Hinata menatap cermin di kamarnya. Hinata menyisir rambut idigonya yang panjang dengan tatapan sedih. Setelah memenangkan peperangan melawan madara dan obito hubungannya dengan Naruto tidak ada perkebangan.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau mau terus begini?" Tanya sosok Hinata di depannya. Wajah mereka sama namun ekspresi dan gaya mereka berbeda. Hinata cenderung kalem dan pendiam sedangkan sosoknya yang lain cenderung tidak bisa diam dan berani.
"A-aku tidak tahu harus bagaimana." Jawab Hinata sedih.
" Kenapa kau tidak menemuinya dan meminta jawaban atas pernyatan cintamu?" Tanya sosok Hinata yang lain sebal.
"Ti-tidak semudah itu. Ba-bagaimana kalau dia menolakku. A-aku tidak akan sanggub." Keluh Hinata pesimis.
"Bagaimana kau bisa tahu dia akan menolakmu? Bicara saja belum."
"Nona Hinata. Ada uzumaki naruto sedang menunggu anda di luar." Panggil salah seorang pelayannya membuat Hinata terpejat gugup di tempatnya.
"Ini kesempatan bagus. Katakan kau mencintainya dan minta jawaban darinya." Ujar sosok Hinata yang lain menyemangati. Hinata mengangguk seolah mendapat dukungan kuat. Akhirnya ia segera membenahi diri dan menemui naruto di luar.
"Na-naruto kun." Panggilnya gugup. Naruto menoleh dan tersenyum lebar.
"hi Hinata. Maaf aku datang tiba-tiba." Katanya dengan seringai lebarnya.
"ti-tidak apa-apa naruto-ku. Ngomong-ngomong ada urusan apa ya?" tnya Hinata sembari mengesekkan tulunjukny gugup.
"Ada yang ingin aku bicarakan dengamu." Jawab Naruto membuat jantung Hinata berdetak kencang. "ini kesempatanmu!" teriak sosok hinata lain di sebelahnya. Hinata menelan ludah.
"A-aku juga."
"oh ya? Apa itu?" Tanya naruto penasaran.
"Na-Naruto duluan saja."
Naruto terdiam sesaat kemudian ia nampak malu-malu. Tanpa sadar Hinata merasa tersipu. Ia berharap perasaannya sama dengan naruto.
"Aku akan menembak Sakura hari ini. Bagaimana menurutmu?" tanyanya.
KRATAK! Ia merasa hatinya retak seketika. Hinata menatap Naruto yang tersipu-sipu. Sosok lain Hinata menatap tajam Naruto dan juga Hinata bergantian.
"katakan perasaanmu. Katakan jika kau mencintainya." Teriak sosok lain Hinata.
"Apa yang kau tunggu? Katakana segera Hinata atau kau akan kehilangan dia selamanya." Jeritnya. Hinata masih menatap naruto dengan tatapan kosong. Namun perlahan seulas senyum menghiasi wajahnya yang pucat.
"Semoga berhasil naruto." Katanya membuat senyum Naruto semakin lebar.
"Bodoh. Apa yang kau katakan?!"bentak sosok lain Hinata marah. Naruto yang tidak bisa melihat sosok Hinata yang lain nampak senang mendengar dukungan Hinata.
"kalau begitu aku pergi. Doakan aku berhasil." Katanya sembari beranjak dari mejanya.
Sosok Hinata yang lain menatap Hinata dan naruto bergantian dengan putus asa. Kemudian ia hendak mengejar naruto tapi tiba-tiba tangannya di tahan oleh Hinata. Diri Hinata yang lain menatap Hinata dengan tatapan marah sedangkan Hinata masih tertunduk dengan senyum palsunya.
"Kenapa kau menghentikanku. Aku akan mengejarnya." Jerit sosok Hinata yang lain menepis tangan Hinata. Dengan cepat Hinata menahan sosoknya yang lain erat di pelukannya. Ketika itu Hinata mulai menangis. "Biarkan dia bahagia," bisiknya lirih. Sosok Hinata yang lain menatap pedih pada Hinata. Hinata jatuh terduduk menangisi kehancuran hatinya, sementara itu sosok Hianata yang lain menatap kesedihan hinata dengan tatapan kosong.
"Pembohong. Apanya yang semoga berhasil. Bodoh, lemah, payah..." perlahan sosok Hinata yang lain menghilang hingga tinggal Hianta yang menangis sendirian merasakan kehancuran hatinya.
*Inspiration from beautiful liar by Leon ft. Rafi
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL LIAR
Fanfiction"This is a beautiful lie My last lie Even if it hurts to death I am hiding myself under a mask for you"