PANICXPANIC

4.9K 149 6
                                    

            Lucia dan Erin, berjalan bersisian di koridor. Sesekali tertawa pelan ketika merasa obrolan yang lainnya lucu. Keduanya baru saja kembali dari perpustakaan dan kini tengah menuju kantin untuk mengisi perut yang mulai bernyanyi sumbang. Ketika berjalan melewati kelas XII IPA 2, langkah Lucia terpaksa terhenti karena pintu kelas itu terbuka.

            Dari balik pintu itu muncul seorang cowok berambut kribo, berperawakan tinggi bak tiang listrik, dengan gaya berpakaian acak-acakan layaknya orang yang nggak pernah mandi minimal seabad lamanya.

            Uhh...Lucia dan Erin mengernyit jijik di waktu yang bersamaan. Meski wajah manis Lucia jadi berubah jutek dalam sekejap. Lucia tau, jika ada si kribo itu, berarti cowok itu juga ada.

            Benar dugaan Lucia. Begitu Si Kribo keluar, di belakangnya menyusul seorang cowok lagi. Reaksi pertama Lucia adalah mendengus sebal, kemudian menggerutu dalam hati. Mengutuki kesialannya karena harus berpapasan dengan cowok itu. Mungkin orang akan berpikir Lucia orang aneh karena reaksinya yang tak lazim itu. Reaksi yang berbalik 180 derajat dari cewek-cewek normal kebanyakan. Bukan berarti Lucia nggak normal lho! Hanya saja ada alasan kenapa ia bisa bersikap begitu.

            Bhima, lengkapnya Bhimasena Yudisthira, cowok yang sejak tadi diberi tatapan membunuh oleh Lucia, memiliki tinggi tubuh yang ideal. Yang akan dicemburui oleh para model-model cowok di luar sana. Wajahnya...so pasti gantenglah. Tatapan matanya tajam bak seekor elang pemangsa. Yang sanggup membuat siapa saja gemetar ketakutan. Cara bicaranya ceplas-ceplos dan sikapnya arogan. Dan yang jangan...ehm...tidak boleh dilupakan alias HARUS, KUDU, WAJIB, diingat adalah bahwa Bhima itu merupakan penerus satu-satunya pengusaha sukses yang memiliki saham dan perusahaan dalam bisnis perkapalan yang tersebar dimana. Dengan kata lain, Bhima adalah seorang Tuan Muda!

            Bhima yang baru menyadari keberadaan Lucia langsung menaikkan sebelah alisnya dengan sinis. Keduanya tampak siap tempur.

“Apa?!”ketus Lucia yang kesal ditatap sedemikian rupa oleh Bhima.

“Heh, nggak salah tuh? Harusnya aku yang bertanya, bukannya kamu!”balas Bhima sinis.

Lucia mengertakkan giginya. “Kamu itu sungguh menyebalkan! Minggir sana! Aku mau lewat!”ketus Lucia.

“Eh, Non, jalan segede ini nggak lihat ya?”celetuk Andi si Kribo.

“Heh, Kribo, kamu diam aja deh!”ketus Erin, yang nampak sangat membenci Si Kribo nan dekil itu.

            Sekarang keempat anak itu mulai memanas. Lucia dengan Bhima saling melemparkan tatapan menantang. Sementara Erin dan Andi sudah memulai perang mulut. Mereka langsung melupakan tujuan awal mereka ketika berhadapan dengan musuh abadi mereka itu.

            Akan tetapi, meski pertengkaran itu menjadi tontonan seru bagi seluruh siswa yang kebetulan ada di sekitar mereka, bahkan ada yang sampai bela-belain turun dari lantai dua hanya untuk menonton pertengkaran seru Bhima dan Lucia.

            Tak ada yang bisa menghentikan pertengkaran itu tanpa menimbulkan luka karena pukulan nyasar atau bentakan yang membuat telinga berdenging. Selain karena Lucia dan Bhima sama-sama kaya raya, keduanya juga merupakan aset penting bagi sekolah itu. Mereka pintar dan kedua orangtua mereka merupakan donatur terbesar di sekolah itu. Dan perlu diketahui, pertengkaran itu sudah dimulai sejak bertahun-tahun lalu, dimana kedua orangtua anak-anak itulah yang memulai persaingan. Tak ada yang tau penyebab pasti permusuhan antara dua pengusaha sukses itu. Dan dengan fakta itu, para guru tak ada yang berani mengambil tindakan tegas kepada anak-anak itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANICXPANICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang