My Savior...

144 14 2
                                    

"Lo mau sampe kapan kayak gini terus Ay?" Tanya Anne sambil memperhatikan sahabat tercintanya itu.

Sudah 2 tahun Aya seperti mayat hidup. Yang Aya lakukan hanya tidur bangun makan lalu tidur lagi bangun lagi makan lagi, begitu seterusnya. Aya bahkan sering kali membolos dan memilih diam di rumah.

"Ay! Aya! Jawab gue dong!" Anne menghela nafas berat. Raut wajahnya terlihat begitu putus asa. Cukup! Anne benar-benar sudah tidak bisa menahan amarahnya.

Anne bangkit dari duduknya dan berdiri didepan Aya. "Lo nggak kasihan sama bokap nyokap lo hah?! Lo pikir dong! Kemana otak lo yang encer itu?! Gue tau lo kecewa gara-gara cowok brengsek yang lo puja-puja itu! Tapi lo juga harus pikirin perasaan bokap nyokap lo goblog! Jangan cuma mikirin perasaan lo doang!"

Kata-kata kasar mulai keluar dari mulut Anne. Sahabatnya ini benar-benar membuat Anne heran. Hanya karena cowok bernama Alex, Axel atau siapa lah nama cowok itu Anne tidak peduli. Tapi karena cowok brengsek itu sahabatnya ini berubah 180° ah tidak, tepatnya 360°!

Anne tidak tau apa yang cowok brengsek itu lakukan. Anne hanya tau kalau cowok itu sudah tidak ada disini lagi. Itu saja.

"Kalo lo masih kayak mayat idup gini, mending gue pergi dari sini sekarang juga!" Ancam Anne, membuat Aya yang sedari tadi melamun menoleh ke arahnya.

Anne sudah sangat senang dengan gerakan Aya walaupun hanya menolehkan kepalanya. Tapi itu lebih baik bukan? dari pada Aya tidak bergerak sama sekali.

Baru saja Anne membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, Aya sudah kembali memalingkan kepalanya dan kembali menatap ke arah depan dengan pandangan kosong. Urat-urat dibagian wajah Anne terlihat mengetat. Anne benar-benar sudah muak.

"Gue pergi." Tanpa pikir panjang lagi Anne beranjak pergi keluar kamar Aya, meninggalkan Aya sendirian.

BRAK!

Anne membanting pintu kamar Aya dengan keras. Kamarnya kali ini menjadi sangat hening. Aya kini benar-benar merasa sendirian. Satu tetes air jatuh dari matanya. Detik selanjutnya beberapa tetes air menyusul diiringi dengan isak tangis yang keluar dari bibir mungilnya.

Selama beberapa menit hanya terdengar suara isakan tangis kecil Ana. Tidak ada yang berani mengganggu Aya saat ini. Bahkan Anne yang ternyata sedari tadi diam berdiri di depan pintu kamar Aya pun tidak berani untuk masuk lagi. Anne merasa sakit jika melihat sahabatnya seperti itu.

Keheningan yang sedari tadi menyelimuti kamar Aya terpecahkan oleh suara alunan piano yang sangat indah. Aya menghentikan tangisnya. Seolah terhipnotis oleh suara alunan piano itu, Aya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah balkon.

Aya membuka pintu balkon dan berjalan sampai pada pagar pembatas. Matanya mencari-cari dari mana asal suara piano itu.

Tepat di depan balkon kamar Aya, tepatnya di balkon kamar tetangga Aya. Seorang cowok tengah duduk dihadapan sebuah piano yang cukup besar. Tangannya terlihat sangat lincah menkan tuts piano dengan lembut dan akurat. Seorang wanita dewasa disamping cowok itu terlihat membalikkan kertas yang Aya yakin itu adalah sebuah partitur nada.

Aya memperhatikan cowok itu dengan teliti. Aya merasa seperti terhipnotis dan terjerat oleh pesona cowok itu. Setiap cowok itu mengalunkan nada, seakan akan sebuah melody yang terdengar sangat indah masuk kedalam gendang telinganya dan bermain di otaknya.

"My Savior..." Sebuah senyum tercetak di wajah Aya. Aya tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini. Tapi aya merasa semangat yang ada di dalam tubuhnya seolah olah bangkit begitu saja.

Aya masih terus memperhatikan cowok itu dengan senyum yang masih tercetak di wajahnya. Sampai nada yang cowok itu mainkan perlahan mulai berhenti, senyum Aya masih belum memudar.

Aya melihat cowok itu tengah memejamkan wajahnya. Dan gerakan selanjutnya cowok itu terlihat bangkit berdiri dan pergi meninggalkan piano besarnya itu dengan diikuti wanita dewasa yang tadi menemani cowok itu.

Kali ini entah mengapa, sebuah tekad muncul di benak Aya. Tekad yang akan merubah hidupnya mulai sekarang dan tidak akan kembali terbayang bayang oleh masa lalu. Masa lalu yang membuat Aya jauh dari semua orang yang Aya sayangi.
Thanks my savior....

Hai hai ini cerita pertama icha :D walau cuma baru awal awal si, tapi aku harap kalian menyukainya ;)

Jangan lupa tinggalkan komen, kritik, saran, protes kalian ya (y)
Itu akan sangat membantu :D
Thank You...

Your MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang