Pemuda berambut perak gelap itu terbangun dari tidur. Peluh membingkai wajah pucat diiringi nafas satu satu menderu. Dia mencoba mengatur pernafasannya untuk kembali normal dengan menarik oksigen secara perlahan dan membuangnya dengan perlahan pula.Manik keunguannya menyipit begitu menyadari kondisi ruangan yang terang benderang
'dimana?' keluhnya
Berusaha menarik tangan, dia mengerang frustasi melihat keadaan kedua tangan yang terikat rantai masing-masing di kedua sisi, membuatnya tidak bisa bergerak bebas. 'Apa-apaan ini!'
Seingatnya tadi, dia hendak menuju aula utama sekolah mengejar seorang pria -sebut saja Vampire gila yang mengincar habis-habisan Yuuki dan sedikit terobsesi padanya.
Rido Kuran.
Vampire yang harusnya sudah musnah belasan tahun lalu. Dan entah bagaiman bisa hidup kembali dengan keadaan segar bugar plus kekuatan maha kuat, melebihi si keparat Kaname itu. Sampai seseorang berjubah memukul telak tengkuknya tanpa ragu-ragu, lalu gelap menyambutnya.Harusnya pertanyaan tadi tidak perlu susah-susah terlintas dibenak Zero bila ia ingat nama belakang Rido adalah juga Kuran. Yang menjadikan dia memiliki kekuatan Vampire karena darah murni dan segala tetek bengeknya. Dan harusnya lagi, dia lebih mengkhawatirkan keadaannya sekarang ini. Terikat oleh rantai.
Pandangannya mengedar kesana kemari mengamati keadaan kamar yang sepertinya salah satu kamar asrama sekolah. Dilihat dari bentuk kamar yang menyerupai kamar-kamar siswa asrama pada umumnya. Pertanyaannya, kamar siapa ini?
Pintu menjeblak terbuka membawa masuk sosok yang Zero kenal
Ichiru Kiryu, yang tak lain adik kembarnya.Sebagaimana kembar identik, hampir keseluruhan paras Ichiru mirip dengannya. Warna rambut, warna iris mata, bentuk rahang serta tinggi badan. Membuat Zero seolah sedang bercermin dan melihat dirinya sendiri. Sehingga tidak susah untuk mengenalinya.
"Hai, Kak." Sapanya ramah.
Walau bingung, Zero tetap membalas sapaan singkat itu.
"Hm..." terdengar enggan tapi mengingat keadaan yang bagai tawanan terpaksa membuatnya melontarkan pertanyaan panjang beruntun, seperti, 'Apa yang kau lakukan padaku,' atau 'Mana Vampire wanita keparat itu,' atau permintaan seperti 'Lepaskan rantai ini!' yang jelas-jelas tidak digubris.
Bungsu klan Kiryu hanya menunjukkan segaris senyum tipis pada sang kakak. Hal yang wajar mengingat keadaan Zero sekarang, terbaring, terantai dan terlihat pasrah.
"Kau tampak menggoda dengan posisi seperti itu Kak," candanya mencoba mencairkan suasana walau gagal. Karena Zero malah memasang wajah kesal dengan alis-alis mengernyit. Kalau saja kedua tangan pemuda itu bebas, yakin seratus persen Bloody Rose tidak segan segan menyumbangkan isi peluru padanya.
Pujian tadi tulus walau dilontarkan dengan intonasi nada canda.
Sosok sang Kakak sedari dulu selalu menjadi panutan Ichiru dalam segala hal. Menilik dari segi fisik, seharusnya tidak ada yang perlu diirikan Ichiru pada Zero. Toh ,mereka sama-sama mewarisi surai perak khas klan Kiryu, sama sama bermanik bak batu Amethyst, sehingga tidak perlu mengcopy pun, kondisi fisik mereka secara alami sama persis.Bedanya,helai sang Kakak selalu terlihat lebih berkilau. Dan iris violet Kakaknya pun lebih mempesona serta tajam dibandingkan miliknya.
Dan perbedaan pada daya tahan tubuh mereka bila menambahkan sebuah kata fakta -dulu, sebelum akhirnya Vampire wanita itu memberikan Ichiru darahnya, bak obat penawar racun. Tubuh Ichiru sembuh total. Kuat bak benteng yang sulit dirobohkan hanya dengan serangan panah bahkan meriam. Intinya, tubuhnya punya ketahanan menyamai Vampire. Yang patut Ichiru banggakan sekarang dan hendak ia pamerkan pada Kakak kembarnya itu. Dia berterima kasih sekali pada Shizuka Hiou yang kini nasibnya sudah menjadi abu ditangan Kaname Kuran. Hingga ia tidak perlu susah payah menghabisi wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
FanfictionMereka kembar, wajar saja bila mati bersama. Vampire Knight Fanfiction IchiruZero, little bit of KanaZero