Cinderalla yang artinya gadis kotor dan penuh debu, adalah nama seorang gadis cantik dan baik hati yang tinggal bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya yang sangat jahat setelah ayahnya meninggal. Suatu hari di zaman dahulu kala, seorang pangeran ingin mencari pendamping hidup, permaisuri. Maka kerajaan pun mengadakan sebuah pesta dansa besar-besar di istana dan semua wanita yang ada dikerajaan tersebut dipersilahkan hadir, tetapi Cinderella tidak diijinkan ikut oleh ibu tirinya. Dan ketika pesta berlangsung, seorang ibu Peri datang untuk menolongnya. Cinderella pun disulap menjadi seorang putri cantik dengan suatu syarat, ia tak boleh pulang lebih dari jam 12, karena pada jam itu semua sihir Ibu Peri berakhir. Cinderella pun segera menghadiri pesta di istana. Pangeran yang melihatnya langsung jatuh cinta pada Cinderella, lalu mengajaknya berdansa. Tak terasa, waktu pun telah menunjukkan tengah malam dan loncang telah berdeting sebanyak 12 kali. Cinderella yang lupa akan syaratnya itu segera berlari dan terus berlari, sampai sebelah sepatu kacanya terlepas dan tercecer di tangga istana. Sang pangeran yang mengejarnya hanya menemukan sebuah sepatu kaca di tangga istana dan ia segera memungutnya. Pangeran pun segera mengumumkan barangsiapa kakinya pas dengan sepatu itu, siapapun dia, akan dia jadikan isteri. Namun, sepatu itu tidak pas di kaki siapapun yang mencobanya, termasuk dua kakak tiri Cinderella. Cinderella lalu ikut mencoba dan kakinya pas! Cinderella akhirnya menikah dengan pangeran dan hidup bahagia selamanya.
Menurut sejarahnya, kisah Cinderella berasal dari Negeri Cina yang tercatat pada The Miscellaneous Record of Yu Yang oleh Tuan Ch'ing-Shih (860), sebuah buku yang ada sejak Dinasti Tang dan merupakan versi awal dari Cinderella. Dalam buku ini, diceritakan seorang gadis muda yang cerdas, pintar, dan pekerja keras bernama Yeh-Hsien mendapatkan dirinya seorang diri dalam perawatan selir ayahnya yang suka menganiya, tidak memberi makan dan minum, serta tidak memberikan kehangatan dan kenyamanan kepada dirinya setelah kedua orangtuanya meninggal. Namun, kenyatannya Yeh-Hsien masih mendapat kenyamanan dan kehangatan dari seekor ikan ajaib yang muncul di kolam rumahnya dan mereka berteman baik. Melihat hal itu, sang selir pun segera membunuh ikan tersebut. Diam-diam Yeh-Hsien mengambil dan menyembunyikan tulang ikan ajaib itu, bahkan ikan ajaib itu terus membantunya. Suatu hari, ketika dia dipaksa untuk tetap tinggal di rumah pada sebuah festival, tulang ikan ajiab membantunya dan memberiknya sebuah jubah dari bulu kingfisher dan satu set sepatu emas berukuran kecil, dimana pada masa itu kaki kecil, footbinding dianggap begitu indah dan membuat gerakkan wanita terlihat sangat feminim dan anggun, serta sebagai tanda status sosial bagi keluarga kelas atas. Praktek ini itu akhirnya dihapus pada abad ke-20
Yeh-Hsien pun menghadiri festival itu. Namun ketika dia akan pulang, salah satu sepatunya terlepas dari kakinya dan hilang. Sepatu itu ditemukan dan dijual kepada seorang panglima perang oleh seseorang. Panglima itu segera mencari pemilik sepatu itu secara besar-besaran dan akhinya pemiliknya pun ditemukan. Yeh-Hsien sebagai pemilik sepatu itu segera menjadi istri panglima perang. Sementara itu, selir dan adik tirinya dihukum sampai mati.