Last Night

258 9 2
                                    

Plak!!

Telapak tangan Woohyun mendarat dengan keras di pipi tirus Kim Myungsoo sebagai sebuah pembalasan atas apa yang dilakukan oleh namja imut bermarga Kim itu semalam. Kulit pipi Myungsoo yang putih bersih berangsur memerah, menimbulkan rasa nyeri dan panas yang luar biasa hingga membuat Myungsoo meringis menahan sakit.

"Itu pembalasan atas apa yang kau lakukan pada Shannon. Jangan berpikir kalau kau bisa mempermainkan gadis itu!" ketus Woohyun memberi peringatan pada Myungsoo.

Namja imut itu hanya menarik salah satu sudut bibirnya. Senyum tipis itu justru mengundang sejuta penghinaan bagi Woohyun. Dengan cepat, Woohyun meluncurkan pukulan ke wajah Myungsoo, lebih tepatnya pada pipi yang satunya.

Brukk!!

Kim Myungsoo ambruk dan terjatuh menimpa sebuah bangku yang berada di belakangnya. Tulang sikunya membentur sisi lancip bangku itu. Kini lengkap sudah penderitaan Myungsoo karena luka lebam dan nyeri di wajah dan tangannya.

"Kau sudah pasrah, eoh? Bangunlah! Aku bisa menghajarmu lebih keras lagi." Woohyun maju satu langkah mendekati tubuh Myungsoo yang terduduk bersandar pada bangku kosong di belakangnya. Tubuh namja itu tak berdaya. Kekuatannya seakan menghilang tanpa ada yang tersisa.

Woohyun membungkukkan badannya kemudian menjulurkan kedua tangan dan meraih kerah baju seragam Myungsoo. "Rupanya kau belum puas dihajar seperti itu. Baiklah, kali ini aku akan melakukannya dengan benar."

"Oppa!"

Kepalan tangan kanan Woohyun melayang di udara dengan cepat lalu tiba-tiba terhenti begitu ia mendengar suara seorang gadis memanggilnya. Memanggilnya? Woohyun yakin kalau gadis itu memanggilnya, bukan memanggil Myungsoo. Ada rasa enggan dalam benak Woohyun untuk menggerakkan sendi di tulang lehernya dan melihat sosok gadis yang sangat ia kenal. Namun pada akhirnya ia menggerakkan kepalanya, menoleh ke arah sang gadis.

Myungsoo mengekor arah pandang Woohyun yang menatap gadis berambut pirang nan panjang tergerai menambah kesan elegan dan cantik pada wajah gadis itu.

"Shannon..." lirih Woohyun.

Gadis yang dipanggil dengan nama Shannon itu mengernyitkan keningnya dan menggeleng pelan. Ia memberikan tanda isyarat pada Woohyun untuk mengehentikan aksi brutalnya itu.

Tap tap tap!

Shannon memutuskan untuk mengambil beberapa langkah mendekati Woohyun dan Myungsoo. "Oppa, hentikan! Aku lah yang bersalah, bukan dia. Tolong lepaskan Myungsoo oppa."

Sepasang tangan mungil menyentuh lengan kanan Woohyun dan memegangnya erat. Woohyun tak dapat menolak permintaan Shannon. Meski dirinya memalingkan wajah menatap dinding di sisi kirinya, Woohyun tetap luluh jika Shannon memohon sesuatu darinya.

"Baiklah. Aku akan melepaskan si brengsek itu! Dengar, Kim Myungsoo! Tak peduli seberapa populernya dirimu atau seberapa kaya orang tuamu, aku akan menghajarmu jika kau berani menyakiti perasaan Shannon.

Deg!

Mendengar kata-kata yang diserukan oleh Woohyun membuat kerja jantung Shannon terpacu lebih cepat. Ia dapat merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. "Oppa," lirih Shannon lagi.

Hanya dalam hitungan detik, Nam Woohyun berdiri lalu beranjak dari tempat itu. Ia meninggalkan Shannon bersama Myungsoo, laki-laki yang amat dicintai gadis pirang itu.

***

Shannon, sampai kapan aku harus merasakan ini?

Woohyun mendesah kasar, membiarkan udara sekelilingnya bercampur dengan karbondioksida sisa pernafasannya. Namja keren yang menjadi salah satu idola sekolah tengah terduduk lesu di atas anak tangga menuju atap sekolah. Kedua manik matanya memerah dan berkaca-kaca. pikirannya kacau, sekacau suasana hatinya yang tak lagi memiliki kesempatan untuk bahagia. Bahagia? Bahkan Woohyun merasa bahwa dirinya tidak berhak memiliki kebahagiaan layaknya Kim Myungsoo yang selalu dikelilingi kebahagiaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang