Satu hari yang berat telah ku lewati lagi. Jika kau bisa bertahan dengan apa yang setiap hari aku lewati tanpa rasa pegal dan perih sedikitpun aku akan memberimu 4 jempol. Kadang aku berfikir kenapa bisa aku di lahirkan di tengah kumpulan orang ini ?
Hai namaku Jimy Aku tinggal di sebuah rumah besar, aku merupakan anak sulung di dalam kumpulan orang ini. Apa kau bertanya maksud kumpulan orang itu? Oh kumpulan orang itu adalah keluargaku. Aku sampai tidak ingin meyebut mereka keluarga, dan yang waras sepertiku hanyalah adik perempuan kecil ku ini yang benama Dini. Pasti kau tanya mengapa ? Jika kau berada di posisiku pasti kau akan mengerti. Bagaimana tidak umurku baru 9 tahun dan adikku ini juga baru berumur 7 tahun, tetapi mereka (orang tuaku) mendidik kami dengan cara yang sangat disiplin malah lebih ke arah kejam. Sedikit saja kesalahan yang terlihat di mata mereka, maka kau akan siap-siap menerima hukuman yang tidak pernah kau bayangkan.
Ayahku, adalah seorang pria dengan banyak rahasia, berwatak keras dan Sangat disiplin, juga jarang kutemui. Aku hanya sekali bertemu dengannya, saat itu ayah sedang istirahat akibat perjalanannya kemarin, kami lalu makan malam bersama dan aku melihatnya, ia berbadan besar dan tinggi serta memiliki kumis tebal. Hanya malam itu dan saat aku kabur aku melihat ayah.
Kami di didik bagaikan serdadu-serdadu Uni Soviet yang sangat tangguh dan disiplin. Banyak pertanyaan di benakku. Apa tujuan semua ini? Bagaimana mereka tega melakukan semua ini? Akan berapa lama lagi semua ini ku jalani? Tapi kau tau, semua pertanyaan ku tidak pernah terjawab.
Di dalam penjara ku ini, maksudku rumah ini terdapat 1 ruangan yang selalu dikunci yang terdapat di pojok salah satu lorong di rumahku, mereka juga berkali-kali menyerukan ku untuk tidak memasukki ruangan itu.Semua itu makin membuatku penasaran. Aku sempat berfikir untuk memasukinya, begitu juga fikir adikku. Karena kami tidak dapat menemukan kunci ruangan tersebut maka rasa penasaran kami ini harus ditahan dulu.
Suatu ketika aku menemukan kunci dari ruangan tersebut, aku menemukannya saat di suruh membersihkan ruang tidur ayahku. Aku secara diam-diam mengambil kunci tersebut dari atas meja kerja ayahku, dan sambil melihat keadan sekitar aku berjalan pelan menuju ruangan terlarang tersebut. Setelah aku dan adikku memastikan tidak ada orang yang sedang memperhatikan kami, aku membuka pintu kayu tua yang di penuhi ukiran-ukiran tersebut dengan perlahan. Ruangan itu terlihat remang-remang , memang karena letaknya di pojokkan dan pada saat itu lampu di ruangan juga sedang mati. Satu-satunya sumber
penerangan kami hanyalah lubang ventilasi yang lansung mengarah keluar halaman, karena aku tidak tau dimana letak saklar lampunya. Aku menyuruh adikku untuk berjaga-jaga diluar ruangan itu, manakala ada orang rumah yang mendekat.
Di dalam ruangan itu aku melihat banyak dedaunan kering dan beberapa kantung garam yang telah di kemas kecil-kecil di dalam plastik, aku juga melihat banyak pil dan kapsul obat. Setelah menelusuri ruangan itu lebih dalam lagi aku menemukan banyak alat-alat aneh seperti yang ada di laboratorium kimia di sekolahku. Saat aku hendak melangkah lagi, tiba-tiba adikku menahanku menyuruhku diam karena ada orang rumah yang mendekat. Tanpa fikir panjang kami langsung lari keluar ruangan itu lalu menguncinya lagi. Dan cepat-cepat meninggalkan ruangan itu tanpa di ketahui siapa pun, lalu secepat kilat kami mengembalikan kunci itu ke ruang tidur ayah ku.
Malampun tiba, setelah satu hari penyiksaan ini aku lewati. Aku sedang berbincang di kamar tidur dengan adikku . Aku menceritakan apa yang telah aku lihat tadi siang di dalam ruangan terlarang itu. Kami menjadi tambah bingung di buatnya. Hal yang aku lihat siang ini menambah pertanyaan di benakku. Sebenarnya apa perkerjaan mereka ? Dan kau tau aku terlalu takut menanyakan hal itu. Aku berfikir lebih baik aku tidur untuk menyiapkan siksaan esok hari.
Sudah kurang lebih 9 tahun aku menjalani pendidikan ini, maksudku penyiksaan ini. Aku sudah tidak kuat lagi. Suatu malam yang gelap tanpa cahaya satupun di dalam rumahku, aku dan adikku berusaha untuk keluar dari penjara ini. Aku sudah menyiapkan tali untuk turun dari kamar kami di lantai dua melalui jendela tua ini. Aku turun terlebih dahulu, sampai di bawah aku berbisik dan menyuruh adikku untuk turun dengan hati-hati. Sialnya saat dia baru ingin turun, tiba-tiba ayahku menariknya dan menghalaunya untuk turun.
"Hei mau kemana kau !?" Teriaknya kepada ku.
Karena terlalu takut dan panik, aku langsung lari dan melompati pagar besi depan rumah kami. Aku sangat menyesal, karena tidak dapat membawa adiku juga. Maafkan ku dik...
Aku berhasil kabur dengan membawa beberapa baju dalam tas ku dan membawa beberapa uang. Lalu aku pergi ke terminal dan melihat jadwal keberangkatan kereta dan ternyata masih terdapat 1 kereta menuju Kota bernama Bogor itu
dan berakhirlah penderitaan ku di Rumah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothings Impossible
AdventureJimy adalah seorang detektif yang terkenal akan keberaniannya, suatu malam ia bermimpi akan masa lalunya. Ia berusaha melupakannya tapi ingatan itu selalu mengusiknya. Suatu hari ia mencari tahu sebuah kasus yang membuat polisi bertekuk lutut, tern...