Part II

762 16 2
                                    

Pria berpakaian formal itupun keluar dari ruangan putih rumah sakit.
Sebenarnya ia tidak tega meninggalkan Baby Queen sendirian meski hanya sedetik sekalipun.
Bukan meninggalkannya sendirian melainkan sudah ia titipkan pada babysitter yang bertugas merawat dan menjaga Baby selama ia bekerja.

Sebulan sudah Baby Queen berada di sana. Selama itu pula Coffero membagi waktu extranya antara pekerjaan dan anak.
Ia tidak mengeluh sedikitpun karena bagi Coffero, kehadiran Baby Queen adalah penyemangat hidup.
Penerang dunia hitam dan kelamnya.

"Suster Liza, tolong jaga Baby sebentar. Saya ada urusan di luar. Kalau ada apa-apa kabari saya." Ucap Cofero pada suster Liza yang tengah menyuapi Baby.

"Pergilah Coffero, tidak perlu khawatir biar Baby aku yang menjaganya."

"Baiklah kalau begitu."

Suster Liza tersenyum memperhatikan kehangatan ayah dan anak di depannya.

"Baby sama suster Liza dulu, yah. Jangan nakal biar cepet sembuh. Nanti daddy beliin boneka princess. I love you my baby girl " Coffero mengecup hangat pipi peri kecilnya.

"I love you too daddy ...."

Coffero Black menggangguk pada suster Liza, lalu ia pun pergi.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"SUGGARRRRR .....!!!!!"

Bagai petir di siang bolong. Sugar langsung tancap gas ke ruangan atasannya. Ia tau bahwa dirinya akan mendapatkan teguran lagi, kolot.

"I'm here, mbak Serly." Sugar dengan tingkah bodohnya.

Serly menatap Sugar dari ujung kaki sampai kepala. Lalu tersenyum cepat.

"Nanti siang jam 12, aku ada urusan di luar jadi aku tugaskan kamu untuk datang ke perusahaan Aberfoyle, berikan map ini pada Mr. Black" Sambil menyodorkan map coklat pada Sugar.

"Ta ... ta ... tapi, kenapa bukan Stella saja yang datang kesana." Sugar protes.

"Aku maunya kamu, Sugar, yang ke sana bukan Stella McCartney." Serly geram.

"Tapi hari ini aku sibuk sekali, Mbak Serly ..." Sugar memberikan pengertian.

"Kamu bisa lanjutkan itu besok, sekarang siapkan semuanya dan berangkat sekarang juga. Aku tidak mau dapat komplenan dari sana. Cepat ...!!"

"Oke ... aku berangkat."

Sugar berjalan keluar dengan cepat.
Belum lima langkah dari ruangan Serly, ia berjalan mundur.

Serly menopang dagu, tengah berfikir. Matanya menatap lurus ke arah pintu, dengan bibir berkomat kamit.
Tepat sesuai dengan dugaannya, Sugar menyumbul dari balik pintu.

"Mbak, aku tidak tau dimana kantor Mr.Black." Sugar tersenyum malu.

"Seperti dugaanku, ini ...." Serly menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan alamat perusahaan Aberfoyle kepada Sugar.

"Terima kasih Mbak Serly."

Cairen memperhatikan Sugar yang sudah hampir mirip setrika rusak.
Ia menopang dagu dengan bibir mengerut. Sebelah alisnya terangkat ke atas.

"Bisakah, kau berhenti berputar, Sugar? Kau membuatku pening saja" Celetuk Cairen.

Sugar memutar kepalanya, "Oke ... oke ... maaf. Tapi yang jelas sekarang que bingung. Secara mobil que lagi di bengkel. Lalu taxi yang que pesan setengah jam lalu belum juga datang, Cairen ,,,,,, bagaimana kalau que pinjem mobilmu? Boleh yah ... yah ... yah ..." Sugar mengetipkan bulu mata lentiknya berkali-kali.

Tak ada orang yang tega bila sudah melihat ekspresi Sugar yang satu ini. Termasuk Cairen.

"Baiklah, kau boleh membawa mobil kesayanganku itu. Tapi ingat ...!! Jaga dengan baik My lolly." Cairen menyerahkan kunci mobil kesayanganya.

"Uuuhhhh .... terima kasih. Cairen cantik deh." Sugar mencubit pipi Cairen pelan.

"Sudah sana gih. Ntar kena hukum lagi dari Mbak Serly ..."

"Que jalan dulu ... byee."

Cairen melambaikan tangannya, "Bye"

¤¤¤¤¤¤¤

"Traffic jam ... traffic jam ... damn ...!!" Teriak Sugar di dalam mobil.

¤¤¤¤¤¤¤

Satu setengah jam sudah Coffero menunggu orang suruhan dari perusahaan Biorhythm, namun hingga sekarang belum juga datang.

Coffero menekan nomer pada layar ponselnya.

"Hallo, Serly."

"Yes, Coffero. Bagaimana dengan isi mapnya?"

Coffero mendengus, dengan kening berkerut.

"Maksudmu?"

" Ia, bukankah salah satu dari karyawanku sudah memberikannya kepadamu, Coffero ,,!!"

"Aku menelponmu karena hal itu. Kenapa sampai sekarang dia belum juga sampai. Kau tidak sedang menguji kesabaranku, kan, Serly?" Ucapnya tajam.

Di seberang sana Serly geram bukan main. "Tunggu sebentar lagi. Mungkin dia terjebak traffic jam, Coffero."

"Tidak ... tidak ... aku sudah menunggu terlalu lama, kau tau, aku tidak memiliki banyak waktu sekarang. Katakan pada staffmu untuk memutar balik mobilnya. Bye."

Setelah menekan tombol merah. Coffero mengenakan jas hitam yang tergantung di kursinya. Menggapai ponsel dan kunci sport car. Kesabarannya sudah habis. Hanya demi perusahaan Biorhythm, ia meng-cancel beberapa agenda hari ini, termasuk meninggalkan Baby Queen sendirian.

Serly bercekak pinggang di depan pintu ruangan besarnya. Tatapan tajamnya tidak luput dari arah pintu masuk.

Ia kesal bercampur geram bukan main. Mulutnya berkomat kamit menyebut nama Sugar Caramelin.
Setelah mengirimkan pesan singkat kepada staffnya yang satu ini. Serly mengirimkan pesan suara kepada Coffero Black. Ia meminta maaf atas ketidak disiplinan salah satu dari staff perusahaannya.
Terpaksa ia membuat perjanjian lagi dengan direktur perusahaan Aberfoyle.

Sugar merutuki sialnya ia hari ini.
Berulang kali Sugar meremas jemari tangannya. Cemas bercampur khawatir. Bukan pertama kali baginya tapi tetap saja ia takut kehilangan pekerjaannya. Memang uang bulanan dari ayahnya lebih besar dari gajinya. Tetapi ia lebih senang bila menghasilkan uang sendiri.

"Tuhan, lindungilah aku. Semoga singa betina cantik tidak melempariku dengan sepatu hak tinggi 8 centimeter nya."

Sugar berkomat kamit mengucapkan mantra turun menurunnya.

Hingga dentingan suara lift menyadarkan dirinya kembali.
Serasa berat di setiap pijakan kakinya. Ingin rasanya ia lenyap saat ini juga. Sugar menghirup udara sebanyak mungkin, menenangkan diri.

"SUGGAARR ....!!!!!!" suara singa betina mulai mengaung.

Sugar menekan telinganya dalam-dalam. Ia membalikan badan menatap sumber suara petir di siang bolong.

"Mbak Serly ..." Sugar tersenyum bodoh.

"Masuk ke ruanganku, sekarang." Ucapnya dingin.

Sugar mendesah berat. Ia tau bahwa dirinya akan mendapatkan hukuman lagi. Seperti bulan lalu gajinya di potong 20% oleh atasannya yang super menyebalkan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang