Gue baru aja kelar ngikutin kuliah, rambut gue yang acak-acakkan kayak benang kusut ini karena kepala gue pusing dengan rumus-rumus yang baru aja diajarin sama dosen gue. Nggak salah kan kalau gue keluar kelas dengan muka betekuk sampai susah buat dibagusin lagi, ini semua berawal dari gue yang salah pilih jurusan waktu mau masuk kuliah. Gue pengen banget kuliah Ekonomi, karena gue punya cita-cita jadi pengamat ekonomi atau minimal kerja di bank. Apalagi kalau bisa jadi teller dikelilingi sama cewek cantik dan bisa lihat nasabah yang lagi ngantri siapa tahu aja dalam antrian itu ada cewek cakep. Entah setan apa yang masuk ke dalam badan gue waktu daftar kuliah, ini semua gara-gara Darel yang jadi dalangnya dan ngajakin gue sampe akhirnya dia berhasil mempengaruhi gue untuk kuliah dijurusan elektro.
Kata Darel kalau kita kuliah dijurusan teknik elektro, selain belajar tentang listrik biasanya dosen suka berbaik hati mau ngajarin gimana teknik bercinta. Seandainya di dunia ini ada jurusan teknik bercinta pasti gue sudah ambil jurusan itu, biar gue tahu gimana caranya naklukkin hati cewek dan bisa nyatain cinta sama cewek yang gue taksir. Semua orang nggak nyebut gue jomblo sejati kayak sekarang, karena dari awal masuk kuliah sampe sekarang gue nggak pernah gandeng cewek. Sejak kuliah dijurusan teknik elektro gue nggak pernah dapat nilai yang memuaskan. Dari sekian banyak anak yang satu angkatan sama gue, mungkin cuma gue satu-satunya mahasiswa yang paling rajin ngulang. Sudah capek ngulang ditambah lagi dosennya pelit banget ngasih nilai, sebagai pelengkapnya nyokap ngirain kalau gue kebanyakkan main dan pacaran karena udah kelamaan kuliah dan nggak tamat-tamat. Gimana gue mau pacaran kalau cewek aja gue nggak punya nyokap ada-ada aja ni.
Seandainya waktu bisa diputar ulang kembali, pasti gue nggak akan pernah pilih jurusan ini. Jurusan yang buat kepala gue mau pecah karena setiap hari yang dipelajari tentang listrik, maklum aja deh namanya juga teknik elektro. Jangankan mau pintar, sedikitpun gue nggak pernah ngerti malah gue hampir kesetrum gara-gara setiap hari ketemu listrik. Harapan gue untuk dapatin sedikit ilmu bercinta dari tiap dosen yang ngajar semakin jauh, rasanya gue pengen ngulang lagi dari awal gue daftar kuliah. Kalau aja itu benar-benar bisa pasti gue bakalan ngambil ekonomi dan bisa ngerasain gimana serunya ngitung uang, bikin laporan keuangan, neraca, laporan laba rugi dan lain sebagainya. Gue sadar kalau itu semua nggak akan mungkin pernah terjadi dan nggak akan pernah bisa, semua itu cuma akan jadi mimpi karena gue sudah ada disemester akhir.
Gue melaju dengan mobil dalam kecepatan standard kota menuju tempat foto kopi yang ada di depan mall. Waktu gue sampai yang punya foto kopi lagi siap-siap mau pergi untung gue cepat datang. Usaha foto kopi ini punya saudara gue namanya Mas Rio, tugas gue di sini cuma bantuin doang sekedar cari uang jajan tambahan, habisnya nyokap kalau kasih uang jajan pas-pasan banget. Seorang cewek pake baju sekolah datang nyamperin gue, gila ini cewek cantik banget di kampus gue aja nggak ada yang cantiknya kayak gini. Seandainya teman satu kampus pasti udah gue pacarin, senyumnya manis banget dibalik bibir merahnya bikin gue pengen cium.
"Mas, foto kopi dong."
Suaranya seksi banget bikin gue salah tingkah waktu cewek itu nunjukkin mana yang harus di foto kopi. Cewek itu lihatin gue yang masih perhatiin dia sambil bayangin gimana rasanya kalau gue punya cewek kayak gini, pasti gue bakalan senang banget dan jadi satu dari sekian banyak cowok yang beruntung bisa pacarin dia.
"Mas, kok diam aja?" Cewek itu melambaikan tangannya di depan muka gue membuyarkan semua hayalan gue.
"Eh, iya mbak kenapa?"
"Saya mau foto kopi." Katanya lagi.
"Yang mana mau di foto kopi?" Cewek itu nunjukkin mana yang harus di foto kopi, gue jalanin tugas gue sambil sesekali ngelirik ke arah cewek cantik yang lagi nunggu foto kopiannya gue kerjain.
YOU ARE READING
Love N Sex
Romance"Hamili aku maka kedua orang tua kita pasti akan langsung menikahi kita. Aku tidak peduli berapa banyak uangmu, satu sen pun kau pinang aku tidak masalah asalkan aku tetap menikah denganmu."