Malam Naas

299 7 6
                                    

Larasita, entah dosa apa yang Ia lakukan pada kehidupan sebelum nya. Sampai pada malam ini Ia harus menerima status baru sebagai Istri. Perlu digaris bawahi ISTRI
Mungkin tidak aneh bila Lara sudah punya rencana sebelumnya, tapi bagaimana bila pernikahan ini bukan hal yang diinginkannya? Bahkan siapa sosok suaminya pun Ia tidak tahu. Sebelum nya Larasita adalah gadis biasa yang menuntut ilmu disebuah perguruan tinggi di ibu kota, untuk menyambung hidup selain mengharapkan kiriman orang tunya Lara bekerja part time pada sebuah Resto sebagai kasir, hingga malam ini tiba dan mengubah hidup nya.

Tok..tok..tok
"Siapa?"
Teriak suara serak dari dalam
"Paket mbak"
Saut seseorang dari luar
"Iya sebentar"

'Ceklek'

Dibalik pintu itu muncul sosok yang tidak bisa dibilang cantik, karna tampang bangun tidur dengan rambut acak-acakan serta telapak tangan kanan yang melebar menutupi mulutnya yang menguap lebar.

"Dari siapa?"
Lara masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang belum stabil
"Dari orang tuanya mbak"
Balas sosok itu, Lara belum menyadari siapa sosok dihadapnnya
"Gua kudu tanda tangan dimana?" Sekali lagi tangan kanannya menutupi mulutnya yang menguap.
"Ohh.. engga mbak, saya bukan kurir. Kebetulan kita satu kampung dan orang tua mbak menitipkan ini ke saya, karna kebetulan saya satu tujuan dengan alamat ini jadi saya antarkan"
Jelas sosok itu panjang lebar, sosok itu tersenyum kikuk melihat penampilan gadis dihadapannya ini. Entah lah mungkin jika gadis ini sadar bagaimana penampilan nya saat ini mungkin Ia akan memilih kabur sebelum membuka pintu.
"Ohh.. makasih kalo gitu"
Ucapnya acuh
"Kalau begitu saya permisi mbak, assalamualaikum"
Pamitnya, belum sempat Lara membalas salam dari sosok itu tubuhnya nyaris mencium lantai marmer kalau tidak di tahan oleh sosok itu. Tapi karna sosok itu belum siap sepenuhnya Ia pun ikut limbung dan menimpah tubuh Lara.

"Heh.. ngapai kalian disitu"
"Apa yang sedang kalian lakukan"
Tiba-tiba ada banyak suara yang mengelilingi mereka,
"Kalian berzinah!"
Gumam seorang bapak-bapak dengan sarung yang tersampir dipundak nya
Sepasang sosok yang belum menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka masih belum beranjak dari keterjatuhan mereka, sampai salah satu dari kelima bapak-bapak itu mencoba membantu sosok yang berada diatas Lara.
"Apa yang kau-"
Setelah Lara sadar sepenuh nya, Ia baru mengetahui siapa sosok yang berada tepat diatasnya dan kenapa banyak orang-orang berada di rumahnya.
"Ada apa ini?"
Tanya Lara polos
Tiba-tiba saja mereka berdua sudah di giring dari rumah itu
"Ada apa ini pak? Kenapa kalian menyeret saya seperti ini? Rumah saya belum dikunci. bagaimana kalau ada maling? Lepaskan saya"
Tanya Lara panik, Lara mencoba melepas cekalan bapak-bapak yang menyeretnya menjauhi rumahnya. Lara kalah kuat dari mereka semua hingga akhirnya ia menyerah
"Maaf pak kami mau dibawah kemana?" Tanya sosok itu binggung
Memangnya apa yang Ia lakukan setahunya menyampaikan amanah itu bukan dosa
"Kalian diam saja, sudah melakukan zinah masih saja menyangkal" geram salah satu bapak yang membawa senter
"Zinah?"
Tanya sosok itu binggung
"Apa maksud bapak-bapak sekalian?"
Tanyanya semakin binggung
"Kalian akan kami bawa kepada tetuah adat untuk di nikahkan
"APA?? MENIKAH!!"
teriak mereka berbarengan
"Tapi kenapa? Pak, kami bahkan tidak saling kenal bagaimana mungkin kami bisa menikah?"
Tanya Lara kecewa, entah apa yang terjadi sebelumnya sampai hal ini harus terjadi

♡♡
"Ada apa ini?"
Tanya seorang bapak berkaca mata yang bernama pak Asrul, yang diketahui adalah seorang tetua adat di daerah ini.
"Kami menemukan mereka sedang berbuat zinah pak"
Ujar bapak yang memakai sarung yang bertampang garang yang bernama Ujang
"Apa benar begitu?"
Tanya pak Asrul pada Lara dan sosok disebelah nya
"Tidak pak itu tidak benar, ini hanya salah paham"
Tutur Lara terisak, sedari tadi Lara tak sanggup menahan sesak dihati nya, bagaimana mereka bisa membuat kesimpulan seperti itu
"Salah paham bagaimana? Coba kalau kami tidak memergoki kalian mungkin kalian bisa bertindak lebih jauh lagi"
Tegas pak Ujang yang masih ngotot akan pendapatnya
"Memangnya bagaimana kronologisnya?"
Tanya pak Asrul bijak
"Sewaktu kami meronda kelililing, kami melihat mereka sedang tindih-tindihan pak apa lagi posisi tangan lelakinya ,-"
Jelas pak Ujang mengantungkan kalimatnya
"Saya tidak bisa meneruskannya pak"
Seru pak Ujang pasrah, nafa nya memburu kesal
"Baik lah kalau seperti itu, terimah kasih pak Ujang atas penjelasannya"
Pak Asrul menengahi, Lara dan sosok di sampingnya menunggu dengan harap-harap cemas akan nasib mereka selanjutnya. Mereka pun di bawah masuk kerumah pak Asrul untuk di tanyai lebih lanjut
"Dimana orang tua kalian?"
Tanya pak Asrul, sosok pak Asrul yang tenang sedikit mengurangi kecemasan dan ketegangan di antara mereka
"Orang tua saya di Bandung pak, disini saya ngekost" tutur Lara pelan suaranya yang bercampur tangis masih terdengar serak karna sisa bangun tidur
"Orang tua saya juga di bandung pak" sosok di sebelah Lara meninpali, sejak dari rumah nya tadi. Lara, tidak terlalu memperhatikan siapa sosok di sebelah nya itu, yang Ia tahu sosok itu mempunyai suara yang merdu apa lagi saat Ia mengucap salam
"Siapa nama kamu?"
Tanya pak Asrul pada sosok dihadapan nya
"Nama saya Damar Setya Wirawan. Pak"
Gumamnya lantang
"Baiklah kalian berdua akan kami nikahkan"
Gumam Pak Asrul, yang membuat semua yang hadir di ruangan itu mengelus dada tenang, kecuali dua orang yang duduk tepat di hadapan pak Asrul mereka tampak syok akan keputusan bapak bijak dihadapan mereka
"Tapi pak ka-,"
"Atau kalian mau kami gunduli dan di arak keliling kampung"
Ucapan sosok itu, Damar. terpotong dengan kalimat mamatikan yang keluar dari mulut pak Asrul
"Tapi pak, kami tidak melakukan apa-apa"
Tangis Lara semakin terisak menerima putusan dari tetua adat di kampung ini
"Berapa nomor telpon orang tua kamu?"
Tanpa mengubris ucapan Lara pak Asrul kembali melayangkan pertanyaan

"Hiks..hiks"
Lara hanya pasrah menerima nasib nya, Ia pergi menjauh dari orang tua nya agar menjadi gadis yang yang mandiri, yang bisa mengapai cita-cita nya, tapi apa yang Ia lakukan Ia hanya membuat malu. Bagaimana perasaan orang tuanya jika tahu anaknya akan menikah, butiran bening terus berjatuhan dipangkuan Lara gadis itu semakin terisak pilu
"Maaf pak apa ini tidak melanggar HAM, kami berhak membela diri"
Damar angkat bicara, bagaimana pun ini salah jika Ia akan menikah tidak seperti ini caranya
"Kamu bebas bicara jika hal ini terjadi diluar kampung kami, tapi karna kalian berada disini kalian harus mengikuti peraturan yang di terapkan disini"
Ucap pak Asrul lagi, sedikit trrsinggung atas ucapan Damar tadi
Setelah mendapatkan nomor telpon orang tua Lara pak Asrul pamit untuk menghubungi keluarga Lara

"Hiks..hiks"
"Maafkan saya mbak, seharusnya saya tidak bertamu kerumah mbak malam-malam seperti ini"
Tutur damar menyesal, Ia ingin sekali menenangkan gadis yang terus terisak di sampingnya. Tapi bagaimana cara nya? Mendekap nya(?) Oh tidak namanya saja Damar tak tahu bagaimana mungkin Ia seenaknya saja memeluk gadis yang bukan siapa-siapanya
Lara hanya terdiam dan semakin menundukkan kepalanya, Ia binggung apa yang harus Ia lakukan otak nya seakan berhenti untuk berpikir
"Orang tua kamu tidak bisa hadir, Ia menyerahkan semua ini pada kami. Dan malam ini juga kalian akan kami nikahkan, menghindari kemungkin kalian melakukan hal-hal bodoh"
Pernyataan pak Asrul itu semakin membuat Lara sesak, berbagai alasan yang mungkin orang tuanya lakukan terlintas dibenak nya. Apa orang tua nya membenci kelakuan nya yang telah mempermalukan mereka, atau terjadi suatu hal pada orang tua nya, Lara semakin terisak dalam diam nya
♡♡
Semua perangkat desa dan bapak penghulu yang akan menikahkan Lara dan Damar telah berkumpul di rumah pak Asrul, dengan uang Lima Ratus Ribu Rupiah yang ada di dompet damar sebagi mahar nya
Bagaimana pun pernikahan ini dadakan tentu saja Damar tidak bisa menyiapkan semua nya, Damar mungkin bukan orang kaya. Tapi Ia adalah sosok yang mandiri Damar adalah seorang manager di sebuah resto milik nya, mungkin kalian bertanya-tanya bagaimana mungkin seorang manager hanya punya uang Rp.500.000,- di dompet nya? Tentu saja karna selebih nya adalah kredit card :-D

"SAYA TERIMAH NIKAH NYA LARASITA AYU PUTRI BINTI RAZY ANWAR DENGAN MAS KAWIN UANG SEBESAR Rp.500.000,- DIBAYAR TUNAI"
suara lantang Damar mengema di ruangan itu. Selanjut nya kata "SAH" dari semua orang yang hadir diruangan itu mengalun bagai suara burung hantu yang menakutkan untuk Lara. Mulai sekarang status nya berbeda Lara adalah seorang Istri sekalipun Ia tak terimah

"Huuuahhh.. Ibu, Ayah kenapa ini harus terjadi sama Lara"
Gadis itu semakin sesegukan meratapi nasib selanjut nya,

penampilan Lara tampak berbeda dari sebelumnya, tak ada lagi rambut acak-acakan dan daster kusut yang melekat didirinya. Melainkan kebaya sederhana dan rambut yang sedikit di rapikan membentuk sanggul yang menghias Lara malam ini. Tapi tetap saja hal itu tak membuat Lara bahagia

~tbc~
Hayy.. mungkin ada yang baca cerita gaje saya ini
Mohon kritik dan saran nya ya.. :-)
Masih pemula masih harus banyak belajar dan perlu bimbingan kalian yang udah senior
Mohon bantuan nya yaa..

Salam :-)
♡mhichell♡

Saya Terimah Nikah Nya..??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang