingnya hal itu. Tapi, sepertinya hanya itu yang bisa kulakukan untuk membunuh waktu. Dan tau-tau saja kakiku sudah melangkah ke sana.

            Perlahan aku mendorong pintu galeri yang besar itu. Aku heran, kenapa semua pintu di mansion ini harus terbuat dari kayu berat? Menyusahkan saja. Tapi akhirnya pintu di hadapanku itu membuka walau hanya secelah agar aku bisa menyelinap masuk. Kaget, aku harus menyipitkan mata karena ruangan ini jauh lebih temaram dari ruangan-ruangan lain di mansion ini. Perlahan aku mencari-cari lilin, dan menemukannya di atas sebuah meja. Aku mengambilnya sekaligus tempatnya dan mulai berjalan di sepanjang lorong galeri. Hebat, ruangan ini jauh lebih besar dari yang aku duga.

            Aku memperhatikan lukisan-lukisan yang terpajang di sepanjang dinding galeri. Hampir semuanya bertanggal ratusan tahun lalu. Aku tak terlalu tertarik dengan lukisan-lukisan wanita dan pria abad pertengahan, jadi aku hanya melihatnya sepintas-sepintas saja. Dan mengingat mansion yang kutinggali sekarang sudah cukup tua, aku menduga semua lukisan yang ada di sini adalah lukisan dari pemilik-pemilik terdahulu. Tak ada yang menarik, sampai aku tiba pada ujung koridor, yang meluas menjadi sebuah ruangan bundar yang memajang berbagai karya seni yang tak ternilai harganya.

            Aku terhenti. Tanganku menyentuh bingkai sebuah lukisan yang tampak familier bagiku. Dengan kening berkerut aku mendekati lukisan itu. Kuangkat lilin tinggi-tinggi agar dapat melihat lebih jelas lukisan itu. Dan suara kesiapan lolos dari bibirku saat mengenali lukisan siapa yang sejak tadi mengganggu pikiranku itu.

            Ya Tuhan, itu kan lukisan Aldhen! Aku yakin itu karena lukisannya sangat mirip, walau pun lukisan itu terkesan sangat tua... Aku langsung merendahkan lilin dan menyorot pada tulisan latin di bagian bawah lukisan. Mataku kembali membelalak oleh keterkejutan. Tulisan tahun pembuatan lukisan itu menunjukkan tahun 1312, artinya itu sudah 700 tahun yang lalu...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY LORD VAMPIRE #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang