Beby POV
Awan-awan menghitam. .
Langit runtuhkan bumi. .
Saat aku tahu, kenyataan menyakitkan. .
Tidak. Ini tidak nyata. Tuhan, yakinkan aku jika semua ini hanya mimpi. Mengapa? Mengapa Tuhan? Mengapa harus dia yang menanggung semua ini? "MENGAPAAAA?"
Ku terbangun dari tidurku. Peluh mengucur deras dari tubuhku. Jantungku berdetak begitu hebat. Nafasku pun tak beraturan. Ku mengerjap-ngerjapkan mata sambil mengatur nafas. Ternyata hanya mimpi. Syukurlah. Ketika pandanganku mulai normal, aku melihat sekeliling ruangan tempatku tertidur barusan. Nyata. Tadi bukan mimpi. Tadi mimpi yang nyata. Putih. Ruangan ini serba putih. Ku dapati seseorang yang sedang berbaring di depan mata ku tak sadarkan diri, lemah dan tak berdaya. Tak tega rasanya melihat dia yang saat ini. Matanya begitu sayu, wajahnya yang pucat pasi membuatku tak kuat menahan cairan bening dari mata ku. Ku genggam tangannya erat. Sesak. Sesak dada ini rasanya ketika pikiranku tiba-tiba menerawang kejadian pagi tadi.
Flashback On
"Aku sayang kamu, Beb."
"Aku tahu."
"Nggak. Kamu nggak tahu. Maksudku, lebih dari yang kamu tahu. Aku sayang kamu lebih dari yang kamu kira. Aku. .aku cinta sama kamu."
"Selera humor kamu rendah, Ay. Hahhahaha."
"Ih Beby, aku serius. Aku sayang sama kamu lebih dari sahabat. Aku bener-bener cinta sama kamu, Beb."
"Ka. .kamu."
"Iya, aku gak waras. Aku udah gila. Tapi itu semua gara-gara kamu. Sebenernya udah lama aku suka sama kamu. Tapi aku bingung gimana cara ngomongnya?"
"Tapi Ay, kita ini sahabat. Lagian. .lagian aku udah punya. ."
"Shania. Kamu mau nyebutin nama itu, kan? Aku tahu. Tapi gak bisakah kamu ngasih setitik tempat di hati kamu buat aku?"
"Bukan gitu, Ayana. Aku gak bisa bukan karena aku gak ngasih kesempatan buat kamu. Tapi. .tapi kita gak bisa lebih dari sahabat. Aku gak mungkin khianatin Shania. Kamu ngerti maksud aku kan?"
"Beb, please. Sehari ini aja."
"Maksud kamu apa, Ayana? Untuk sehari ini aja? Kamu pikir aku. ."
"Beb, aku mohon. Ijinkan aku memiliki mu sebelum aku pergi. Setelah itu kamu boleh melepas aku kembali dan kembali ke Shania."
"Ayana, aku gak bisa. Dan memangnya kamu mau pergi kemana?"
"Aku mau pergi untuk se. ."
Sebelum Ayana menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Ayana pingsan. Aku panik. Dan sebenernya Ayana ini kenapa? Dia begitu pucat. Apa dia sedang sakit? Atau karena barusan aku tolak? Aduh gimana ini? Apa aku bawa Ayana ke rumah sakit aja ya?
Di Rumah Sakit. .
"Leukimia. Ayana sudah mengidap penyakit ini sejak 2 tahun lalu. Dan saat ini sudah masuk stadium akhir." kata dokter yang tadi menangani Ayana.
"Anak saya leukimia, Dok? Sudah stadium akhir?"
APA? LEUKIMIA? STADIUM AKHIR? Kataku dalam hati yang sedari tadi mengintip di balik pintu ruangan dokter yang menangani Ayana tadi.
"Ya. Dulu ketika Ayana di vonis, ia memiliki harapan hidup hanya 2 tahun. Dan mungkin, kemungkinan terburuk akan segera datang." jelas dokter itu
Aku udah gak kuat lagi menahan air mata.
"Terus kenapa dokter cuma diam saja melihat anak saya menderita penyakit jahat itu? Kenapa baru sekarang ketika keadaan anak saya sudah sangat parah, dokter baru ngasih tahu saya? Kenapa dok?" kata Mama Ayana sedikit emosi.
"Maaf bu sebelumnya, saya menyembunyikan semua ini atas permintaan Ayana sendiri."
"Dan selama ini Ayana gak pernah cerita apa-apa." ujar Mama Ayana sambil sesenggukan
"Ayana memang pintar menyembunyikan penyakitnya. Dia tidak ingin orang-orang disekitarnya khususnya orang-orang yang di cintai khawatir terhadapnya."
Aku udah gak kuat mendengar percakapan antara Dokter-Ibu Pasien itu. Aku menjauh dari ruangan itu. Berjalan gontai menuju ruangan dimana Ayana di rawat. Aku melihanya di balik pintu. Ingin rasanya aku memeluknya, merasakan kesakitannya saat ini. Aku duduk di kursi yang tak jauh dari ruangan Ayana. Tiba-tiba seseorang duduk tepat di sampingku.
"Shania?"
"Beb, gimana keadaan Ayana?"
"Dia. .dia masih belum sadarkan diri."
"Beb, Penyakit Ayana udah bener-bener parah kan? Sekarang, kamu penuhin apa yang dia minta tadi pagi sama kamu."
"Ma. .maksud kamu apa, Shan?"
"Tadi pagi gak sengaja aku denger percakapan kamu sama Ayana. Dan sekarang aku baru ngerti, itu permintaan terakhir Ayana dari kamu. Kamu bisa kan? Aku gak apa-apa kok, Beb."
"Tapi Shan."
"Beb. Ayana butuh kamu."
"Tapi aku gak mungkin ngelepas kamu, Shan. Aku masih cinta sama kamu. Aku gak bisa."
"Saat ini Ayana lebih membutuhkan kamu. Ohya, aku gak bisa lama, Mama aku mau berangkat ke Bekasi dan aku harus ikut. Jaga Ayana."
"Shan?"
"Aku berangkat dulu. Salamin ke orangtua Ayana."
"Shan. .Shania?"
Shania pun pergi dari hadapanku. Ya Tuhan, mengapa semuanya jadi seperti ini? Apa aku harus turutin apa mau Shania? Baiklah, demi Ayana. Dan Shania.
Aku masuk ke ruangan Ayana. Duduk di sampingnya. Ku genggam tangan Ayana. Ku usap puncak kepala Ayana. Tak terasa air mataku kembali mengalir. Sambil sedikit sesenggukan, aku pun tertidur sambil menggenggam tangan Ayana.
Flashback Off
"Ayana. .maafin aku. Hikk hik. Maaf karena aku terlalu egois. Sekarang kamu lihat, hati aku udah kosong. Sekarang, jangankan kamu minta setitik, seluruhnya pun akan ku kasih, itu semua karena aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu, Ayana. Dan aku janji, mulai detik ini, aku akan selalu ada di samping kamu. Kamu gak sendirian. Aku akan ikut merangkul kesakitan kamu. Aku akan menemani kesakitan kamu. Aku percaya, kamu gadis yang kuat. Kamu pasti bisa lewatin semua ini. Jangan takut, Ayana."
Mulai detik ini, aku akan mencoba membuka hati aku untuk Ayana. Aku akan mencoba mengesampingkan rasaku pada Shania.
Ku usap pipi Ayana dengan penuh kasih. Ku kecup ujung kepala Ayana. I Love You, Ayana.
Burung sampaikan ada pilu
Angin terbangkan rasa sedih
Jemput bahagia di harinya
Berikan dia hidup. .
-END-
Gimana?
Maaf ya kalo gak dapet feel-nya, maklum new bie. Maaf juga buat oknum A, ini cuma fiktif belaka btw. Jika ada kesamaan Nama, semata-mata itu karena di sengaja. Maaf juga buat oknum (2) S, oknum B-nya saya pasangin sama oknum A. Maaf ya, tapi aku tetep BbNj kok. wekwkwkw
jangan lupa comment+vote-nya. Atau yang mau kritik & saran, boleh juga ke @wwnwrt.
hatur nuhun tos kersa maca, terimakasih sudah mau baca, thanks for reading, arigatou (gatau), xie xie (gremids). salam #BebNjuDefender
YOU ARE READING
I Love You, Ayana.
Fanfictionhai.. manis, dan selalu disiplin. dia, Shania (?) wkwk tadi malem, aku iseng-iseng berhadiah nih bikin penpiksyen :D cerita dulu dikit gpp ya? sebenernya aku udah ada beberapa ff yang udah lumayan berdebu, tapi masih pada gantung gitu. soalnya aku k...