Lelaki itu mendorong Anice untuk masuk kegudang itu. Anice merasakan dingin digudang itu yang tak mampu ditahan oleh selembar jaket yang digunakannya. Lelaki itu menyalakan lampu dan Anice dapat melihat sebuah sofa yang sudah tua dan meja kayu didepannya diletakkan di tengah-tengah gudang itu. Lalu lelaki itu membuka topengnya. Lelaki itu cukup tampan untuk Anice. Tapi tetap, lelaki itu adalah perampok bank. Lelaki itu menatap Anice dan mengeluarkan ancaman, "jangan coba-coba untuk kabur. Aku tak berniat untuk membunuhmu. Tapi itu akan kulakukan jika kau berniat pergi dari sini."
Biasanya ancaman ini akan membuat siapapun takut, tapi mengingat bahwa waktu Anice tinggal setahun lagi, apa bedanya?
"ancamanmu tak berpengaruh untukku, aku tak takut mati." Balas Anice.
Lelaki itu terlihat kaget dengan kata-kata Anice. Lalu lelaki itu mengeluarkan tali dari salah satu kotak yang berada di gudang itu.
"kau tak perlu mengikatku."
"agar kau bisa kabur dan memberitahu polisi untuk menangkapku?"
"aku yakin bahwa tanpa laporanku pun kau akan tertangkap."
Lelaki itu menatap tak percaya pada Anice."kau benar-benar wanita yang berani. Bisa-bisanya kau bilang begitu, dengan taruhan nyawamu ditanganku?"
"nyawaku ada ditanganku sendiri. Bukan ditanganmu."
Lelaki itu melemparkan talinya dan menarik tangan Anice dan meletakkan pistolnya dikepala Anice."apa dengan ini kau bisa tahu bahwa kau bisa saja mati jika aku mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Thief
Teen Fiction#Isi cerita telah dihapus# Cover made by amazing @jennjennja Berita tentang penyakitnya memberikan reaksi yang sama pada Anice seperti saat ibunya meninggal dan ayahnya pergi meninggalkannya. Panik, hancur, marah dan tidak berdaya. Sekali lagi impia...