Audy.
Matanya masih terlihat sedikit bengkak. Tapi, auranya sudah tidak lagi menujukkan bahwa ia baru saja melewati masa-masa patah hati. Setelah mengecek matanya di cermin, Dengan semangat, Audy melangkah ke kulkas dan mengeluarkan mentimun untuk mengompres kedua matanya.
Sebuah surat yang di terimanya pagi tadi mengahapus sebagian rasa sakit di hatinya. Audy berpikir mungkin putusnya hubungan dirinya dan Rezky membawa berkah. karena kini ia menerima beasiswa untuk menjadi mahasiswi di jerman, cita-citanya sejak kecil. Sebulan lagi ia akan berangkat ke jerman dan memutuskan tidak akan kembali ke Indonesia sebelum lulus dengan hasil yang memuaskan.☆☆☆
"Dy. Dy. Audy!" Karena yang di panggil tidak menyahutinya juga, Rena menarik ponsel dari tangan Audy.
Audy menatap Rena kesal.
"Lo apa apaan sih. ganggu kesenangan gue aja. Gue lagi pamit ini ama temen-temen. Lusa gue berangkat." protes Audy dengan bibir mengerut lucu.
Rena melihat ponsel Audy sekilas lalu mengembalikannya ke si empunya.
"Lo nggak stalk sosmed Rezky lagi?" Tanya Rena dengan nada mengejek.
"Cih! Buat apa? Gak lagi la yaw..."
Audy meraih ponselnya lagi dan kembali sibuk sampai Rena memukul kepalanya.
"Aww!" Audy mengelus kepalanya.
"Lo tuh ya.. lusa lo udah harus berangakat ke Jerman sono. Mbok ya.. tinggal dulu tu hp bentar. Sini, sayang-sayangan ama gue. Cerita-cerita, curhat kek, nonton bareng kek" Rena cemberut menatap adik satu-satunya yang mau pergi ke Jerman malah asyik dengan ponselnya.
"Oooh.. jadi itu maksud lo. Ngomong dong kak. Orang dari tadi ngeliatin gue kayaknya biasa-biasa aja" Audy meletakkan ponselnya di atas meja lalu menghampiri kakaknya dan memeluk kakaknya sayang. Rena balas memeluknya.
"Kenapa sih lo baliknya kalo udah lulus aja? Gue nya kan kesepian disini." Rena mengeratkan pelukannya.
"Ya kan lo tau sendiri kak... bolak-balik jerman-indo itu bayarnya pake duit bukan daun. Mahal banged. Mending buat shopping disana."
Rena menoyor kepala adiknya lagi.
"Lo ya... masih lebih sayang ama shopping dari pada ketemu kakaknya. Dasar adik durhaka!"
"Hahaha... bercanda gue kak. Ntar gue mati kelaparan lagi di negri orang"
Keduanya terdiam dalam keadaan saling memeluk. Sibuk menyelami pikirannya masing-masing.
"Jadi, lo gak mikirin Rezky lagi?"
Audy menggeleng. Kakaknya mengangguk. "Baguslah" ucap kakaknya sedikit bergumam.☆☆☆
Ini dadakan banged. Swear!!
Ide, nama. Muncul gitu aja di otak. Mumpung lagi kepingin nulis.... hehe. Dan kelanjutan seluruh bagian cerita ini bergantung dengan para readers. Jadi, kumohon dukungannya...
Thank you....
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH
RomanceCerita cintaku seperti cerita cintamu. Bahagia, karena si doi perhatian dan sangat menyayangiku. Sedih, karena kini perhatian dan rasa sayang doi padaku sudah meluntur. Cerita cintaku ini seperti cerita cintamu. Akhirnya, kami memutuskan untuk berp...