Aku menggeram untuk kesekian kalinya, mengapa hujan belum juga menunjukan tanda tanda akan segera berhenti justru malah mengguyur kotaku ini dengan semakin lebatnya.
"SIALLL"rutuku dalam hati, bukannya aku kurang bersyukur atas rahmat tuhan yang satu ini bahkan aku sangat bersyukur karena setelah melalui musim kemarau panjang yang mengakibatkan kesulitan mendapatkan air bersih akhirnya tiba juga di musim penghujan yang artinya kebutuhan air sekarang akan tercukupi.
Tapi keadaannya sekarang adalah aku terjebak dalam guyuran hujan yang menyulitkan ku untuk segera pulang kerumah, tiduran dikamar membaca buku romance sambil menikmati secangkir cokelat panas hanya menjadi angan anganku saat ini.
Pesan papa dua jam lalu yang mengatakan tidak bisa menjemput mutlak membuatku sangat sangat sangat bete! Dasar papa jahat apa dia tega melihat anak gadis cantiknya ini pulang dengan keadaan basah kuyup untung saja niat pulang hujan hujanan kuurungkan karena sudah terduga setelahnya aku akan demam dan pasti esoknya tidak bisa pergi kesekolah. Dan jelas aku tidak ingin melewatkan satu hari terpenting disekolahku, ulangan fisika yang bahkan sudah sejak seminggu lalu kepersiapkan.
Memang minggu minggu ini aku disibukkan dengan kegiatan akhir menjelang ujian nasional. pengayaan materi,TO,uji lapangan,dan ulangan ulangan yang sangat menyita waktuku sekarang ini bahkan dihari liburpun masih harus mengikuti les dengan guru yang sengaja dibayar papa untuk membekali putrinya ini agar siap 100% untuk mengikuti UN nanti dan tentunya agar hasilnya memuaskan agar aku bisa melanjutkan pendidikan ke belanda seperti pilihan papa untuk mengikuti jejak kakaku yang saat ini sudah memasuki semester 3 disana.
"Kamu belum pulang?"sebuah suara halus halus seksi mengejutkan lamunanku
"Ehh hmm belum nih.." jawabku tergagap
"Yaudah yuk bareng gue aja lagian ini udah sore"ajaknya menawarkan tumpangan yang tentu saja dalam hatiku sudah mengiyakan tapi aku sok nolak nolak pengen
"Emhh gue nanti aja deh, nungguan hujan reda lo balik aja duluan" ucapku yang sebenarnya sangat berlawanan dengan isi hatiku saat ini
"Lo ga liat hujan gaada tanda tanda mau berenti lagian inituh udah hampir senja gue kasian aja sama bokap nyokap lo kalo sampe nanti ada apa apa sama dede bayinya" katanya dengan nada nada agak meledek gitu
"ISHHH.."dengusku sebal
"Yaudah deh ayok" lanjutku kemudian karena setelah dipikir dan ditimbang lagi memang benar ucapan cowo cool disebelahku hujan sepertinya masih belum minat untuk berenti dan hari pun sudah mulai agak gelap karena memasuki senja
"Nah gitu dong lagian apa susahnya sih nerima ajakan pangeran tampan ini, lo percaya aja sama gue pasti lo sampe rumah dengan selamat sejahtera" katanya dengan mata mengedip so imut
"Bentar gue ambil dulu motor disana ya lo tunggu jangan kemana mana" katanya menjelaskan lagaknya seperti seorang kaka sama adiknya
Dia melesat pergi dengan kedua tangan diatas seolah ingin memayungi padahal jelas tidak ada efeknya untuk hujan selebat ini.
Sepuluh menit kemudian ninja merah hitam sudah ada didepanku dengan cowo yang basah kuyup, dia turun dari motornya dengan menenteng sebuah benda pelindung. Payung."Nih lo pake biar ga keujanan"katanya menyodorkan payung warna merah cerah itu kehadapanku
"Kenapa lo gapake aja ni payung dari tadi biar ga basah kuyup kaya gini"kataku
"ribet ah gue kan bawa motor," jawabnya singkat
Aku membuka payung itu kemudian mengikutinya lalu naik ke motornya yang mulai melaju dengan kecepatan sedang, kelewat sedang lebih cocok disebut pelan.
"Ko pelan amat,"tanyaku memecah keheningan
"Lo gabisa bawa motor yah inituh udah ampir malem tau kencengin dikit napa"kataku sekali lagi saat pertanyaan pertamaku tidak mendapat respon darinya
"Bawel banget sih lo udah untung juga gue mau nganterin pulang lo tinggal duduk manis aja ngapain pake banyak omong" jawabnya membuatku mendelik dan bersiap untuk mengeluarkan seribu kata kata tanda kemarahanku, kan tadi dia yang nawarin kenapa sekarang jadi kaya gue yang minta dianterin.
"Oh jadi lo ga ikh--"
"Kalo gue bawa motornya kenceng nanti sama aja lo Kebasahan kena air hujan percuma dong elo pake payung kalo gitu, entar lo sakit lagi" ucapan cowo didepanku yang sekaligus membuat kemarahan ku reda dan malah membuatku senyum senyum gajelas
"Sa rumah lo yang mana ?" Pertanyaannya memotong aksi baperku
"Ehmm udah disini yah? Bentar lagi kedepan dikit nanti pager warna item itu rumah gue"jawabku menjelaskan karena memang kita sudah sampe di komplek perumahan tempat aku tinggal
"Nah udah disini"kataku kemudian saat motornya sudah ada didepan rumahku, mesin motor berhenti dan dengan segera akupun turun dari motornya
"Emh makasih ya, lo mampir dulu ga?"kataku berbasa basi
"Gausah deh lain kali aja, gue pen cepet cepet balik dingin gini"jawabnya sambil menghidupkan kembali motornya kemudian melambaikan tangannya ke arahku dan pergi dengan kecepatan secepat angin eh engga lah yang jelas beda dari yang tadi ketika sama gue.
***
Dari kejadian itu, seperti dihipnotis aku sekarang menjadi salah satu fans dari sekian banyak fansnya Rama Aditya, nama dari seseorang yang dua minggu kebelakang menyelamatkanku dari hujan.Kini disekolah melihatnya, memperhatikannya sudah menjadi agenda baruku karena entah mengapa setiap kali aku memperhatikannya aku selalu menemukan titik kebahagiaan dalam dirinya.
Sebenernya dari beberapa bulan yang lalu semenjak aku menjadi kelas 12 disekolahku aku sudah mengenal dia karena memang dia sekelas denganku tapi aku tak pernah memperhatikannya sejauh ini aku hanya sering mendengat beberapa gosip dari teman ku tentang dia yang mengatakan playboylah tukang php lah suka modusin cewelah dan lain lain tapi sekarang sepertinya aku mulai tertarik untuk mengenalnya lebih jauh lagi.entahlah mungkin aku terlalu bawa perasaan atau apa tapi ya beginilah realitanya
*******
A/N
Cerita pertama dari penulis amatir, tapi gapapala tujuanku hanya ingin mencoba menyalurkan bakat terpendamku ini, Nulis.
Meski banyak kata kata yang kurang pas, typo sana sini dan banyak lagi yang perlu diperbaiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Umbrella
RandomAku tersenyum penuh arti memandangi ketiga benda yang kini ada didalam pojok kamarku, benda yang membawa dia ke duniaku, benda yang selalu dia berikan padaku ketika aku kehujanan dan akhirnya benda yang meneduhkanku dan menghangatkanku. Payung! mera...