Chapter 2; interview

78.1K 719 27
                                    

Ini adalah hari kedua semenjak kejadian itu, kejadian dimana aku dan seorang pria bernama brave menolong anak kecil, dan kini pria bernama brave itu sudah pergi dari apartemen ku, dia bukan ku usir ia sendiri yang ingin pergi dengan embel embel tidak mau merepotkan ku dan dia sudah sembuh total.

Dan Hari ini juga aku ingin mendaftar kan pekerjaan dengan berbekal surat lamaran pekerjaan, ijasah S1 ku, yang semoga saja diterima.

aku berjalan memasuki selah satu gedung pencakar langit di ibu kota, cuaca hari ini cukup bersahabat karena tidak terlalu terik, hujan pun tidak.

"Permisi, di depan ada tertulis sedang ada lowongan pekerjaan" kata ku pada seorang wanita berambut kecoklatan yang terurai panjang.

"yaa.. benar" jawab nya.

"kalau boleh saya tau, lowongan tersebut di bagian apa" lanjut ku bertanya.

"Sekertaris pribadi"

---

tokk...tok...

pintu sang pemilik perusahaan ku ketuk, untuk apa lagi jika bukan untuk melakukan interview.

"masuk saja" ku dengar suara samar samar dari dalam ruangan, dengan agak sedikit bergegas dan terburu buru aku pun membuka pintu tersebut.

bughh..

tapi sayang nya aku malah tersandung oleh kaki ku sendiri, semua tak berjalan mulus, mau di taruh dimana wajah ku? kini aku sudah tersungkur dilantai.

"kau tak apa?" ucap seorang pria sambil menjulurkan tangan nya.

refleks aku mendongak melihat pria yang ingin menolong ku.

deg

"kauu?!" ucap kami bersamaan

.

"Jadi apa Tujuan dan alasan mu, untuk bekerja di sini?" tanya sang CEO. ya benar interview disini langsung di tangani oleh sang pemilik perusahaan.

"sebenar nya Tujuan awal saya, adalah mencari uang. namun lambat laun pasti akan berubah yaitu membangun perusahaan ini menjadi lebih baik. kalau alasan, mmhh segala sesuatu tidak harus dengan alasan bukan?"

"Jadi menurut mu perusahaan yang saya kembangkan ini masih belum terbilang baik?" tanya pria di depan ku ini lagi.

"Tidak, tapi cukup baik. hanya harus dikembangkan sedikit lagi" jawab ku, jujur lebih baik bukan? dari pada aku harus berpura pura di depan nya.

"baiklah interview hari ini sudah cukup, kau bisa kembali, dah ohya.. mulai besok aku tidak mau melihat mu berpakaian seperti itu, besok kau harus menggunakan rok dan kemeja" ya memang aku melakukan interview hanya dengan berbalut sweater panjang dan legging hitam.

"Jadi saya diterima?"

"Iya - iya cepatlah keluar aku masih banyak urusan" titah nya.

"baik brave.. uhh maksud ku pak"

Tanpa banyak bicara lagi aku pun segera keluar dari ruangan nya.

Ya jika dugaan kalian bos ku adalah brave maka kalian benar, bagaimana bisa kita bisa berjumpa lagi? benar benar kejadian yang sangat klise.

Berjalan memasuki toko butik dengan perasaan senang, itu lah yang dilakukan saat ini, bagaimana tidak senang?! Aku bekerja! Ini pekerjaan pertama dalam hidup ku.

"Aunty mey!" Pekik ku saat sudah berada di dalam butik.

"Claryn, ada apa kemari? Tumben sekali berkunjung ke butik" ujar wanita yang kira kira sudah memasuki kepala 3.

Oke aku beritahu, butik ini milik aunty dari ibu ku, aunty meriana atau lebih akrab dipanggil aunty mey adalah adik dari ibu ku, atau kadang ku sebut sebagai pengganti ibu ku, ibu ku sudah meninggal sejak aku berumur 8 tahun, dan sampai saat ini kematian nya menjadi misteri.

"Cerita nya panjang aunty" ujar ku.

"Cerita lah, aunty punya banyak waktu untuk mendengar nya"

Aku pun menceritakan dari awal aku kabur dari rumah, menyewa apartemen sampai mendaftar pekerjaan.

"Jadi kau sudah bekerja?"

"Belum, tepat nya akan bekerja" ujar ku.

"aku ingin membeli baju formal yang ada disini, soal bayar nya aku akan bayar saat aku menerima gaji pertama ku" lanjut ku.

"tidakk-- tidak usah kau bayar clay, anggap saja baju yang nanti kau pilih adalah hadiah dari aunty karena kau diterima bekerja"

"but--" ujar ku namun sudah di potong oleh aunty mey.

"sudahh.. pilih lah baju yang kau suka, soal berapa banyak itu terserah mu"

"thank you auntyy!" kata ku dan langsung memeluk nya.

.

Entah kenapa sore ini tiba tiba terjadi hujan, menyebalkan. padahal tadi pagi langit tidak memberikan kode bahwa pertanda hujan akan datang.

Aunty Mey sebenar nya menyuruh ku untuk meneduh sebentar di butik nya sembari menunggu hujan reda, namun aku takut merepotkan jadi aku memutuskan pulang dan beralasan aku harus membuat laporan diri yang besok harus diserahkan.

aku memasukkan 2 plastik belanjaan ku kedalam tas ransel lalu menerobos deras nya tetes hujan.

ku lihat sekeliling ku, untuk mencari tempat perlindungan.

gotcha!

ada halte di tepi jalan sana, aku pun berlari sekuat tenaga sambil menaruh tangan ku diatas kepala bermaksud untuk melindungi diri dari deras nya hujan ibu kota, walau tak merubah keadaan baju ku tetap basah kuyup.

disini sepi, hanya itu yang dapat ku ciri kan dari halte ini. lebih baik aku buru-buru bergegas meninggalkan tempat ini, dan tepat disaat aku ingin pergi tibatiba datang sebuah taksi dari arah kiri dengan kecepetan tinggi, buru buru aku melambaikan tangan dan ya, taksi itu kini sudah berhenti tepat didepan ku.

"selamat sore, ke jalan st.street" ucap ku, dan ia hanya mengangguk, tadi nya aku ingin memanggilnya dengan sebutan pak, namun terlalu tua baginya

jam menunjukkan pukul 05.44 , sebentar lagi akan sangat gelap, sekarang saja sudah gelap, karena langit kini ditutupi awan hitam pekat. sebenarnya aku agak risih dengan sopir taksi tersebut, bagaimana tidak? ia menatap ku sangat intens dan sesekali melihat ke arah jalanan, apa maksud tatapannya?

'clek'

suara tanda pintu dikunci otomatis dari depan, kenapa ini? padahal sekitar 200m lagi arah ke apartemenku, ia juga memelankan jalan nya. tanpa aba aba lagi aku refleks bertanya.

"ada apa?"

ia diam tanpa respon

lalu ia berbalik dan melompat dengan lincah ke arah ku, ia pun menarik tubuhku lalu menduduk kan nya dipaha nya.

'apa apa an ini?' batin ku

aku hanya dapat berteriak "aaaaaaaaaaaaaaaaaa..! help me aaaaaa"

dia mengambil kain dari saku celana nya dan memasukkan nya kedalam mulut ku, dan membuat ku kesulitan untuk berbicara, sehingga aku hanya dapat menggeram "nghhhhhhhh noooooo"

apa mau nya? apa ia ingin memperkosa ku?

ia mulai mendekati bagian leher, dan menciumi nya secara inci. aku pun makin takut, dengan sekuat tenaga kudorong badan ku menjauhi nya dan mengeluarkan kain dari dalam mulutku. namun percuma ia tetap saja menarikku kembali, dan tiba tiba terlintas ide di otak ku.

"mphh yahh again babeee againn.." desah ku, lalu aku pun mengalungkan tangan ku di lehernya, ia pun melihat ku dengan tatapan berbinar.

aku pun semakin menggerekan mobil dengan sangat kencang, agar orang orang tau bahwa ada orang di dalam sini sedang beradegan mesum, tangan ku sungguh berkeringat aku takut ia membuka baju ku.

"tok..tok..tok" orang dari luar mengetuk pintu

wtf? brave?!

aku langsung menjerit senang dalam hati ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SecertaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang