Kalung berinisial "J"

721 38 0
                                    

Author pov

Setelah berjalan cukup jauh Gracio dan Nina akhirnya sampai di sebuah perkebunan sayur.

"Wih udaranya enak banget." ucap Nina sambil mengembangkan senyum cantik diwajahnya.

"Iya, Nin.Sejuk banget." Gracio menanggapi ucapan Nina.

Keduanya memandang jauh perkebunan yang ada di sekitar mereka sekarang.Saat mereka berdua sedang menikmati suasana itu, seorang laki-laki paruh baya menghampiri mereka keduanya.

"Hey, kalian!" Sapa laki-laki itu membuat keduanya menengok.

"Bapak, Betulkan ini Bapak yang kemarin memberi tahu alamat Pak Lurah? Ucap Gracio sambil tersenyum.

"Iya betul, tidak sangka akan bertemu dengan kalian disini.Oh ya, Bapak belum memperkenalkan diri Bapak ya.Ali.Panggil saja Pak Ali." Gracio dan Nina bergantian bersalaman dengan Pak Ali sambil menyebut nama mereka masing-masing.

"Gimana perkebunan sayur, Bapak.Bagus kan?" ucap Pak Ali

"Iya bagus." ucap Nina mengiyakan pendapat Pak Ali.

Pak Ali mengajak mereka berdua untuk memanen berbagai jenis sayuran.

"Lelah sekali!Tapi, ini menyenangkan!Bukan begitu, Nin? Kata Gracio

"Ya benar!Aku ga nyesel observasi disini." balas Nina setelah ia meneguk segelas air es.

**********************

Dari kejauhan, terlihat Naomi berjalan pelan di pematang sawah sembari berhati-hati. Sedangkan Farish berjalan mengikutinya dari belakang.

"Kenapa gue satu kelompok sama lo." ucap Naomi

"Dih, lo kira gue seneng satu kelompok sama lo?" ucap Farish membalas ucapan Naomi

"Apa lo bilang!!" ucap Naomi emosi.Karena tidak memperhatikan jalan yang dilaluinya, Naomi jatuh terpeleset.

"Ahh, aduh!!!" ucap Naomi sambil memegang penggelangan kakinya.

"Lo memang selalu menyusahkan." ucap Farish.

"Kalau gue menyusahkan, kenapa lo mau bantu gue." ucap Naomi membalas ucapan Farish.

"Karena gue sebenarnya cinta sama lo, Naomi." Batin Farish

"Coba gue lihat kaki lo." ucap Farish

Tanpa banyak komentar, Naomi pun menjulurkan kakinya yang sepertinya terkilir.

"Ahh!!Yakk itu sakit, Farish." pekik Naomi ketika kakinya dipijat Farish.

"Diamlah!!Masih untung gue mau bantu lo." ucap Farish

"Dih!" gumam Naomi kesal.

"Apa sudah mendingan?" tanya Farish

"Rish, sebaiknya kita harus lanjutin tugas kita.Sebelum hari semakin sore." jawab Naomi

Farish pun membantu Naomi berdiri.Mereka berjalan menyusuri pematang sawah yang ada disana.Setelah lama berjalan, Naomi dan Farish begitu bingung harus memilih jalan yang sebelah kiri atau kanan.

"Kita sebaiknya mengambil jalan yang ada di sebelah kiri saja.Ayo!" ucap Farish.

"Tapi-."

"Kalau lo ngga mau ikut ya sudah." ucap Farish acuh dan meninggalkan Naomi disana.

"Yakk!!Tunggu gue." ucap Naomi dan berjalan menyusul Farish.

*********************

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Deva sampai di tempat tujuan.Matanya memandang jauh perkebunan teh yang ada di sekitarnya sekarang.Angin berhembus pelan dan membuat rambut Deva secara perlahan berayun.Beberapa pekerja wanita, umumnya Ibu-Ibu tampak sedang sibuk memetik daun teh.Kemudian Deva menyusuri kebun teh nan terlihat hijau menyegarkan mata sampai ke puncak.Kebun teh ini sangat terawat dan bersih.Langkah kaki Deva terhenti, sebuah benda yang berkilau karena sinar matahari membuat matanya sedikit tertarik untuk mendekatinya.Dan ternyata sebuah kalung putih tergeletak di tanah.Kalung itu nyaris tak terlihat karena tertutup ranting dan daun.Deva pun mengambil kalung yang ternyata berbandul dengan inisial "J".

1 Cinta 2 DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang